Jika pada pertemuan kesembilan minggu kemarin menjadi ruang khusus
untuk mengoreksi penuh hasil tugas saya, maka pada pertemuan kesepuluh ini
menjadi ruang khusus untuk mengoreksi hasil tugas saudara Ahmad Khoirul Anam
(yang selanjutnya dipanggil Anam). Ya... betul kondisi demikianlah yang terjadi
ketika mata kuliah Metodologi Penelitian Kualitatif berlangsung. Sebuah
kemungkinan besar yang teranalogikan dalam perspektif mahasiswa FA 4, Anam
bagaikan pahlawan yang muncul di siang bolong, yang mampu menyelamatkan
sekaligus mengalihkan fokus pembahasan tugas yang seharusnya dikerjakan oleh
setiap individu, tapi pada akhirnya menjadi tugas yang mampu diwakilkan oleh
satu orang yang mengumpulkan.
Entah apa yang Anam rasakan saat hasil tugasnya mulai dilucuti,
dinampakan satu-persatu kesalahannya. Prasangka saya tentang hal yang demikian,
kemungkinan besar apa yang dirasakan oleh Anam tidak jauh berbeda dengan apa
yang saya rasakan. Secara tegasnya sebagaimana yang telah saya tuliskan pada
catatan minggu kemarin. Akan tetapi rasanya prasangka psikologis subjektif yang
saya utarakan tersebut tidak akan relevan jika kita tidak membaca hasil dari
postingan orang yang bersangkutan tersbut.
Sungguh sangat disayangkan, ketika koreksi yang diarahkan kepada
Anam tidak jauh berbeda dengan apa yang telah disampaikan pada pertemuan minggu
kemarin. Bertolak pada koreksi atas kesalahan yang terdapat dalam hasil tugas
saya kemarin, seharusnya Anam (orang berikutnya) mampu menghindari kesalahan
yang sama demikian. Karena menurut saya koreksi terhadap kesalahan yang
sebelumnya cukup mempresentasikan dan memberi gambaran secara tegas tentang
bagaimana cara menyusun dan membuat rancangan proposal penelitian yang baik.
Tapi terlepas dari anggapan saya yang nampak menyesal terhadap hal
yang demikian. Alangkah baiknya saya juga memprsentasikan koreksi apa saja yang
memang telah dipaparkan pada pertemuan kesepuluh kali ini. Diantara kesalahan
yang memang terdapat dalam hasil tugas Anam ialah akan dipaparkan sebagai
berikut:
Koreksi pertama langsung mengarah pada subpoin yang terdapat dalam
metode penelitian. Subpoin tersebut yakni jenis penelitian. Dalam jenis
penelitian secara umum haruslah memuat dua kritria. Dua kriteria tersebut yaitu
nama jenis penelitian, yang secara tegas harus disebutkan dan dijelaskan, dan
yang kedua alasan mengapa sang peneliti menggunakan jenis penelitian
kualitatif, yang di sertai dengan argumentasi yang mendukung. Koreksi kedua
mengenai pendekatan yang digunakan dalam penelitian. Dalam pendekatan
penelitian, sang peneliti haruslah terlebih dahulu menjelaskan ilmu atau teori
apa yang diterapkan dalam melakukan pendekatan terhadap sesuatu yang akan
diteliti tersebut. Kemudian sang peneliti juga harus menjelaskan secara
kongkrit suatu objek apa yang di sesuaikan (diterapkan) dengan ilmu atau teori
yang dijadikan sebagai landasan. Suatu hal yang memang harus benar-benar
dihindari oleh sang peneliti ialah menggunakan pendekatan ilmu atau teori yang
salah terhadap objek yang akan diteliti. Sehingga pada akhirnya pendekatan yang
digunakan oleh sang peneliti tersebut akan berimplikasi pada benar salahnya
terhadap hasil penelitian tersebut.
Beberapa detik setelah itu, pembicaraan secara spontan langsung
mengarah pada tugas rancangan proposal yang sedang disusun oleh saudara Fata
(sapaan akrab). Yang mana pada saat itu pak dosen bertanya kepada Fata tentang
pendekatan apa yang akan digunakan oleh dirinya.
Akan tetapi tidak lama kemudian pembicaraan mulai mengarah kembali
pada koreksi terhadap hasil tugas rancangan proposal penelitian yang telah
dibuat oleh Anam. Selanjutnya dilanjutkan pada koreksi ketiga. Koreksi yang
ketiga yakni tentang teknik pengumpulan data. Dalam teknik pengumpulan data
sang peneliti haruslah memaparkan secara tegas teknik apa yang digunakan dalam
penelitian tersebut. Semisal sang peneliti menggunakan teknik observasi,
berarti pada awalnya sang peneliti harus memaparkan apa itu observasi,
klasifikasi dari teknik obeservasi dan yang terakhir bagaimana sang peneliti
menerapkan teknik tersebut dalam penelitiannya. Hal yang demikian berlaku juga
terhadap teknik-teknik pengumpulan data yang lainnya, yang digunakan dalam
suatu penelitian. Sesuatu hal yang harus diingat dalam teknik pengumpulan data,
ialah meskipun banyak peneliti yang menggunakan teknik pengumpulan data yang
sama terhadap suatu objek penelitian yang sama pula, tapi belum tentu akan
menghasilkan kesimpulan yang sama dalam hasil penelitiannya, dalam artian pasti
akan menghasilkan kesimpulan yang berbeda dalam penelitiannya.
