Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2023

The Secret of Creation

Dokpri Ilustrasi Pembuatan Surat Pernyataan  Sebelum jauh melahap pembahasan, tampaknya harus ditegaskan di muka bahwa tulisan ini melanjutkan postingan sebelumnya yang berjudul Motivasi Komunal . Untuk mendapatkan alur pembahasan yang runtut, saran saya, silakan baca postingan sebelumnya.  ***** Membuat surat pernyataan adalah tahapan yang kedua. Setelah seluruh anggota baru mengenal sosok founder komunitas yang diproyeksikan sebagai role model, tahapan yang wajib dilakukan berikutnya adalah membuat surat pernyataan. Mengapa harus surat pernyataan? Bukan surat kerjasama, kontrak, keterangan atau lain sebagainya. Sebab surat pernyataan tersebut dibuat dalam rangka memancangkan tekad dan memotivasi diri. Untuk yang kesekian kalinya, kita bersentuhan lagi dengan kekuatan kata yang menjadi marwah dalam mengontrol aksi secara disiplin. Disiplin yang terkondisikan lebih tepatnya. Meski pada kenyataannya dengan tegas harus digarisbawahi, bahwa pola pengondisian menulis surat pernyataan ters

Motivasi Komunal

  Gambar Unduhan Akun Facebook Bintang Pustaka Dalam tulisan sebelumnya yang berjudul Motivasi Menulis saya menyebutkan bahwa pola aktivasi motivasi menulis dimulai dari menata mindset. Menta mindset: membulatkan niat-tekad, membuat kalimat penggugah diri, dan kekuatan kata menjadi racun yang akan menjangkiti cara berpikir untuk berkarya secara konsistensi. Pola aktivasi personal yang terkondisikan sedemikian rupa.  Pola pengondisian tersebut saya kira lumrah terjadi di kalangan khalayak ramai. Sehingga dapat dipandang sebagai sistem kerja yang biasa-biasa saja. Sistem kerja yang dapat diproyeksikan oleh setiap orang yang mau melakukannya. Mengapa demikian? Sebab cara kerjanya persis seperti mesin ATM. ATM yang dimaksud dalam konteks ini tentu bukan akronim dari anjungan tunai mandiri. Istilah yang melekat pada sirkulasi pengelolaan keuangan di bank, melainkan amati, tiru dan modifikasi.  Berlambar pada kenyataan itu, di lain sisi, maka sangat dimungkinkan motivasi menulis muncul dari

Di Persimpangan Kopdar

Dokpri ilustrasi titian jalan menuju Kopdar  Mengatrol waktu di hilir mudik kesibukan melihat, menata dan memastikan kalender yang tertempel di dinding berkali-kali diberondong pertanyaan terakhir, tinta merah menodai penanggalan  lingkaran terpampang jelas menandakan  Ada rencana yang disembunyikan ada maksud yang memeluk tuntas tertunaikan ada hasrat nan kian membuncah tidak karuan seiring waktu yang terus berjalan Tersengal-sengal napas ini dalam persimpangan sedang kata "nanti" sibuk membual sembari menyodorkan sogokan ia sangat berapi-api menjegal berhamburnya kata "tidak" tamu yang tidak pernah diinginkan  Kata segera, segera dan segera terus berkelindanan menggelayut di kepala menggandeng rasa penasaran pun melibatkan ketidaksabaran  menjadi hantu bergentayangan di paruh waktu namun tak cukup menyeramkan  ia datang mengabaikan keadaan Rasa-rasanya ini melampui kewajaran bak matahari merindukan pungguk bulan di siang bolong, sore penuh keromantisan dan syahdun

