Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2015

Nostalgia Nasyid

            Kontinuitas rutinitas perkuliahan tidak berjalan lancar sebagaimana mestinya. Diadakannya acara penutupan Pekan Santri yang bertempat di Aula Utama IAIN Tulungagung pun menjadi suatu alibi pasti yang menyebabkannya. Proses lobying antara mahasiswa dengan dosen pun tidak dapat dipungkiri akan kejadiannya, (mahasiswa bijak selalu bermusyawarah, mengambil mufakat dengan dosennya, hehe).          Gelaran karpet merah yang terhampar pun mulai mengkontruk distance antara kosong dan kepadatannya, antara keluasan dan kesempitan ruangan di dalamnya.  Koaran persuasif yang dilontarkan pun menjadi isyarat terhadap jamuan yang dipersembahkannya. Gerombolan dua kaki yang melangkah linier pun, seakan-akan tersihir untuk menuju tempat yang telah tercepaki, terdekorasi rapi, menarik perhatian lalu lalang para pejalan kaki. Tatkala memasuki halaman tempat acara tersebut, sekotak konsumsi yang ditawarkan pun tidak luput dari hidangan yang disediakannya. Meskipun sederhana demikian, s

Inspirasi Menunggu Berobat

Gerakan dua roda kendaraan yang linier pun tatkala itu menjadi pemula dari tujuan yang dimaksudkan. Deretan mobil yang tertata, tersusun rapi, nampak jelas  memadati halaman depan. Celah-celah ruang kosong diantara deretan mobil tersebut pun nampak jelas tidak akan mampu menyelipkan kendaraan yang saya kendarai. Telah menjadi kemungkinan besar bila halaman gedung instalasi tersebut tidak mampu lagi menampung padatnya kendaraan, (gumam hati kecil saya setelah melihat keadaan). Akhirnya dengan penuh kesadaran dan kesabaran saya pun harus mengarahkan alur perputaran roda kendaraan menuju halaman parkir belakang. Di sana pun nampak jelas deskripsi deretan kendaraan roda dua yang beraturan. Tanpa berlama-lama, kedua langkah kaki yang linier kompak beraturan tatkala itu menggantikan perputaran roda yang diandalkan. Relung-relung jalan yang telah dipadati kendaraan parkir pun menjadi alur jalan yang harus kembali ditelusuri. Perjalanan saya menuju ruang utama instalasi pun tidak menghabisk

Ekspedisi Malam

Aktivitas malam minggu yang belum terbayangkan, terngiang-ngiang dan terdeskripsikan kini telah menjadi torehan kenangan dalam memorian. Mengukir sejarah dalam literasi perjalanan hidup yang menakjubkan. Menambah pengalaman hidup yang perlu didokumentasikan. Tanpa basa-basi, bertele-tele dan mulek dalam alur tulisan, saya pun dengan spontan ingin terang-terang mengatakan bahwa aktivitas yang dimaksud yakni pendakian. Ya... benar suatu pendakian gunung telah saya lakukan. Gunung yang menjadi tujuan pendakian pun, selayaknya telah menjadi suatu objek wisata pendakian yang lumrah dalam isu, pencitraan pembicaraan dan pendengaran. Sehingga telah menjadi kemungkinan besar pengetahuan bahwa gunung yang dimaksud yakni gunung budeg. Prepare Menuju Tempat Tujuan             Tanpa melirik, risau dan resah akan kondisi malam yang menyelimuti keadaan. Setiap diri insan yang ingin (berniat dan berminat) ikut berpartisipasi dalam pendakian pun harus menyiapkan semua perlengkapan. Entah

Forling Ta'arufan

Suatu agenda besar di malam weekend telah terlaksanakan. Ya, betul demikian. Rasa-rasanya tidak dapat tersembunyikan dan terelakkan, bahwa pada malam minggu (03/10) suasana diri pribadi tidak lagi terselimuti rona rutinitas seperti biasanya. Pasalnya, pada malam itu suatu agenda besar yang telah terjadwalkan harus menghanyutkan diri saya menuju muara tempat yang telah ditentukan. (*demi mengikuti pergaulan wawasan pengetahuan. Meskipun tatkala itu saya datangnya telat, hehe). Yang lebih tepatnya lagi, yakni agenda Forling (Forum Keliling) HMJ FA (Himpunan Mahasiswa Jurusan Filsafat Agama) yang diikuti oleh Mahasiswa jurusan FA dan KPI (Komunikasi Penyiaran Islam), (*jurusan KPI merupakan salah satu jurusan yang terkategorikan baru, dalam Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah). Tema dan tujuan yang diusung pada acara Forling kali ini pun berasaskan pada tali silaturahmi demi menjalin keakraban dalam kekeluargaan. Atau mungkin yang lebih tepatnya lagi, yakni acara Forling kali ini seb

