Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2024

Wajah Teduh Awal Ramadan

Dokpri pamflet ucapan selamat menunaikan Ramadan SPK Tulungagung  Ada begitu banyak wajah teduh menyambut awal Ramadan di makro dan mikro kosmos. Dari sekian banyak wajah itu di antaranya: pertama, wajah alam begitu bahagia. Alam tidak begitu pandai menyembunyikan rona kebahagiaan menyambut dekapan bulan mulia yang penuh berkah. Bulan suci Ramadan yang dirindukan umat Islam di seluruh dunia kini telah tiba. Saking meluapnya kebahagiaan alam, kebahagiaan itu kita saksikan bersama dalam bentuk rintik hujan yang tiada putus.   Apa buktinya? Minggu (10/04/2024) adalah hari panjang dari titian setiap inci kebahagiaan itu dilimpahkan dan diekspresikan alam dengan begitu cakap. Kendati manusia tak pernah pandai menafsirkan (memahami; mencercap) kebahagiaan itu dengan baik. Alhasil, yang tersisa dalam benaknya hanya keluh kesah semerawut yang berjubel di mulut. Kian lama, hanya bicara soal emosi yang tersulut. Bukan syukur yang terpanjat, justru bibir mencucu dan wajah yang kian kusut. Semoga

Menuju Kota Apel

Dokpri Gambar Isi Koper Pakaian Pribadi Malam sebelum keberangkatan tiba. Saya berusaha prepare pakaian secukupnya. Dalam benak, saya bergumam: " Empat potong pakaian (4 baju dan celana) formal cukup kiranya untuk empat hari. Selebihnya, di saat santai atau hendak tidur,  membawa dua kaos dan sebuah sarung sangatlah cukup ". Urusan pakaian pengganti memang saya agak sedikit ribet. Takut kuranglah, takut tidak pantas dan lain sebagainya. Selalu ada alasan yang menjulang tinggi dan mengitari benteng kepantasan di dalam benak.  Alhasil, setelah dipertimbangkan secara matang, dengan mantap saya pun memilih packing semua pakain itu ke dalam koper. Membawa koper jauh lebih efektif dibandingkan tas gendong yang melebihi kapasitas. Saya membayangkan dan belajar dari perjalanan ke luar kota sebelumnya, kapasitas tas pulang-pergi selalu dalam kondisi yang berbeda.  Meski barang yang dibawa saat pergi tidak begitu banyak, tapi baju kotor yang berjejal saat pulang selalu menghabiskan rua

Rezeki yang Tak Terduga

Dokpri Gambar Edaran Surat Undangan Pelatihan dari BBGP Provinsi Jawa Timur  Dalam ulasan sebelumnya yang berjudul Menepati Undangan Healing saya sempat menegaskan bahwa takdir senantiasa menghampiri tuannya tanpa salah alamat, tersesat dan telat. Yang jelas-jelas telat, ya saya melanjutkan cerita empat hari bertamu di hotel Aria Gajaya di penghujung Februari kemarin. Mumpung ada kesempatan dan waktu longgar izinkan saya menumpahkannya sekarang. Nuwun sewu nggeh.  Sebelum mendedah seperti apa berbagai fasilitas yang saya nikmati tatkala menginap di hotel Aria Gajaya, mari kita flashback terlebih dahulu satu hari sebelum keberangkatan. Upaya ini penting dilakukan guna meninjau intensitas peran dan tugas saya dalam kegiatan tersebut. Tidak lebih dan kurang. Selain menjawab berbagai persepsi dan asumsi yang sempat berkeliaran di kepala para pembaca sekalian.  Cerita itu dimulai tatkala Senin (26/2/2024) pukul 10.04 WIB chat via WhatApps dari mbak Rully masuk ke hp saya. Chat itu berisi un

Menepati Undangan Healing

Dokpri ketika sampai di hotel Aria Gajayana  Libur panjang awal Februri dalam benak saya sempat terbersit keinginan berlibur. Baik berlibur ke Ciwiday Bandung atau ke Batu Malang. Rasa-rasanya iklan destinasi wisata bernuasa asri yang berseliweran di instagram sungguh telah membius saya untuk bertandang di dunia nyata. Maklum saja, libur 4 hari itu adalah waktu yang cukup panjang untuk orang yang setiap hari berkutat di lembaga pendidikan seperti saya.  Akan tetapi, keinginan itu ya sebatas keinginan saja. Tidak sempat ada realisasi yang konkret. Isi dompet yang tipis menjadi penyebab utamanya. Saya tidak enak hati jika untuk kesenangan diri harus merepotkan tetangga kanan-kiri. Tentu itu tidaklah etis. Agaknya saya bukan penganut "isme" visi foya misi foya. Visi misi dalam menjalani hidup tidak untuk foya-foya. Terlebih bersenang-senang dalam keadaan diri berstatus mustad'afin.  Mengapa demikian? Karena pandangan dan cara berpikir saya sedari kecil dibesarkan dari hal ya