Jaringan Penulis

Dokpri Kopdar RVL di BBPPMM Yogyakarta  Salah satu berkah menjadi seorang penulis adalah bertambahnya relasi pertemanan. Dalam konteks ini saya ingin menyebutnya dengan istilah jaringan penulis. Relasi yang tumbuh kembang di luar apa yang kita ekspektasikan. Mungkin ada benarnya, tatkala seorang penulis berusaha melahirkan suatu karya tidak--eksplisit memikirkan--bertujuan dan terlalu fokus untuk membangun hubungan yang intens antara dirinya dengan pembaca. Terlebih-lebih tatkala topik tulisan yang diwacanakan fokus menyampaikan gagasan; epistemologi pengetahuan atau bahkan diseminasi hasil riset yang rigorius.  Mungkin secara saksama kita mafhum, utamanya sebagai penulis, di satu sisi ada pula upaya membangun komunikasi interaktif antara penulis dan pembaca. Hal itu digencarkan sebagai upaya membangun relasi emosional, frekuensi pemikiran dan pandangan. Saya kira hal itu berlaku dalam segala bentuk genre karya tulis. Meski kemudian karya tulis yang bergenre fiksi akan begitu kental da

Berbuat Baiklah Sekecil Apa pun

Dokpri Penyampaian Amanat Upacara Bendera  "Janganlah pernah kamu meremehkan satu amal kebaikan sekecil apa pun! Walau hanya dengan tersenyum ketika bertemu dengan saudaramu", HR. Muslim (2626) Senin (18/9/2023) pagi Ustadzah Yuli (sapaan akrab dari ustadzah Yuliana Yusuf, S. Pd.) tampil sebagai pembina upacara bendera. Beliau merupakan wakil kepala sekolah bidang kurikulum sekaligus wali kelas kelas 4. Dalam kesempatan ini beliau menyampaikan amanat dengan topik Berbuat Baiklah Sekecil Apa pun . Menurut beliau, kebaikan yang besar dalam diri setiap orang sejatinya bermula dari kebaikan-kebaikan kecil yang senantiasa dilakukan setiap pagi. Sebab pada dasarnya kebaikan yang besar akan terwujud manakala diri terbiasa berbuat baik. Kebaikan itu diibaratkan anak tangga yang kian tinggi apabila terus ditapaki secara istikamah. Mengapa dianalogikan demikian? Sebab setiap manusia cenderung lebih mudah melakukan sesuatu hal atau tindakan yang kecil dan ringan daripada langsung menger

Siswi SDIT Baitul Qur'an Kembali Juara

Dokpri Flyer Ucapan Selamat untuk Ananda Shaquilla  Alhamdulillah, SDIT Baitul Qur'an kembali mengharum setelah ananda Shaquila As-Syifa menyambet juara harapan 3 lomba Mathmaster Competition 2023 tingkat kabupaten Tulungagung. Capaian ini tentu menambah prestasi lembaga di tahun kepemimpinan baru.  Perlu diketahui saksama, Ananda Shaquila merupakan siswi kelas 6. Selain berprestasi di kelas secara umum, ia juga hobi menekuni dunia matematika. Hal itu dibuktikan dengan aktif mengikuti kelas ekstra MIPA yang diselenggarakan setiap hari Sabtu di sekolah. Mathmaster merupakan salah satu lembaga bimbingan belajar (LBB) yang fokus menekuni materi matematika. Tepatnya lembaga ini mewujud sebagai klinik matematika untuk semua kalangan. Utamanya pada jenjang sekolah dasar sampai dengan sekolah menengah atas. Dengan mengusung lima standar  proses, yakni pemecahan masalah, pemahaman dan bukti, komunikasi, hubungan dan penyajian, Mathmaster menawarkan inovasi dan kreativitas dalam mempelajari

Menimbang Media Komunikasi Pembelajaran

Dokpri Buku Media Komunikasi Karya Mas Feri Melompat dari fokus pembahasan Ngaji Literasi edisi sebelumnya--yang gayeng mendiskusikan buku bertemakan refleksi-- pada edisi 7 kita berusaha mencecap hiruk-pikuk dunia pendidikan. Tepatnya, buku Guru Penggerak Media Komunikasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (2021) karya Mas Feri Fadli menjadi teras satu kamar dari ribuan objek pembahasan yang diwacanakan dalam dunia pendidikan.  Media komunikasi pembelajaran di era yang serba mutakhir menjadi kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh setiap insan yang bertitel pendidik. Utamanya ia mendapuk peran versi terbarukan: Guru Penggerak. Satu identitas baru yang kemudian mendikotomikan kemapanan profesi guru yang telah lama mendarah daging. Meski kemudian identitas itu mulai disanksikan kembali eksistensinya seiring dengan pergantian Kemendikbudristek setelah 5 tahun sekali.  Statemen yang menggiring pertanyaan: Apakah perbedaan mendasar antara keduanya? Pertanyaan mendasar yang muncul setel

