Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2014

Inspirasi Ramadhan

Verstehen Makna Istilah Ilmuwan dan Ulama Iftitah             Mungkin anda semua sudah tahu, siapa sih ilmuwan itu? Dan mungkin bahkan anda semua sering bergaul, bercengkrama, dan bahkan sudah menjadi soulmeet anda dalam menjalani aktivitas keseharian. Tapi disini saya mencoba merefleksi kembali tentang siapa sih ilmuwan itu, supaya memori anda mengingat kembali lebih mendalam mengenai hal ini. Bila kita mencoba mencari pengertian kata ilmuwan ini dalam kamus ilmiah populer, maka kata ilmuwan ini memiliki arti cendikiawan, sainstis, ahli ilmu. Hems, memang begitulah realitanya seorang ilmuwan pasti selalu dikaitkan dengan tingkat (status) pendidikannya yang tinggi dan mumpuni, pengetahuannya yang luas, dan sebuah pencapainnya dalam hal ilmu pengetahuan khususnya sainstis.             Begitu juga dengan kata ulama sendiri, mungkin sudah tidak asing lagi bila terngiang ditelinga kita. Pasalnya kita sendiri tahu bahwa indonesia merupakan negara yang mayoritas penduduknya merup

Inspirasi Ramadhan

Hegemoni Isrof di Hari yang Fitri Iftitah             Jika kita berbicara mengenai kata hegemoni, maka kata ini mungkin tidak asing dan fresh lagi khususnya ditelinga mahasiswa. Karena kita sebagai mahasiswa akan senantiasa mendengarnya bila kita diskusi dalam problem filsafat dan disaat mereka para (aktivis) kampus berkoar-koar dipodium moment ospek mapaba (masa penerimaan mahasiswa baru) tiba berlangsung. Akan tetapi mungkin hal ini akan kontradiksi dengan presfektif, situation dan verstehen masyarakat pada umumnya. Tapi akan lebih afdhol lagi bila kita mengulas kembali defenisi dari kata hegemoni tersebut, sehingga kita akan ada bayangan (shadow) mengenai kata hegemoni tersebut. Kata ini memiliki pengertian belenggu, ikatan, tekanan dan paksaan.             Kemudian kata ataupun istilah Isrof. Istilah ini sering muncul dan diulas dalam mata pelajaran aqidah akhlak kelas XI atau 2 MA (Madrasah Aliyah). Istilah ini dapat dikategorikan pada suatu sikap tercela yang dimili