Tulisan ini merupakan pamungkas dari 3 postingan sebelumnya. Jika ingin mendapatkan pemahaman yang utuh: menangkap makna, motivasi dan inspirasi secara maksimal, saran saya, silakan baca postingan yang berjudul Memaksimalkan Fungsi Grup WhatsApp Literasi, Memaksimalkan Fungsi Grup WhatsApp Literasi Part 2 dan Tipikal Orang yang Membutuhkan Rumah Bernaung terlebih dahulu. Sebab keempat tulisan ini merupakan satu kesatuan yang berkesinambungan.
****
Ada pun tipikal ketiga merupakan lanjutan dari level sebelumnya. Sangat dimungkinkan sebagian dari penghuni grup literasi memiliki motif hendak menjadikan grup sebagai ajang mendedahkan gagasan yang butuh diluapkan. Model penghuni yang telah memiliki modal, kompetensi dan kapasitas yang mumpuni. Sebutkan saja posisinya telah menduduki level produsen karya.
Produsen karya tulis telah pasti memiliki jam terbang tersendiri. Syarat akan manajemen menghimpun asupan gizi (membaca) dan produktivitas kerja nyata. Berbagai karya terlahir dari tangan kreatifnya. Kreativitas dan gagasan tidak pernah berhenti mengalir karena tersekat kesibukan yang merongrong waktu lapangnya. Justru dalam kemustahilan waktu: dikala ada kesempatan sekecil apa pun itulah ia selalu menyelipkan ide untuk berkarya. Walau pun itu hanya menghasilkan satu-dua paragraf. Itu pun prosesnya dengan ia lakukan metode ngemil. Atau mungkin dengan sistem kredit.
Bagi penghuni grup tipikal ketiga kegiatan menulis adalah candu. Sedang membaca adalah cara merawat akal dan psikis agar tepat sehat. Ada persepsi yang mengitari benaknya bahwa sehari tanpa berkarya merupakan kerugian yang teramat besar. Kerugian yang tak akan pernah diketahui dan dinikmati oleh mereka yang tidak pernah mengenal betapa pentingnya tradisi melek literasi.
Tidak hanya itu, ia juga berperan sebagai pengayom dan teladan nyata. Sebagai pengayom ia tidak segan-segan menjadi pelabuhan untuk menampung rupa-rupa keluh kesah para penulis pemula. Motivasi, tips bahkan materi pelajaran ia sodorkan sebagai solusi jitu secara cuma-cuma. Terlebih-lebih solusi itu berangkat dari pengalaman nyata (telah dipraktekkan) bukan bualan semata-mata.
Yang demikian ia kuatkan dengan keteladanan nyata. Tidak ada hari tanpa postingan karya tulis yang dipersembahkannya ke dalam grup. Tangan-tangan terampil dan kedisiplinan kreativitas akal sehat selalu berjalan linier untuk mendayung biduk perubahan. Perubahan yang dimulai dari dalam diri yang berdampak pada lingkungan sekitarnya. Layaknya spiral yang kian melebar secara laten memberikan perubahan nyata.
Sampai di sini kiranya satu pertanyaan tampak mencuat ke permukaan: Sudahkah kita merasakan manfaat dari grup literasi yang diikuti? Jika belum, mari kita sama-sama introspeksi dan sesegera mungkin memperbaiki diri dengan memanfaatkan fasilitas yang disodorkan grup yang kita ikuti.
Tulungagung, 16 Juni 2023
Komentar
Posting Komentar