Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2016

Puisiku

Ambiguitas Ku goreskan isyarat kasih dalam makna ambigu Meski sedikit percik yang menjalar qalbu Ku raba-raba pemahaman buntu Memilah makna satu, dirimu Ku kerahkan seluruh perhatianku Ku fokuskan seluruh waktuku Tuk dambakan bermuajahah denganmu Bukankah diantara kita telah saling menahu? Berta’aruf, dalam isyarat qalbu Bukankah diantara kita telah menaruh kepercayaan? Bertafahum, dalam seribu harapan Amnesiakah? Dirimu, Saat kucumbu dengan pena Ku dekap, Ku torehkan makna personal yang kaku Khumaira Wahai Khumaira, Begitu rutin, engkau menebar pesona Menjerat goresan pena, pujangga Merekah, manis menghias pipi dua Sumringah... Menyimpul erat, penuh rahasia Menguat misteri, beribu tanya Mencuat makna tak masuk logika Gerangan, apa yang hendak kau tunjjukkan, Isyaratkah? Gerangan, apa yang hendak kau maksudkan, Percikankah? Wahai seserpih harapan, Begitu rutin, engkau menatap wajahku Tak bosankah? Waha