Inspirasi Setumpuk Tugas

Tatkala setumpuk tugas mulai antri menghampiri diri, dengan serentak tuntutan akan beban, tanggungjawab dan kepercayaan pun mulai merongrong rutinitas yang dijalani. Dengan sadar, diri ini pun harus segera memiliki manajemen waktu dan proporsi keprofesionalan dalam menuntaskan setumpuk tugas yang telah antri menanti. Mengingat dan mempertimbangkan hal yang demikian, rasa-rasanya diri ini pun harus bersikap fokus dan loyal terhadap apa yang sedang dijalani. Meskipun pada awalnya tidak pernah terbayangkan, entah sejauh mana kefokusan dan keloyalan yang saya miliki. Namun yang saya ketahui selama ini adalah standarisasi, batasan kemampuan yang saya miliki. Mengingat dan mempertimbangkan hal yang demikian, rasa-rasanya diri ini pun tidaklah pantas bila harus terus mengumbar keadaan diri dalam ketidak jelasan, membiarkan diri terus terjamah oleh rasa malas yang menghanyutkan, dan menaruh perhatian besar pada hal yang tidak begitu dipentingkan. Sehingga dengan sadar, diri ini pun harus

Celotehan Tentang Perdiskusian

Sebuah inspirasi telah tercetuskan dari suatu perdiskusian yang nampak menjenuhkan, tidak mampu menghendle keadaan dan buyar akan tujuan pengetahuan yang ingin disampaikan. Memang secara sadar haruslah kita sadari bahwa suatu perdiskusian pada dasarnya berperan sebagai wadah (salah satu sarana komunikasi) untuk menambah, memverifikasi dan meligitimasi benarnya suatu wawasan pengetahuan. Entah itu hanya mencakup satu bidang ilmu pengetahuan atau pun lebih sekali pun. Dalam jalannya perdiskusian tentu memiliki aturan-aturan, norma atau etika sekalipun. Entah itu aturan yang berlaku bagi pembahasan materi yang disajikan, sang pemateri yang berperan sebagai fasilitator, dan para peserta perdiskusian yang berperan sebagai audiensi, yang kadang kala mampu pula berperan ganda sebagai penyanggah (pihak kontra yang menyangkal materi yang disuguhkan) atau pun sebagai penambah (pihak pro yang menyokong materi yang disuguhkan). Kekontradiksian yang terjadi pun telah menjadi warna tersendiri d

Jam Perkuliahan Masuk Siang

Perombakan jadwal kuliah yang optimal dan general, menyebabkan jadwal perkuliahan jurusan Filsafat Agama disemester lima ini sangat perlu diperhatikan dan dikawatirkan. Pasalnya hampir semua jam perkuliahan dimulai dari jam ke-4 sampai jam ke-6 (yang lebih tepatnya kurang lebih pukul 13: 00-17: 30 WIB). Secara sadar memang keadaan yang demikian memiliki dua sisi yang kontradiksi saling berbenturan. Disatu sisi tentu yang demikian menjadi suatu keuntungan (bagi mereka yang sibuk akan masalah pekerjaan, atau mereka yang suka bangun kesiangan. Et...dah salah maksudnya bangun agak siang), hehe. Sedangkan disisi yang lain, hal yang demikian adalah rintangan diluar kebiasaan. Apalagi kalau memperhitungkan jarak tempuh antara tempat tinggal dan kampus tempat perkuliahan, (tapi hal ini berlaku bagi mereka yang jarak rumahnya jauh, atau pulang pergi menuju kampus tempat perkuliahan). Kalau ane sih enggak, heu... heu... heu. Terik mentari disiang hari yang menyengat, kini menjadi kawan setia