Bukan Upacara Bendera Biasa

Dokpri Foto Bersama dengan Tim Forkopincam  Bahagia tak terkira Senin (19/2/2024) ketiga di Februari SDIT Baitul Qur'an dapat menghelat upacara bendera didampingi tim Forkopincam. Tim Forkopincam tersebut terdiri dari berbagai unsur aparatur pemerintah tingkat kecamatan Kedungwaru. Mulai dari Pengawas Sekolah dari UPASP, Koramil, Polsek, dan Pak camat serta beberapa aparaturnya.  Program pendampingan upacara bendera hari Senin ini sebenarnya sudah menjadi agenda tahunan UPASP Kedungwaru. Sejauh hasil pengamatan saya selama ini, tim pengawas, pembagian jadwal dan tugas sudah disetting sedemikian rupa oleh para pengampu kebijakan. Biasanya, jadwal giat upacara bendera tersebut akan dibahas dalam rapat Kepegawaian dan K3S Kedungwaru.  Perlu ditegaskan di sini, bahwa UPASP Kedungwaru Tulungagung dengan rutin senantiasa menghelat rapat koordinasi, kedinasan dan silaturahmi antarkepala sekolah satu kecamatan. Hari Jum'at adalah momentum sakral itu. Aula UPASP Kedungwaru menjadi lokas

Memahami Anak Disleksia dari Film Taare Zameen Par

Dokpri: Gambar hanya ilustrasi  Judul Film: Taare Zameen Par Sutradara: Amir Khan Produser: Amir Khan Penulis & Creative Director: Amole Gupte Pemeran: Amir Khan, Darsheel Safary, Tisca Chopra, Vipin Sharma, Sachet Engineer, Tanay Cheda, Lalitha Lajmi, Girija, Ravi Khanwilker, Pramita Kulkarni, Meghna Malik, Sonali Sachdev, Sanjay Dadich, Raaj Gopal Iyer, Bugs Bhargava. Penata musik: Shankar-Eshaan-Loy Sinematografer: Setu Penyunting: Deepa Bhatia Distributor: Amir Khan Productions, UTV Home Entertainment (India-DVD), The Walt Disney Company (internasional-DVD) Tanggal Rilis Film: 21 Desember 2007, 25 Juli 2008 (India-DVD), 7 April 2009 (internasional-DVD) Durasi: 140 menit Bahasa: Hindi, Inggris Anggaran: Rs. 12 Crores Pendapatan kotor: Rs. 131 Crores Apa yang ada dalam benak Anda selama ini tentang film India? Dramatis, romantis dan heroik. Ya, mungkin tiga kata itu cukup representatif untuk mewakili citra hilirisasi industri film India (Bollywood) dalam dunia perfilman yang ada

Menyemai Kerukunan Melalui Ajangsana Tahfidz

Dokpri Anjangsana Tahfidz II 2024 Anjangsana Tahfidz adalah salah satu program semesteran SDIT Baitul Qur'an. Semester genap tahun akademik 2023/2024 ini Anjangsana Tahfidz dihelat di Minggu keempat bulan Januari (27/1/24). Sebenarnya tanggal itu telah mundur dari jadwal agenda kegiatan sebagaimana hasil rapat kerja (raker) tahunan sekolah. Jika sesuai run down, seharusnya Anjangsana Tahfidz dilaksanakan pada Minggu ketiga Januari (19/1/24), akan tetapi karena pihak panitia pelaksana bentrokan dengan ini dan itu akhirnya diundur hingga Minggu keempat. Yang demikian itu tentu adalah opsi terbaik bagi berbagai pihak, mengingat sukses tidaknya kegiatan banyak bergantung pada kinerja panitia. Tanpa kesediaan dan tanggung jawab panitia penyelenggara, Anjangsana Tahfidz tidak akan pernah terlaksana. Disadari atau tidak, bagaimana pun sepak terjang, masalah teknis dan konsep acara dirumuskan sedemikian rupa berdasarkan kesepakatan dan kesepahaman di antara panitia. Selebihnya, kritik d

