Dokpri ilustrasi titian jalan menuju Kopdar
Mengatrol waktu di hilir mudik kesibukan
melihat, menata dan memastikan
kalender yang tertempel di dinding berkali-kali diberondong pertanyaan
terakhir, tinta merah menodai penanggalan
lingkaran terpampang jelas menandakan
Ada rencana yang disembunyikan
ada maksud yang memeluk tuntas tertunaikan
ada hasrat nan kian membuncah tidak karuan
seiring waktu yang terus berjalan
Tersengal-sengal napas ini dalam persimpangan
sedang kata "nanti" sibuk membual sembari menyodorkan sogokan
ia sangat berapi-api menjegal berhamburnya kata "tidak"
tamu yang tidak pernah diinginkan
Kata segera, segera dan segera terus berkelindanan
menggelayut di kepala menggandeng rasa penasaran pun melibatkan ketidaksabaran
menjadi hantu bergentayangan di paruh waktu namun tak cukup menyeramkan
ia datang mengabaikan keadaan
Rasa-rasanya ini melampui kewajaran
bak matahari merindukan pungguk bulan
di siang bolong, sore penuh keromantisan dan syahdunya malam ia datang tanpa mengucapkan salam
seperti kekasih yang tertimbun kebucinan
seperti dahaga yang tak mampu lagi tertahankan
Persuaan!
ya, itulah yang dinantikan
yang dipanjatkan di setiap helai doa alfakir di saat perut dibajak perih sayatan lapar
namun bukan berarti ia memeluk erat-erat kealfaan
dipangku buaian ketamakan
Persuaan!
peluluh lanta kebodohan
penebus ceruk-ceruk dahaga pengetahuan
pemantik spirit tak bertuan.
Tulungagung, 21 September 2023
Komentar
Posting Komentar