Langsung ke konten utama

Pelita Hidupku


Di antara dua pelita aku tumbuh

Dipupuk penuh kasih sayang dan cinta yang utuh

Aku pelipur lara hati yang membungkam jiwa-jiwa yang terbelenggu keluh dan peluh

Bagai permata yang tak boleh kotor atau pun luruh


Engkau genggam jemari mungilku di kala tak mampu apa-apa

Bahkan yang menyehatkan dan membesarkan tubuhku lantaran jasa

Merangkak, berjalan hingga ku berlari menuju tempat yang ku suka

Engkau sempurnakan dahaga keingintahuanku yang terus menganga


Engkau sandaran tubuhku yang ringkih dan papa

Lentera hati di saat gundah gulana

Di kala kecil bahkan hingga detik ini engkau tetap madrasatul ula

Pengetahuan mendasar tentang hidup tertancapkan kuat ke dalam dada 

Pun isian kepala


Kelembutan tangan bersambut kehangatan 

Menginjak usia ranum akan pengetahuan

Engkau cukupi kebutuhan setiap jenjang pendidikan

Dari usia dini hingga kumenginjakkan kaki di Baitul Qur'an

Tempat terbaik menengguk tetesan ilmu agama dan pengetahuan 


Min adzulumati ilannur

Nafas-nafas kebebalan diri mulai gugur

Segenap kebaikan ilmu dan akhlak mulia telah terkucur

Nasehat dan bimbingan dewan asatidz tak pernah mampu diukur 


Tak henti-hentinya daku dididik dengan ketulusan hati yang lapang

Di saat alfa akan tugas dan tanggung jawab berulangkali aku diingatkan dengan penuh kasih sayang

Meski kambuhan banyak terhidang

Meski ogah dan sikap ngeyel banyak melintang 


Min adzulumati ilannur

Enam tahun sudah tangan ini digenggam

Ada pertemuan pun ada perpisahan 

Bocah yang dulu datang sesekali ingusan kini diwisuda sebagai tanda kelulusan 

Pun perpisahan tinggal terhitung jemari tangan 


Namun silaturahim tak mengenal tanda titik

Goresan pengalaman yang terukir dibenak biar menjadi bekal melangkah

Menyusuri lorong-lorong kehidupan antah berantah

Yang entah di mana gerangan si papa ini akan berlabuh


Biduk mana yang harus kukayuh

Pulau nun dekat atau pun jauh


Fabi ayyi aalaaa irobbukuma tukadzibannn

Gunungan syukur kami panjatkan kehadirat Robbul Ijati

Terima kasih daku rapal tak bertepi

Untaian doa terbaik senantiasa terpajat dan mengiringi 


Teruntuk malaikat tak bersayap hidupku yang tak henti-hentinya meniupkan ruh kehidupan ke dalam hati 

Terkhusus dewan asatidz tercinta yang berjuang di lingkungan sekolah Qur'ani

Semoga kebajikan dan keberkahan senantiasa meliputi 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ngabdi Ka Lemah Cai

Rumpaka 17 Pupuh Pupuh téh nyaéta wangun puisi lisan tradisional Sunda (atawa, mun di Jawa mah katelah ogé kungaran macapat). anu tangtuna ngagaduhan pola (jumlah engang jeung sora) dina tiap-tiap kalimahna. Nalika balarea tacan pati wanoh kana wangun puisi/sastra modérn, pupuh ilaharna sok dipaké dina ngawangun wawacan atawa dangding, anu luyu jeung watek masing-masing pupuh. Dimana sifat pupuhna osok dijadikeun salah sahiji panggon atanapi sarana pikeun ngawakilan kaayaan, kajadian anu keur dicaritakeun. Teras ku naon disebat rumpaka 17 pupuh?, alasanna di sebat rumpaka 17 pupuh nyaeta kusabab pupuh dibagi jadi sababaraha bagian anu luyu atanapi salaras sareng kaayaan (kajadian) dina kahirupan.   Yang dimaksud ialah Pupuh yaitu berupa puisi/sastra lisan tradisional sunda (atau kalau di Jawa dikenal dengan macapat) yang mempunyai aturan yang pasti (jumlah baris dan vokal/nada) kalimatnya. Ketika belum mengenal bentuk puisi/sastra modern, pupuh biasanya digunakan dalam aktiv

Deskripsi dihari Wisuda

                   Acara wisuda II IAIN Tulungagung, akhirnya telah diselenggarakan pada hari kemarin, yang lebih tepatnya pada hari Sabtu, (05/9) pagi-siang. Tempat tamu yang telah tersedia dan tertata rapi pun akhirnya mulai dipadati oleh para calon wisudawan, wisudawati dan para tamu undangan.           Acara yang telah teragendakan jauh-jauh hari oleh kampus tersebut pun Alhamdulillah berjalan dengan baik dan khidmat, (husnudzon saya). Pasalnya hal yang demikian dapat dilihat, dipahami dan dicermati dari jalannya acara tersebut yang tidak molor (memerlukan banyak waktu).        Hari itu telah menjadi saksi bisu sejarah kehidupan (baik parsial/kolektif) yang menegaskan adanya sesuatu hal yang istimewa, penting dan berharga. Tentu saja semua itu dipandang dari framework umat manusia yang lumrah.           Gejolak rasa parsial pun pastinya tidaklah lepas dari pengaruh keadaan yang sedang terjadi. Namun nampaknya rasa bahagia pun menjadi dominan dalam menyelimuti diri. Hal

Memaksimalkan Fungsi Grup WhatsApp Literasi

(Gambar download dari Twitter) Ada banyak grup WhatsApp yang dapat kita ikuti, salah satunya adalah grup literasi. Grup literasi, ya nama grup yang saya kira mewakili siapa saja para penghuni di dalamnya. Hal ini sudah menjadi rahasia umum bagi khalayak bahwa nama grup selalu merepresentasikan anggota yang terhimpun di dalamnya.  Kiranya konyol jika kemudian nama grup kontradiktif dengan anggota yang tergabung di dalamnya. Mengapa demikian? Sebab rumus yang berlaku di pasar legal per-WhatsApp-an adalah setiap orang bergabung menjadi group member selalu berdasarkan spesialisasi motif yang sama. Spesialisasi motif itu dapat diterjemahkan sebagai hobi, ketertarikan, kecenderungan dan lainnya. Sebagai contoh, grup WhatsApp jual beli mobil tentu akan memiliki nama grup yang berkorelasi dengan dunia mobil dan dihuni oleh anggota yang memiliki hobi atau pun ketertarikan yang satu suara. Tampaknya akan sangat lucu jika seseorang yang memiliki hobi memasak lantas yang diikuti secara update adal