Tidak terasa waktu telah berputar
cepat dalam porosnya. Sampai-sampai apa yang telah terngiang ditelinga, telah
nampak didepan mata dan terlaksana dalam realita tidak dapat terulang kembali.
Yang tersisa kini hanya suatu kenangan indah yang tersimpan rapat dalam memori. Entahlah, entah sampai kapan kenangan
itu akan terus tersimpan kuat dalam memori akal pikiran diri pribadi. Yang
pasti bayangan tentang semua hal yang telah terjadi akan selalu mengalami
distorsi dan mengikut pada diri yang
mulai susut dan rentang karena faktor usia.
Warna hitam rambut yang mulai
berpadu dengan uban yang mengkilau, tumbuhnya jenggot didagu dan di
daerah-daerah tertentu, telah menjadi saksi bahwa dimensi ruang dan waktu telah
berganti.
Ya... memang benar demikian. Dimensi
ruang dan waktu selalu tidak dapat terulang, berhenti dan kompromi akan keadaan
yang sedang terjadi. Baik itu hanya terulang karena sekadar untuk meluruskan
suatu niat akan tujuan, terhenti hanya sekadar unuk menghirup nafas dan
mengganti hentakan kaki serta kompromi dengan keadaan fisik yang tidak sanggup
lagi untuk menghadapi realita kehidupan ini.
Mungkin selayaknya juga kita
menyadari bahwa sesungguhnya kehidupan di dunia ini tidaklah kekal, pasti akan
dan telah dibatasi dengan dimensi ruang dan waktu. Tapi sayang kita tidak
pernah tahu dan diberi tahu entah kapan waktu kita untuk menghadap kembali pada
Tuhan Yang Maha Kuasa. Yang pasti kita harus ingat bahwa semua usaha kita di
dunia ini janganlah kita sia-siakan hanya untuk kenikmatan duniawi semata, tapi
jadikan juga sebagai bekal untuk kehidupan akhirat.
Andaikan diri kita pribadi tahu
kapan kita akan menghadap kembali pada Tuhan Yang Maha Kuasa, mungkin kita akan
mengatur siasat dan master plan untuk mengatur kehidupan kita. Baik itu tentang
waktu di mana kita menikmati kehidupan duniawi dan waktu di mana kita mengatur,
mengontrol dan menempatkan diri untuk menikmati usaha kita dalam mencari bekal
kehidupan di akhirat nanti.
Memang sungguh konyol bila kita tahu
dan diberi tahu tentang kapan kita akan menghadap kembali pada Tuhan Yang Maha
Kuasa. Mungkin dengan senang hati kita akan mengatur kapan kita berbuat maksiat
dan menumpuk dosa serta kapan kita bertaubat, taubatan Nasuha.
Memang, memang benar sungguh luar biasa rencana
Tuhan dalam mengatur kehidupan dan merahasiakan kapan ajal menjeput setiap
mahkluknya yang ada di muka bumi.
Komentar
Posting Komentar