Menuju Khidmah Kepada Sesama

Dokpri Cover Buku Khidmah Kepada Sesama  Cinta adalah bahasa kalbu yang dapat diterima secara universal. Bahasa yang tidak terikat oleh perbedaan suku, bangsa, bahasa, ras atau pun agama. Bahkan melampaui perbedaan bentuk fisik sekali pun. Cinta itu pula yang menjadi fondasi utama dalam merajut harmonisasi di antara kemajemukan yang ada.  Kemajemukan masyarakat, dalam konteks ini lebih tepatnya person, adalah fakta yang harus kita terima dengan sikap bijaksana. Perbedaan-perbedaan yang kita temukan dalam realitas kehidupan sehari-hari pada dasarnya merupakan anugerah Tuhan yang Mahakuasa. Yakinlah, Tuhan menciptakan kemajemukan itu bukan tanpa alasan yang tak berlogika. Akan tetapi penciptaan kemajemukan tersebut determinasi multi makna: dapat diartikan sebagai ladang amal ibadah, ujian sekaligus ajang pendewasaan diri manusia.  Manusia itulah yang kemudian menentukan bagaimana sikap, pilihan dan keputusan yang harus digenggam sebagai prinsip dasar dalam menjalani kehidupan. Apakah ia

Motivasi Menulis

Dokpri Ilustrasi Amunisi Penulis Tidak hanya berkorelasi erat dengan gaya tulisan yang menjadi identitas penulis kawakan, pada kenyataannya kekuatan kata juga sangat penting bagi penulis amatir ataupun pemula. Apa bedanya penulis amatir dan pemula? Perbedaan mendasar di antara keduanya yakni terletak pada produktivitas karya, jam terbang dan mentalitas serta kesungguhan diri.  Penulis amatir umumnya menulis suka-suka. Tidak terikat kurun waktu dan skala. Jika mood-nya sedang baik baru ia berjimbaku merangkai kata. Meski intensitas menulisnya dapat dihitung dengan jari. Atau bahkan aktivitas menulis yang dilakukan bersifat kambuhan. Kadang intensif kadang tidak. Di saat kambuhan inilah penanya menjadi tumpul dan jauh dari genggamannya.  Semangat menulis dalam dirinya bagaikan gelombang ombak, fluktuatif. Sangat dimungkinkan, hal ini terjadi karena tidak adanya--belum tumbuhnya--kesadaran bahwa menulis sama wajibnya dengan membaca. Sehingga tidak adanya keseimbangan di antara dua budaya

The Power of Word

Dokpri mercendise SPK Tulungagung  Pada paragraf ketiga tulisan sebelumnya: Menerobos Keterbatasan (10/9/2023), saya sempat menegaskan sumpah sebagai modal utama transformasi diri. Tentu bukan sumpah serapah menggila dan anarkis yang dimaksud, melainkan sumpah yang berorientasi pada kebaikan. Baik itu kebaikan bagi diri secara personal atau pun lingkungan sekitar.  Sebagaimana kita pahami bersama, secara harfiah sumpah bermakna pernyataan kesaksian kepada Tuhan; pernyataan yang menegaskan kebenaran atas sesuatu terhadap orang lain; janji atau ikrar yang teguh. Sumpah pada umumnya diucapkan sebagai bentuk penegasan atas kebenaran dan kesungguhan terhadap segala sesuatu. Entah itu perkataan, tindakan, kesaksian dan lain sebagainya.  Meski begitu kekuatan sumpah sejatinya bukan terletak pada keindahan pernyataan yang ditegaskan. Bukan pula soal lantang landainya intonasi suara orang yang bersangkutan, melainkan tergantung pada kalimat yang ditegaskan. Ya, kalimat yang menghimpun rangkaia