Tidak lama kemudian pembicaraan pun sempat terselang dengan pembahasan
yang memang berkaitan dengan fokus pembicaraan. Masih berkaitan dengan hal yang
dibahas tersebut pak dosen memberikan sebuah contoh tentang beberapa penerbit
buku yang memang memiliki objek yang sama tapi memiliki kesimpulan akhir yang
berbeda. Semisal penerbit Al-Kautsar yang dalam penerbitan bukunya selalu
berpihak/tertarik pada pembahasan Islam yang berhaluan kanan, yang dalam
pemabahasannya tersebut memuat suatu
persepsi yang berstigma negatif terhadap paham yang berlawan dengan ketentuan
yang seharusnya.
Beberapa saat kemudian proses pengkoreksian pun kembali
terfokuskan. Kali ini pak dosen lebih memilih terlebih dahulu membacakan suatu
teori yang terdapat dalam buku bacaan
yang dijadikan pedoman dalam penelitian. Diantara informasi penting yang memang
harus diperhatikan dari pembacaan buku pak dosen, ialah terfokus pada bagian
terpenting dalam penelitian kualitatif. Bagian terpenting dalam penelitian
kualitatif tersebut ialah terletak pada
analisis data. Sebab dalam pengumpulan data yang sudah dilakukan terdahulu,
pastinya akan ditemukan beberapa informasi (data) yang memang tidak relevan
dengan persoalan yang menjadi tujuan dari penelitian. Maka berlandaskan pada
hal yang demikian, sang peneliti memang diharuskan untuk menyusun, yang
kemudian dilanjutkan dengan mengkategorikan beberapa informasi (data) yang
relevan dengan permasalahan dan tujuan penelitian.
Selain itu pak dosen juga menyampaikan perspektifnya tentang suatu
hal yang memang tidak ada aturan bakunya dalam penelitian kualitatif. Sesuatu
hal yang memang tidak dibakukan tersebut, yakni tentang rumusan analisis data.
Sehingga dengan tidak adanya rumusan baku dalam analisis data tersebut
mengharuskan sang peneliti perlu menuangkan kreativitas murni yang berasal dari
pemikirannya.
Tidak ketinggal pak dosen juga sempat memabandingkan antara proses
analisis data yang dilakukan oleh penelitian kualitatif dan penelitian
kuantitatif. Ternyata diantara keduannya memiliki perbedaan yang signifikan.
Perbebedaan tersebut ialah sebagai
berikut: Jika penelitian kualitatif, proses yang pertama kali dilakukan ketika
dilapangan adalah pengumpulan data yang kemudian ditindak lanjuti dengan proses
analisis data. Sedangkan penelitian kuantitaif, ketika sampai dilapangkan sang
peneliti bisa secara langsung melakukan analisis data tanpa mengumpulkan data
terlebih dahulu.
Beliau (pak dosen) juga menambahkan bahwa analisis data bisa juga
dilakukan dengan menggunakan trianggulasi, trianggulasi tersebut yakni terbagi
menjadi tiga kategori. Kategori pertama yakni menggunakan orang. Maksudnya
menganalisis data berdasarkan pada informasi yang berasal dari individu ke
individu. Kategori kedua, yakni menggunakan teori. Maksudnya dalam analisis
data tersebut kita bisa menerapkan/menggunakan pendekatan suatu teori. Kategori
ketiga, yakni menggunakan metode. Biasanya jika menggunakan metode maka akan
melalui wawancara yang disertai dengan adanya observasi.
Setelah koreksi
hampir selesai, ternyata pak dosen memilih meninjau kembali dari permasalahan
penelitian yang sudah disusun oleh Anam tersebut. Dalam permasalahan penelitian
tersebut ternyata pak dosen menemukan kekeliruan. Kekeliruan tersebut yakni
terletak pada pertanyaan nomor satu. Dalam satu pertanyaan tersebut ternyata
sudah memuat keseluruhan judul rancangan proposal tersebut. Jadi pada akhirnya
seluruh permasalahan akan terjawab hanya dengan satu pertanyaan tersebut.
Seharusnya tidak demikian, yang benar adalah judul proposal tersebut harus
dipecah dalam beberapa pertanyaan.
Sebelum
perkuliahan diakhiri, ternyata pak dosen menginstruksikan untuk membuat rancangan
daftar isi dari rancangan proposal tersebut dan dikumpulkan satu hari sebelum
pertemuan hari Rabu minggu besok. Instruksi tersebut berarti mengharuskan
seluruh mahasiswa FA 4 untuk bekerja ekstra dalam rangka mengumpulkan hasil
tugas rancangan proposalnya pada hari Selasa pagi dimeja beliau.
Komentar
Posting Komentar