Langsung ke konten utama

Undangan Kopdar ke-9 Sahabat Pena Kita Itu Telah Tiba

Minggu ketiga di bulan Juli, undangan Kopdar ke-9 Sahabat Pena Kita (SPK) pusat menjadi salah satu notifikasi penting yang sempat mewarnai grup SPK cabang Tulungagung. Minggu, 17 Juli 2022, tepatnya pukul 08.08 WIB Prof. Naim meneruskan surat undangan Kopdar ke-9 SPK versi pdf ke dalam grup SPK cabang Tulungagung.  Entah darimana surat undangan Kopdar itu beliau dapatkan. Baik bersumber dari hasil chatting pribadi via WhatsApp dengan Pak Arfan Mua'ammar selaku ketua SPK pusat atau mungkin beliau meneruskan undangan itu dari grup SPK pusat. Wallahu 'Alam. Tentu saja yang mafhum akan kepastian sumber itu hanya Prof. Naim.

Tak butuh waktu lama untuk saya mengetahui isi undangan tersebut. Secara fisik, undangan Kopdar ke-9 SPK itu berjumlah tiga lembar. Lembar pertama surat mendedahkan perihal teknis undangan Kopdar secara formal. Yakni memuat nomor, lampiran, hal, undangan ditujukan kepada siapa, isi utama surat serta pembubuhan tanda tangan ketua dan sekretaris. Surat undangan Kopdar ke-9 tersebut secara jelas ditujukan kepada seluruh anggota SPK: Baik itu anggota SPK Pusat, SPK Semarang, SPK Tulungagung hingga SPK Magelang.

Isi utama surat menginformasikan bahwa perhelatan Kopdar ke-9 SPK dan Seminar Literasi Nasional tersebut berkolaborasi dengan Pondok Pesantren Al Ishlah Bondowoso. Adapun "Masa Depan Perbukuan di Indonesia" adalah tema besar yang diusung dalam Seminar Literasi Nasional. Seminar Literasi Nasional sendiri diselenggarakan pada Sabtu, 06 Agustus 2022. Tepatnya pukul 08.00-12.00 WIB bertempat di Pondok Pesantren Al Ishlah Bondowoso Jl. Raya No. 17-19, Utara Sungai, Dadapan, Kec. Grujugan, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur 68261.

Selajutnya rundown acara terlampir pada lembar lampiran pertama dan kedua. Lembar lampiran pertama fokus menjabarkan mekanisme perhelatan Seminar Literasi Nasional pada Sabtu, 06 Agustus 2022 dengan detail. Mulai dari pukul berapa peserta harus melakukan registrasi, pembukaan yang dipandu oleh MC, pembacaan ayat suci Al-Quran oleh pihak panitia, menyanyikan lagu Indonesia dan Mars SPK, sambutan dari ketua SPK, sambutan dari pengasuh pondok pesantren Al Ishlah Bondowoso, pemaparan materi, sesi tanya jawab sampai dengan penutupan dan doa.

Sedangkan lembar lampiran kedua menginformasikan dua kegiatan di hari yang berbeda. Melanjutkan agenda hari sabtu dan Minggu. Dituliskan, bahwa rundown acara Kopdar ke-9 SPK dimulai pada pukul 19.30 sampai dengan pukul 22.00 WIB. Rangkaian acaranya terdiri dari pembukaan, sambutan penasehat SPK, sambutan dan LPJ ketua SPK periode 2020-2022, laporan keuangan SPK, pemilihan ketua SPK periode 2022-2024, pelantikan ketua SPK terpilih, sambutan ketua SPK baru, sharing pendapat anggota SPK, memaparkan hasil notulensi Kopdar hingga diapungkas dengan penutupan dan doa. Selajutnya semua peserta berlabuh di pulau kapuk.

Khusus agenda di hari Minggu, 07 Agustus 2022 sengaja disetting mode sesantai mungkin. Kegiatannya dimulai dari pukul 06.00 WIB sampai dengan selesai. Diawali dengan olahraga, makan pagi dan persiapan chek out, perjalanan menuju pesantren Darul Istiqomah, ramah tamah di pesantren Darul Istiqomah, salat Dhuhur dan makan siang, sebagai opsional ditawarkan berwisata ke pasir putih Situbondo dan yang terakhir sayonara; kembali ke kediaman masing-masing.