Dinner Bersama Menikmati Olahan Jatah Daging Qurban

Tatkala waktu qurban sedang hangat-hangatnya membumi, setiap insan pun dengan sigap, siap menanti jatah daging yang akan menghampiri diri. Kuantitas dan kualitas daging yang diberikan (diterima), tidak menjadi problem serius yang perlu digeluti dan ditekuni. Karena mereka para musytahiq (yang menerima jatah) telah positif thinking dengan keputusan yang telah dikehendaki oleh mereka yang mengurusi. Keabstraksian dalam kuantitas pembagian pun tidaklah menjadi beban yang fokus disiasati. Karena secara sederhananya besar-kecil, banyak-sedikit jatah daging qurban yang akan diberi, haruslah disukuri dan dinikmati. Bukan malah dijadikan sarana untuk dicaci, digunjing dan tajasussi. Begitu pun dengan jenis daging hewan yang tidak perlu dipermasalahi. Entah itu daging kambing, kerbau atau pun sapi. Yang pasti jenis hewan yang dijadikan qurban adalah hewan yang halal, yang dianjurkan oleh Syar’i. Dan telah memenuhi klasifikasi syarat dan rukun yang harus dipenuhi. Kemudian pembicaraan p

Inspirasi Qurban

Aktivitas yang telah terjadi dihari raya dan pasca hari raya masih terngiang jelas dalam benak pikiran saya. Hal yang demikian pun telah menstimulus jari-jemari saya yang kaku untuk bergerak secara dinamis, efektif dan efisien. Berusaha untuk mengabadikannya dalam sebuah karya tulisan yang penuh dengan kekurangan. Selain itu, di sini saya juga berusaha memangkas rasa malas yang kian lama semakin mengganas. Berusaha menundukan ego malas berpikir yang semakin bringas.   Seakan-akan diguyur hujan dalam kekeringan. Mungkin kata itulah yang dapat mewakili keadaan yang telah terjadi di nuansa Ied al-Adha yang masih hangat, nyata menyelimuti keadaan. Relung-relung permukaan bumi yang gersang dan tandus seakan-akan bersorak riang, tatkala rintik air hujan mulai membasahi permukaan. Makhluk hidup yang nampak kering kerontang, akibat keadaan miskin yang telah lama menjadi kawan. Akhirnya mereka pun merasa senang dan tenang, tatkala do’a-do’anya telah dikabulkan. Hal yang demikian nampak jelas

Memahami Spesifikasi Dalam Keilmuan

Ekspansi dan eksplorasi ilmu pengetahuan yang terus-menerus maju dan berkembang menjadikan masing-masing wilayah berusaha melabeli, mengakui dan mengakomodir setiap ilmu yang muncul dari wilayahnya. Wilayah barat (diwakili Yunani) dan timur (diwakili Arab-Islam) pun seakan-akan disimbolkan menjadi oposisi sejati dalam memunculkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Proses yang demikian pun dapat diketahui, dipelajari dari realita histori dan literatur-literatur yang telah menjadi saksi bisu abadi.   Tidak hanya demikian, perbedaan yang nampak mendasar pun dapat dilihat dan diketahui dari bagaimana paradigma berpikir yang digunakan. Menurut Al-Jabiri dalam salah satu karyanya yang berjudul Bunyah al-aql al-Arabi , yang dikutip oleh A. Khudori Sholeh dalam karyanya yang berjudul Wacana Baru Filsafat Islam dikemukakan bahwa dalam pola pikir Arab-Islam, pijakan utama adalah kata atau bahasa, sementara pikir Yunani berpijak pada makna dan logika, (A. Khudori Soleh : 2012). Spesifikasi

Celotehan Tentang Mudik

Barangkali istilah ‘mudik’ telah menjadi suatu yang lumrah, tatkala perayaan hari besar dalam agama kian mendekati. Barangkali aktivitas ‘mudik’ telah menjadi tradisi yang menghegemoni, tatkala yang demikian terus dijalani. Semua persiapan pun tentu telah terencanakan dan tersusun rapi. Entah itu parsial atau kolektif yang menjalani. Tapi yang pasti telah menjadi suatu kemungkinan besar, bila tepat pada hari raya tersebut keluarga besar berkumpul untuk berbagi dan bersilaturahmi. Entah itu dilengkapi dengan sisipan materi yang sifatnya mengenyangi atau pun sisipan materi yang menutup suatu hal yang diingini. Barangkali istilah ‘cuti’ telah menjadi suatu kepermisifan yang diakui, tatkala semua rutinitas yang dijalani harus sementara ditinggal berhenti. Entah itu rutinitas yang terkategori menguras energi atau pun fisik, materi. Entah itu rutinitas jangka pendek yang hasilnya dengan mudah bisa langsung dinikmati atau pun rutinitas jangka panjang yang hasilnya harus sabar dinanti untuk