Jejak Kunjungan Produksi di Pabrik Tempe Murni Surya

  Dokpri siswa sedang menata kacang kedelai ke dalam cetakan Kunjungan produksi adalah salah satu program outing class yang dimiliki SDIT Baitul Qur'an Mangunsari Tulungagung selain kunjungan studi, outbound, perkemahan Jumat Sabtu (Perjusa) dan class meeting. Dalam kunjungan produksi para siswa diarahkan untuk mempelajari dan memahami--melalui observasi partisipatif--sesuatu secara langsung. Langsung sesuai dengan fakta yang ada di lapangan. Praktisi pendidikan menyebutkan  model itu dengan belajar berbasis learning by doing. Belajar berbasis learning by doing di satu sisi menjadi penting. Mengapa demikian? Sebab melalui pembelajaran model ini para siswa berusaha untuk keluar dari zona nyaman. Mendobrak persepsi bahwa belajar tidak sekadar soal berdiam diri di dalam kelas. Seakan-akan ruangan kelas adalah tempurung yang tak dapat terkelupas. Bahkan, bisa jadi, bagi anak yang memiliki kecerdasan kinestetik ruang kelas hanya menjadi tembok penghalang untuk melakukan eksplorasi dan

Syahadat Munjin

Dokpri: Gambar hanya pemanis (ilustrasi) Jika sebelumnya kita dibuat sibuk mendedah pembatalan Syahadat Syar'an ditinjau dari kategori i'tikad, ucapan dan perbuatan serta ragam pembatalannya maka dalam tulisan kali ini saya akan mengulas tentang Syahadat Munjin. Apa itu Syahadat Munjin, syarat dan ragam jenis bentuk pembatalannya akan diulas dalam seri tulisan lanjutan ini. Pertama, mari kita baca dan simak secara saksama 5 nadom Syahadat Munjin di bawah ini terlebih dahulu. 5 bait pertama yang menyoal tentang Syahadat Munjin. Selebihnya, sebagian isi kandungan nadomnya, akan dibahas pada seri tulisan berikutnya.  Ta'rifna syahadat munjin Eta jalma nu ngucapkeun Kalimah Syahadataen Dibarengan pateqadan (Maksud syahadat Munjin Yaitu orang yang mengucapkan Kalimat Syahadatain Disertai keyakinan) Teqad anu ma'rifatna Jeung teqad anu tasdeqna Netepan kana syaratna Ma'rifat reujeung tasdeqna (Yakin yang berpengetahuan Dan yakin yang membenarkan Sesuai dengan syaratnya Pe

Batalnya Syahadat Syar'an

Dokpri: gambar hanya ilustrasi Tulisan ini merupakan seri lanjutan dari tulisan sebelumnya yang berjudul Menilik Syahadat Syar'an. Topik pembahasan yang diusung masih berkorelasi erat tentang Syahadat Syar'an dalam konteks manfaat dan dampak bagi pengikrarnya. Perbedaan mendasarnya, tulisan kali ini lebih concern pada penghukuman atas batalnya Syahadat Syar'an. Tidak berbeda jauh dengan metode pembahasan sebelumnya, pertama penulis akan menyuguhkan 5 bait nadom sesuai teks aslinya dalam bahasa Sunda. Kedua, kemudian Nadom itu akan diterjemahkan secara bebas ke dalam bahasa Indonesia. Selebihnya, penulis akan berusaha memberi sedikit penjelasan atau menafsiri tentang isi kandungan dalam nadom tersebut.  Kanjeng Nabi tos nyaurkeun Anjeun kudu ngahukuman  Ku dzohirna caritaan Jeung dzohirna kalakuan (Kanjeng Nabi sudah menyabdakan Kamu harus menghukumi Dengan tampaknya perkataan Dan tampaknya kelakuan) Jeung teu kudu ngahukuman  Nu dina hate disimpen Da taya nu uningaeun  Sali

Menilik Syahadat Syar'an

Dokpri Gambar hanya Ilustrasi  Pada tulisan sebelumnya yang berjudul Ma'rifat dan Tasdeq dalam Syahadatain menyebutkan terdapat syahadat Rubbubiyah dan Nabawiyah, sedangkan dalam tulisan ini akan mendedah pembagian Syahadatain berdasarkan esensi mengikrarkannya. Berdasarkan esensi pengikrarannya, siapa pun mampu melantunkan syahadatain. Meski stereotip yang berkembang di khalayak umum--utamanya bagi non muslim--adalah siapa pun yang hendak melafalkan Syahadatain dapat dipastikan  akan ada latar belakang cerita hidayah yang melingkupinya. Namun, dalam praktiknya, tidak semua orang benar-benar mampu mengimani dan menghayati maksud dan manfaat dari Syahadatain itu sendiri. Terkadang lebih banyak memahami secara tekstual dibandingkan kontekstual. Sedangkal memahami tulisan yang tertera bukan menerawang jauh ke dalam makna, dampak dan manfaatnya.  Jika dianalogikan, Syahadatain itu ibarat gerbang (pintu) menuju sebuah rumah, maka pelaku yang mengetuk dan hendak memasukinya harus sadar d

