Langsung ke konten utama

Celotehan Tentang Mudik

Barangkali istilah ‘mudik’ telah menjadi suatu yang lumrah, tatkala perayaan hari besar dalam agama kian mendekati. Barangkali aktivitas ‘mudik’ telah menjadi tradisi yang menghegemoni, tatkala yang demikian terus dijalani. Semua persiapan pun tentu telah terencanakan dan tersusun rapi. Entah itu parsial atau kolektif yang menjalani. Tapi yang pasti telah menjadi suatu kemungkinan besar, bila tepat pada hari raya tersebut keluarga besar berkumpul untuk berbagi dan bersilaturahmi. Entah itu dilengkapi dengan sisipan materi yang sifatnya mengenyangi atau pun sisipan materi yang menutup suatu hal yang diingini.
Barangkali istilah ‘cuti’ telah menjadi suatu kepermisifan yang diakui, tatkala semua rutinitas yang dijalani harus sementara ditinggal berhenti. Entah itu rutinitas yang terkategori menguras energi atau pun fisik, materi. Entah itu rutinitas jangka pendek yang hasilnya dengan mudah bisa langsung dinikmati atau pun rutinitas jangka panjang yang hasilnya harus sabar dinanti untuk dinikmati. Tapi yang pasti telah menjadi suatu kemungkinan besar dan kesepakatan, bila tepat pada hari raya tersebut semua rutinitas harus libur, terhenti.
Semua hal yang demikian memang secara sadar haruslah diakui (baik secara parsial atau pun kolektif), adalah salah satu jalan, sarana atau pun wadah untuk melestarikan hubungan baik antara sesama umat yang beragama. Salah satu jalan untuk mengkonstruk kerukunan, kedamaian dan kesejahteraan dalam beragama. Meskipun pada realitanya masih ada aktivitas sikut-sikutan, sikut kiri, sikut kanan yang perlu diperhatikan.  
Selain memiliki hikmah (pelajar pengalaman hidup yang bersifat parsial, privasi), setidaknya dengan mentradisi dan melestarinya aktivitas ‘mudik’ tersebut ada beberapa keuntungan yang bersifat mutualis simbiosis (keadaan yang saling memberi keuntungan). Entah itu dalam ranah ekonomi, sosial atau pun kebudayaan sekalipun.

Misalnya saja dalam ranah sosial. Di satu sisi dengan adanya aktivitas ‘mudik’ tersebut tentu sangatlah mencerminkan dan medeskripsikan bahwa peran orang tua, keluarga, kerabat, sanak famili dan lain sebagainya memiliki peran penting (sentral) terhadap eksistensi diri kita. Sedangkan di sisi yang lain, kita sangatlah membutuhkan dan memprimerkan kehadiran mereka. Entah itu karena kasih sayang, perhatian, perlindungan, rangkulan, dorongan dan tindakan lain yang sering mereka persembahkan.           

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ngabdi Ka Lemah Cai

Rumpaka 17 Pupuh Pupuh téh nyaéta wangun puisi lisan tradisional Sunda (atawa, mun di Jawa mah katelah ogé kungaran macapat). anu tangtuna ngagaduhan pola (jumlah engang jeung sora) dina tiap-tiap kalimahna. Nalika balarea tacan pati wanoh kana wangun puisi/sastra modérn, pupuh ilaharna sok dipaké dina ngawangun wawacan atawa dangding, anu luyu jeung watek masing-masing pupuh. Dimana sifat pupuhna osok dijadikeun salah sahiji panggon atanapi sarana pikeun ngawakilan kaayaan, kajadian anu keur dicaritakeun. Teras ku naon disebat rumpaka 17 pupuh?, alasanna di sebat rumpaka 17 pupuh nyaeta kusabab pupuh dibagi jadi sababaraha bagian anu luyu atanapi salaras sareng kaayaan (kajadian) dina kahirupan.   Yang dimaksud ialah Pupuh yaitu berupa puisi/sastra lisan tradisional sunda (atau kalau di Jawa dikenal dengan macapat) yang mempunyai aturan yang pasti (jumlah baris dan vokal/nada) kalimatnya. Ketika belum mengenal bentuk puisi/sastra modern, pupuh biasanya digunakan dalam a...

Make a Deal

Gambar: Dokumentasi Pribadi saat bertamu di kediaman mas Novel Jauh sebelum bedah buku Tongkat Mbah Kakung digemakan sebenarnya secara pribadi saya berinisitif hendak mengundang mas Novel ke SPK Tulungagung. Inisiatif itu muncul tatkala saya mengamati bagaimana himmah dan ghirah literasi dalam dirinya yang kian meggeliat. Terlebih lagi, 2 tahun belakangan ia berhasil melahirkan dua buku solo: Tongkat Mbah Kakung: Catatan Lockdown dan Teman Ngopi (Ngolah Pikir) . Dua buku solo yang lahir dibidani oleh Nyalanesia.  Apa itu Nyalanesia? Nyalanesia merupakan star up yang fokus bergerak dalam pengembangan program literasi di sekolah secara nasional. Karena ruang lingkupnya nasional maka semua jenjang satuan pendidikan dapat mengikuti Nyalanesia. Hanya itu? Tidak. Dalam prosesnya tim Nyalanesia tidak hanya fokus memberikan pelatihan, sertifikasi kompetensi dan akses pada program yang prover,  melainkan juga memfasilitasi siswa dan guru untuk menerbitkan buku.  Konsepnya ya mem...

Deskripsi dihari Wisuda

                   Acara wisuda II IAIN Tulungagung, akhirnya telah diselenggarakan pada hari kemarin, yang lebih tepatnya pada hari Sabtu, (05/9) pagi-siang. Tempat tamu yang telah tersedia dan tertata rapi pun akhirnya mulai dipadati oleh para calon wisudawan, wisudawati dan para tamu undangan.           Acara yang telah teragendakan jauh-jauh hari oleh kampus tersebut pun Alhamdulillah berjalan dengan baik dan khidmat, (husnudzon saya). Pasalnya hal yang demikian dapat dilihat, dipahami dan dicermati dari jalannya acara tersebut yang tidak molor (memerlukan banyak waktu).        Hari itu telah menjadi saksi bisu sejarah kehidupan (baik parsial/kolektif) yang menegaskan adanya sesuatu hal yang istimewa, penting dan berharga. Tentu saja semua itu dipandang dari framework umat manusia yang lumrah.     ...