Perjalanan Pulang Selepas Pelatihan Epistem

Gerak linier enam roda suatu kendaraan yang menyisir relung koridor perjalanan menjadi tanda telah usainya camp pelatihan. Setiap materil (fisik) yang nampak statis (rigorous) tatkala itu nampak menjadi dinamis, harmonis dan realistis. Kecuali tumpukan tas, sandal dan sebuah terval yang menjadi alas tempat duduk, masih tetap dalam kerigorousannya. Hembusan angin yang fluktuatif dan menyejukkan menjadi penghias disepanjang perjalanan. Langit biru yang menjadi atap pun tatkala itu menjadi kawan setia dalam perjalanan. Keadaan terik panas mentari pun seakan-akan sirna, tersembunyikan dalam keadaan yang teralihkan. Gemuruh kenadraan yang ada disekitar pun menjadi musik pengiring perjalanan. Raut muka (mimik) yang menganalogikan kelelahan pun mulai terenggut, tercerabut dengan perbincangan dan guyonan yang membalut keadaan. Tanpa sungkan dan memperhatikan asas kemaluan, ekspresi tawa yang menyimbolkan kegirangan pun tumpah menghiasi keadaan. Dalam keadaan ramai yang demikian, diri saya p

Generasi Hari Ini Adalah Pemimpin Hari Esok

Iftitah Dalam dunia pendidikan mungkin term “ospek” sudah tidak asing lagi bila terngiang ditelinga, khususnya bagi para akademisi. Pasalnya term ini sering kali dikorelasikan, digembor-gemborkan dan direalisasikan tatkala tahun ajar baru datang menghampiri. Bersesuaian dengan hal tersebut, kegiatan ospek pun menjadi suatu agenda yang lumrah dan memberi warna tersendiri dalam dunia pendidikan. Entah itu dalam dunia pendidikan tingkat SLTP, SLTA ataupun ketika kita memasuki jenjang dunia perkuliahan diperguruan tinggi sekalipun. Tidak hanya demikian, dalam suatu framework pelaksanaan kegiatan ospek pun terkadang dapat dikategorikan sebagai agenda yang kontradiksi, disebabkan karena memiliki dua sisi. Disatu sisi kegiatan ini merupakan suatu agenda yang besifat mutualis simbiosis (keadaan yang saling memberi keuntungan). Pasalnya tatkala kegiatan ospek menjelang berlangsung banyak ranah yang tersentuh. Entah itu ekonomi, sosial, kebudayaan, agama dan politik sekalipun. Tapi meski

Makan Siang Bersama yang Tidak Direncanakan

Rencana Tuhan memang indah. Demikianlah bisikan kata sanubari yang pernah menghujam, menyelimuti diri. Tanpa direncanakan sesuatu hal yang mengena pun terjadi menerpa diri. Tanpa direncanakan suatu momen pertemuan pun terjadi menghibur diri. Tanpa direncanakan kondisi kebersamaan pun menjadi fokus agenda yang menghiasi. Tanpa direncanakan agenda makan siang bersama pun dikehendaki. Tidak sedikit pun terbesit niat dalam hati (gumam saya). Tatkala itu diri pun tidak mampu menebak apa yang akan terjadi. Entah itu sedetik, semenit, sejam, sehari, seminggu, sebulan, setahun dan panjang kadar selanjutnya. Tatkala itu yang terbesit dalam hati saya pribadi (adanya niat yang tercanangkan) hanyalah bermaksud untuk mengembalikan buku rekening yang isinya telah dikuras. Beberapa jam sebelum berjumpa dengan mereka yang bersangkutan, saya pun dengan sigap dan berterus terang terlebih dahulu menghubungi koordinator angkatan, (seorang teman yang dianggap lebih mengayomi, memahami dan mengerti aka