Setelah khatam membacanya saya berani mengambil satu kesimpulan, bahwa undangan Kopdar ke-9 SPK itu telah disusun seideal mungkin. Sehingga sangat sayang jika dilewatkan. Ikut menjadi salah satu bagian partisipan aktif yang memeriahkan acara adalah jalan ninja yang harus saya ambil. Kebulatan tekad itu harus saya wujudkan. Terlebih lagi saya baru menghadiri kopdar offline SPK pusat hanya satu kali. Itu pun tatkala dihelat di kandang sendiri, di kampus IAIN Tulungagung yang sekarang bertransformasi menjadi UIN SATU Tulungagung. Kesungguhan niat itu saya mulai dengan menandai tanggal Kopdar di kalender yang ada di aplikasi smartphone milik saya.

Tak berselang lama dari keyakinan itu, pukul 08.22 WIB Prof. Naim kembali menambahkan chat persis di bawah surat undangan Kopdar ke-9 SPK itu. "Monggo yang mau ikut Kopdar. Berangkat Jumat siang. Silakan isi nama", isi chat Prof. Naim. Beberapa anggota SPK Tulungagung sempat menyambut baik kedatangan surat undangan Kopdar ke-9 SPK itu meski dengan berbagai macam alasan yang melingkupinya.

Kala itu, tepat di hari yang sama--Minggu, 17 Juli 2022--hanya baru satu orang anggota saja yang dengan sungguh-sungguh memastikan diri akan ikut Kopdar. Ibu Siti Rodiah yang belum saya kenal secara pasti mengkonfirmasi langsung kepada Om Thoriq via WhatsApp. Hal yang demikian saya ketahui setelah Om Thoriq meneruskan chat konfirmasi Bu Siti Rodiah ke dalam grup PH SPK Tulungagung.

Bak mutiara yang tertimbun dan sayang jika terlewatkan, tepat di Minggu terakhir bulan Juli, Selasa, 26 Juli 2022 pukul 07.07 WIB Om Thoriq kembali meneruskan undangan Kopdar ke-9 SPK--yang tampaknya bersumber dari chatting pribadi via WhatsApp dengan ketua SPK pusat, Pak Arfan Mua'ammar--itu sembari disertai dengan beberapa kalimat penegasan. Isi chatnya sebagai berikut: "Assalamualaikum Mas Thoriq, mohon disampaikan ke anggota SPK Tulungagung Njih. Mungkin ada yang mau ikut". Tiga puluh tujuh menit kemudian Prof. Naim memberikan notifikasi kejutan. "Anggota yang mau ikut Monggo. Saya sediakan transportasi gratis". Tentu saja, kejutan itu adalah kabar gembira bagi kaum indekos yang suka gratisan seperti saya.

Selebihnya tidak ada lagi obrolan tipis-tipis terkait agenda Kopdar. Terlebih obrolan itu banyak tertimbun oleh setoran tulisan teman-teman. Hal itu berlangsung selama dua hari. Barulah pada Jumat, 29 Juli 2022 tepatnya pukul 07.45 WIB Prof. Naim membuat grup WhatsApp khusus untuk anggota yang berpartisipasi dalam kegiatan Kopdar ke-9 SPK. Beliau menamai grup WhatsApp itu dengan nama Kopdar Bondowoso. Semenit kemudian, lantas beliau membagikan tautan undangan ke grup SPK Tulungagung untuk bergabung menjadi penghuni grup. Upaya pengajakan dan mempersilakan itu disertai dengan tagline: "Monggo yang mau hadir di Kopdar. Miqot: UIN SATU Tulungagung".

Saya ingat betul, masuk ke dalam grup Kopdar Bondowoso itu pada Jumat, 29 Juli 2022. Kala itu telah ada tiga penghuni grup. Yakni Prof. Naim, Om Thoriq dan Mas Imam Setiawan. Sedang saya adalah penghuni grup yang keempat. Setelah itu barulah disusul dengan bergabungnya Ibu Siti Rodiah, Mas Habib, Mas Fahrudin, Alfin, Ibu Eni dan yang terakhir Ibu Eti Rohmawati. Tak ketinggalan, sebagai Shohibul bait Prof. Naim menyambut bergabungnya masing-masing penghuni lainnya.

Di awal bergabung menjadi penghuni grup itu pula semua persiapan untuk mengikuti Kopdar dikoordinir dengan baik oleh Prof. Naim. Mulai dari opsi menyediakan alat transportasi, menentukan hari kapan dan jam berapa harus berangkat, miqot pemberangkatan dari mana, masalah konsumsi selama perjalanan seperti apa sampai dengan mengisi form pendaftaran Kopdar ke-9 SPK melalui link yang telah disediakan oleh pihak panitia. Dalam konteks ini, beliau tampil sebagai guru besar multi talenta. Bukan hanya piawai berperan sebagai pembina SPK pusat dan cabang Tulungagung melainkan beliau juga menjadi bapak, manajer sekaligus instruktur teladan kami. Berkat jaminan dan kesigapan beliaulah kami merasa nyaman serta terarah untuk mengikuti agenda Kopdar.

