Sebuah inspirasi telah tercetuskan
dari suatu perdiskusian yang nampak menjenuhkan, tidak mampu menghendle keadaan
dan buyar akan tujuan pengetahuan yang ingin disampaikan. Memang secara sadar
haruslah kita sadari bahwa suatu perdiskusian pada dasarnya berperan sebagai
wadah (salah satu sarana komunikasi) untuk menambah, memverifikasi dan
meligitimasi benarnya suatu wawasan pengetahuan. Entah itu hanya mencakup satu
bidang ilmu pengetahuan atau pun lebih sekali pun.
Dalam jalannya perdiskusian tentu
memiliki aturan-aturan, norma atau etika sekalipun. Entah itu aturan yang
berlaku bagi pembahasan materi yang disajikan, sang pemateri yang berperan
sebagai fasilitator, dan para peserta perdiskusian yang berperan sebagai
audiensi, yang kadang kala mampu pula berperan ganda sebagai penyanggah (pihak
kontra yang menyangkal materi yang disuguhkan) atau pun sebagai penambah (pihak
pro yang menyokong materi yang disuguhkan).
Kekontradiksian yang terjadi pun
telah menjadi warna tersendiri dalam jalannya alur perdiskusian. Karena pada
dasarnya kekontradiksian tersebut adalah suatu jalan untuk mencapai titik temu,
kultuminasi menuju sebuah keyakinan murni dan kesepakatan bersama atas benarnya
materi pembahasan. Sehingga pada akhirnya mampu menjadi sintesis yang melahirkan
suatu simpulan pemahaman materi yang diterima, dipahami dan dimengerti oleh
audiensi yang bersangkutan. Tentunya proses yang demikian terjadi tanpa ada
jotos-jotosan atau adu fisik sekalipun. Melainkan berkompetisi, bergelut dalam
dunia ideologi pemikiran yang dikemukakan melalui tutur kata pembicaraan.
Mungkin bila dianalogikan, suatu
perdiskusian ibarat sebuah kerajaan (dinasti) yang mesti kita kuasai dan
terkendali dalam jalannya sistem pemerintahan. Entah itu dalam sistem
pertahanan, penyerangan dan jalannya alur strategi menuju kejayaan. Sebuah
kemungkinan-kemungkinan besar yang akan menerpa kekuasaan pun tentu tidak lepas
dari pandangan, cengkraman dan praduga sangkaan. Entah itu suatu rintangan yang
sifatnya alamiah (natural) atau pun rintangan yang berupa perlawanan yang
dihasilkan dari bentukan pihak oposisi yang menjadi lawan. Tentu di sana pun
kita dengan penuh kesadaran dituntut untuk mampu memilih dan memilah mana yang
dikategorikan musuh dan kawan.
Jika dalam peperangan yang menjadi
kunci adalah senjata yang berfungsi untuk menyerang, tameng yang berguna untuk
bertahan dan strategi yang berfungsi untuk melancarkan aksi demi meraih
kemenangan dan kejayaan. Maka yang
menjadi kunci keberhasilan dalam perdiskusian, adalah pemahaman terhadap pembahasan
materi yang detail, prasangka terhadap timbulnya suatu pertanyaan, strategi
dalam mengontrol penyajian materi dan pemahaman yang akurat terhadap situasi
audiensi yang sedang dihadapi.
Komentar
Posting Komentar