Terkadang tidak selamanya apa yang
kita inginkan itu baik, Entah itu baik untuk diri kita pribadi atau pun orang
lain yang ada disekitar kita. Namun, adanya gejolak rasa, nafsu, dan hasrat
yang terus membelenggu jiwa, seakan-akan telah memangkas dan mengintimidasi
semua hal yang lebih utama (kebutuhan primer lebih tepanya).
Tidak selamanya apa yang telah kita
rencanakan akan berjalan mulus, lurus dan sukses (berhasil) linier sesuai dengan
keinginan. Dengan polosnya kita, seolah-olah tidak mengenal istilah “gagal”
dalam kehidupan. Dengan polosnya kita, seolah-olah tidak mengenal istilah “pengorbanan”
dalam kehidupan. Yang ada hanya keegoisan dan keapatisan terhadap keadaan. Terkadang
di sana pun kita dengan tergesa-gesa mejustis keadaan tanpa pertimbangan yang
matang. Sehingga yang ada dalam diri pun pada akhirnya hanya penyesalan dan
keterpurukan yang setia menjadi kawan.
Diri pun seakan-akan dibuat bingung
dan kewalahan tentang apa yang sedang menerpa diri. Diri pun seakan-akan dibuat
bingung dan keteteran tatkala suatu rasa ingin (hasrat) mulai bermunculan. Dengan
penuh kehati-hatian dan penuh pertimbangan, akan pikiran dan hati pun berusaha
keras dipadukan untuk memahami apa yang sebenarnya ada dalam benak. Mencari
suatu keputusan (kebaikan diri) dalam mengarungi relung kehidupan.
Adakala dengan penuh kesadaran kita
pun harus mengerti dan memahami tentang pilihan mana yang harus kita turuti. Apakah
hasil keputusan akal pikiran (yang bersifat logis) atau menuruti bisikan halus sanubari/kata hati yang
tersembunyi (menunggu datangnya intuisi). Namun adakalanya juga kita harus
bersikukuh untuk memadukan antara hasil pertimbangan
dari keduanya, tanpa mereduksi essensi makna yang dihasilkannya.
Di saat yang demikian, diri pribadi pun
seakan-akan membuka lebar pintu masuknya saran. Sehingga tidak menutup
kemungkinan dan harapan akan peran penting hadirnya orang kedua (orang lain)
pun menjadi sesuatu hal yang patut dipertimbangkan. Mungkin yang demikian pun
dapat dimaklumi tatkala diri pribadi menyadari bahwa dirinya hanya makhluk
Tuhan yang tidak pernah lepas dari kata khilaf dan dosa.
Komentar
Posting Komentar