Perkembangan terakhir saya perhatikan, Minggu, 07 Agustus 2022, grup Kopdar Bondowoso ini akan ditetapkan menjadi wadah utama yang menghimpun semua partisipan yang terlibat di dalam Kopdar. Media komunikatif (ruang koordinasi-instruktif) untuk mengumpulkan tulisan dari semua elemen partisipan yang kemudian akan dimatangkan menjadi buku antologi. Hal itu dibuktikan dengan bergabungnya beberapa penghuni baru yang nomornya masih asing bagi saya. Kemungkinan besar, penghuni baru itu adalah anggota SPK Pusat dan lainnya.

Tulungagung, 07 Agustus 2022

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ngabdi Ka Lemah Cai

Rumpaka 17 Pupuh Pupuh téh nyaéta wangun puisi lisan tradisional Sunda (atawa, mun di Jawa mah katelah ogé kungaran macapat). anu tangtuna ngagaduhan pola (jumlah engang jeung sora) dina tiap-tiap kalimahna. Nalika balarea tacan pati wanoh kana wangun puisi/sastra modérn, pupuh ilaharna sok dipaké dina ngawangun wawacan atawa dangding, anu luyu jeung watek masing-masing pupuh. Dimana sifat pupuhna osok dijadikeun salah sahiji panggon atanapi sarana pikeun ngawakilan kaayaan, kajadian anu keur dicaritakeun. Teras ku naon disebat rumpaka 17 pupuh?, alasanna di sebat rumpaka 17 pupuh nyaeta kusabab pupuh dibagi jadi sababaraha bagian anu luyu atanapi salaras sareng kaayaan (kajadian) dina kahirupan.   Yang dimaksud ialah Pupuh yaitu berupa puisi/sastra lisan tradisional sunda (atau kalau di Jawa dikenal dengan macapat) yang mempunyai aturan yang pasti (jumlah baris dan vokal/nada) kalimatnya. Ketika belum mengenal bentuk puisi/sastra modern, pupuh biasanya digunakan dalam aktiv

Make a Deal

Gambar: Dokumentasi Pribadi saat bertamu di kediaman mas Novel Jauh sebelum bedah buku Tongkat Mbah Kakung digemakan sebenarnya secara pribadi saya berinisitif hendak mengundang mas Novel ke SPK Tulungagung. Inisiatif itu muncul tatkala saya mengamati bagaimana himmah dan ghirah literasi dalam dirinya yang kian meggeliat. Terlebih lagi, 2 tahun belakangan ia berhasil melahirkan dua buku solo: Tongkat Mbah Kakung: Catatan Lockdown dan Teman Ngopi (Ngolah Pikir) . Dua buku solo yang lahir dibidani oleh Nyalanesia.  Apa itu Nyalanesia? Nyalanesia merupakan star up yang fokus bergerak dalam pengembangan program literasi di sekolah secara nasional. Karena ruang lingkupnya nasional maka semua jenjang satuan pendidikan dapat mengikuti Nyalanesia. Hanya itu? Tidak. Dalam prosesnya tim Nyalanesia tidak hanya fokus memberikan pelatihan, sertifikasi kompetensi dan akses pada program yang prover,  melainkan juga memfasilitasi siswa dan guru untuk menerbitkan buku.  Konsepnya ya memberdayakan pot

Deskripsi dihari Wisuda

                   Acara wisuda II IAIN Tulungagung, akhirnya telah diselenggarakan pada hari kemarin, yang lebih tepatnya pada hari Sabtu, (05/9) pagi-siang. Tempat tamu yang telah tersedia dan tertata rapi pun akhirnya mulai dipadati oleh para calon wisudawan, wisudawati dan para tamu undangan.           Acara yang telah teragendakan jauh-jauh hari oleh kampus tersebut pun Alhamdulillah berjalan dengan baik dan khidmat, (husnudzon saya). Pasalnya hal yang demikian dapat dilihat, dipahami dan dicermati dari jalannya acara tersebut yang tidak molor (memerlukan banyak waktu).        Hari itu telah menjadi saksi bisu sejarah kehidupan (baik parsial/kolektif) yang menegaskan adanya sesuatu hal yang istimewa, penting dan berharga. Tentu saja semua itu dipandang dari framework umat manusia yang lumrah.           Gejolak rasa parsial pun pastinya tidaklah lepas dari pengaruh keadaan yang sedang terjadi. Namun nampaknya rasa bahagia pun menjadi dominan dalam menyelimuti diri. Hal