Menerobos Keterbatasan

  Dokpri Buku Antologi Belajar Kehidupan Dari Sosok Manusia Inspiratif  "Mari kita gunakan waktu--nikmat kesempatan--yang ada untuk menata hidup yang berkualitas", Dr. Khozin, M. Pd. Melanjutkan pembahasan tentang buku antologi Belajar Kehidupan Dari Sosok Manusia Inspiratif karya Sahabat Pena Kita (2018). Buku yang dieditori oleh Mas Syahrul--meminjam panggilan Prof. Naim--ini berisikan 38 catatan reflektif dari ragam sosok yang menginspirasi masing-masing para penulisnya. Jumlah itu dikelompokan menjadi empat bab utama: Belajar cinta dari sosok ibu, belajar ketangguhan dari sosok ayah dan belajar keteladanan dari sosok guru serta merengkuh inspirasi dari sosok penebar manfaat.  Pembagian bab tersebut saya kira merujuk pada konteks tulisan itu dibuat. Kepada siapa sang penulis menaruh role model yang menginspirasi sepanjang alur kehidupannya. Mas Syahrul dalam kata pengantarnya menegaskan, bahwa terkadang inspirasi kerap muncul dan dinisbatkan kepada mereka yang dipandang b

Hikmah Cenderamata Buku

Dokpri Buku Belajar Kehidupan Dari Sosok Manusia Inspiratif  Belajar Kehidupan Dari Sosok Manusia Inspiratif, adalah salah satu dari sekian buku yang sedang saya baca. Buku terbitan Sahabat Pena Kita tahun 2018 ini Prof. Naim hadiahkan tatkala saya dan bang Woks sowan ke kediaman beliau di perumahan Permadani, Bago. Memang telah menjadi budaya, tatkala bertamu ke rumah Prof. Naim, beliau senantiasa memberikan  cenderamata berupa buku. Saya kira hal yang sama juga berlaku untuk orang lain. Siapa pun itu yang bertamu. Cenderamata berupa buku ini bagi saya memiliki nilai yang sangat berharga dibandingkan materi lain. Keberhargaan itu tentu saja ditinjau dari ruang lingkup manfaat yang akan dituai oleh pelakunya. Mungkin benar, cenderamata dalam bentuk materiil lain dapat dinikmati secara instan guna membungkam dahaga, namun itu sifatnya sesaat. Lekas pudar dan nihil akan jejak yang benar-benar mengena. Mengena dalam arti menginjeksi transformasi diri.  Berbeda halnya dengan buku, melalui

Mendulang Hikmah dari Buku Cengker Ramadhan (Part 1)

Dokpri Flyer Ngaji Literasi edisi ke-10  Adalah buku Cengker Ramadhan yang menjadi bahan perdiskusian Ngaji Literasi edisi ke-10. Buku solo bang Woks (baca: sapaan Woko Utoro) ini ditulis dalam rangka menerjemahkan renungan harian Ndan Agus (baca: sapaan akrab untuk Imam Agus Taufiq) selama bulan Ramadan 2022. Alhasil   posisinya harus ditegaskan di muka, bang Woks sebagai pensyarah dan Ndan Agus mendapuk tugas sebagai perenung.  Menyoal buku Cengker Ramadhan yang terbit 2022, hemat saya, terdapat beberapa poin menarik yang melingkupi buku minimalis tersebut. Kenapa disebut minimalis? Karena memang buku ini berjumlah 70 lembar termasuk sampul. Poin yang menarik untuk diulas di antaranya, yakni tentang kronik penerbitan, isi dan semangat yang diusung dalam buku tersebut. Kronik Penerbitan yang Tertunda Ada cerita menarik di balik tercetaknya buku ini. Secara fisik, buku solo tersebut dicetak mandiri. Mandiri karena memang penulisnya berusaha mengambil posisi anti mainstream. Tidak ingin