Urgensi Kadaritas Keimanan

Gambar dokpri  Sebelum jauh menyentuh pembahasan, tampaknya harus ditegaskan di muka, bahwa tulisan ini merupakan seri lanjutan dari postingan sebelumnya yang berjudul Ma'rifat dan Tasdeq dalam Syahadatain. *** Keyakinan dasariah hati itu selanjutnya dikenal sebagai iman. Untuk memupuk iman yang sehat-- henteu owah gingsir (tidak berubah-ubah) sebagaimana disinggung pada bagian sebelumnya--maka diperlukan pedoman. Pedoman itu disebut dengan rukun iman. Rukun iman dalam Islam ada 6: Iman kepada Allah SWT, iman kepada malaikat, iman kepada kitabullah, iman kepada Rasulullah, iman kepada hari akhir (kiamat), serta iman kepada qadha dan qadar.  Rukun iman tersebut dirumuskan berdasarkan dalil-dalil naqli dan aqli. Dalil naqli merujuk pada diktum firman yang terkandung dalam mukjizat agung nabi Muhammad SAW, Al-Qur'an. Ditambah dengan Sunnah dan Hadits yang bersanad langsung kepada Rasulullah SAW. Ada pun dalil aqli banyak bertumpu pada konsekuensi logis dari hasil kerja akal. Sepe

Ma'rifat dan Tasdeq dalam Syahadatain

Dokpri Buku Nadom Sunda Syahadatain   Harus ditegaskan di muka, bahwa tulisan ini merupakan seri ketiga dari postingan sebelumnya tentang mendaras  Nadom Sunda Syahadatain.  *** Secara terminologi syahadatain berasal dari bahasa Arab yang terdiri dari dua suku kata. Syahada berarti kesaksian, sedangkan tain bermakna dua. Oleh sebab itu Syahadatain diartikan dua kesaksian. Ada pun secara istilah, Syahadatain berarti kesaksian dan keyakinan yang diikrarkan bahwa tiada Tuhan selain Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW adalah Rasulullah.  Kendati demikian, khalayak umum berusaha menyederhanakan Syahadatain dengan menyebut dua kalimat syahadat. Dalam konteks terminologi pendekatan akidah Islam (teologi), kesaksian terhadap Tuhan yang Ahad disebut kesaksian Rubbubiyah (ilahhiyah). Sementara kesaksian terhadap kerasulan nabi Muhammad SAW disebut dengan kesaksian Nabawiyah (rasul illiyah).  Dalam Nadom Syahadatain Sunda pemaknaan itu berusaha didedahkan lebih detail lagi seperti berikut: اشهد Neqad

Pantun sebagai Warisan Budaya Bangsa

Dokpri cover buku antologi Pantun Kopdar 2 RVL  Pantun Kopdar 2 RVL Yogyakarta Menjaga Warisan Budaya Negeri adalah salah satu buku antologi penutup saya di tahun 2023. Buku yang diinisiasi oleh Bu Tri Wulaning Purnami, 3 bulan setelah perhelatan Kopdar 2 RVL. Kendati begitu, jika ditilik dari rekam jejak penulisan naskah, rata-rata pantun demi pantun itu ditulis pada rentang waktu bulan Juni sampai dengan Agustus. Itu berarti butuh waktu 3 bulan untuk menuntaskan naskah buku keroyokan ini. Kurun waktu tersebut menegaskan terdapat dua waktu utama penulisan naskah, yakni tatkala dan sesudah Kopdar. Harus diakui secara saksama dan jujur, momentum Kopdar bagi beberapa partisipan yang berdarah dan berjiwa sastra tinggi menjelma sebagai ajang unjuk gigi dalam berpuisi atau pun berpantun.  Yang demikian tampak jelas pada malam gala show dan keakraban di antara anggota RVL yang begitu pecah. Ada yang bersenandung syahdu dengan menyanyikan lagu--populer, keroncong campursari, daerah dan lainn