Langsung ke konten utama

Tips Menjadi Penghafal Al-Qur'an

(Dokumentasi pribadi: Ustadzah Diyah menyampaikan amanat upacara bendera)

"Sesungguhnya Kami yang akan mengumpulkannya (di dadamu) dan membacakannya", (Q.S. Al-Qiyamah: 17)

Minggu ketiga masuk sekolah, Senin (16/01/2023) siswa-siswi SDIT Baitul Qur'an Tulungagung kembali mengawali rutinitas pembelajaran dengan upacara bendera. Seperti biasanya, upacara bendera berlangsung di halaman sekolah. Kebetulan petugas protokoler upacara bendera kali ini diambil dari siswa-siswi kelas 6. 

***

Tidak ada otak yang tak bisa

Yang ada hanya belum terbiasa

Untuk terbiasa maka harus dipaksa

Saya bisa

Pasti bisa

Insyaallah bisa

Bisa, bisa, yes.

Menghafal itu mudah.

Murja'ah lebih asyik.

Allahu Akbar.

***

Yel-yel Tahfidzul Qur'an dipekikan

ustadzah Sugeng Rahayu Nur Widayah (selanjutnya disapa ustadzah Diyah, panggilan akrab) setelah menanyakan kabar untuk membuka amanat yang hendak beliau sampaikan kepada partisipan upacara bendera kali ini. 

Adapun tema yang diusung ustadzah Diyah dalam sesi amanat upacara bendera Senin ini adalah Tips Menjadi Penghafal Al-Qur'an. Menurut beliau, terdapat enam tips untuk menjadi seorang penghafal Al-Qur'an. Lantas, apa saja enam tips untuk menjadi penghafal Al-Qur'an tersebut? 

1. Niat Menjadi Penghafal Al-Qur'an 

Poin penting pertama yang harus dimiliki oleh seseorang yang hendak--mewujudkan cita-cita, mimpi--menjadi seorang hufadz adalah niat yang murni dan lurus. Kemurnian niat ini akan memengaruhi tahapan proses yang harus dilalui dalam menghafal Al-Qur'an. 

Mengapa demikian? Sebab dalam prakteknya, dalam menghafal Al-Qur'an sendiri akan mendapatkan rintangan yang tidak ringan. Baik itu rintangan yang sifatnya datang dari dalam diri sendiri ataupun timbul dari faktor eksternal yang hadirnya di luar dugaan.

2. Memperbaiki Bacaan (Tahsin)

Cara kita membaca Al-Qur'an menjadi poin penting kedua yang perlu diperhatikan. Seseorang yang hendak atau telah menjadi hufadz alangkah baiknya membiasakan membaca Al-Qur'an. Mengapa harus demikian? Sebab tradisi membaca Al-Qur'an yang terdisiplinkan (jam terbang) akan memengaruhi kualitas bacaan.

Rumus yang berlaku dalam tahsin, adalah semakin kita terbiasa membaca Al-Qur'an maka secara otomatis kita akan dituntut untuk memperbaiki setiap kesalahan yang dilakukan. Baik itu Tahsin dalam rangka memperbaiki kekurangtepatan yang ditinjau dari sudut pandang hukum tajwid ataupun tatkala melafalkan huruf Hijaiyah. Perbaikan bacaan ditinjau dari hukum makhorijul huruf. 

3. Mengulang-ulang Ayat yang Akan Dihafalkan

Setelah melakukan tahsin dengan mempertimbangkan validitas hukum tajwid dan makhorijul huruf, seorang calon hufadz juga dituntut untuk membaca ayat Al-Qur'an yang akan dihafalkan secara berulang-ulang. Pertanyaan mendasarnya, ayat yang akan dihafalkan tersebut harus dibaca sebanyak berapa kali? 

Menurut ustadzah Diyah, dengan merujuk pada keumuman yang berlaku baik dari pengalamannya selama mengajar di Baitul Qur'an ataupun bercermin dari lembaga lain, seorang hufadz akan hafal terhadap ayat-ayat Al-Qur'an tertentu setelah ayat yang bersangkutan dibaca minimal 10 kali. 

Jikalau ayat tersebut sudah dibaca sebanyak 10 kali akan tetapi belum juga hafal, maka sangat dianjurkan seorang hufadz untuk membaca ayat Al-Qur'an yang akan dihafalkan sebanyak 15 kali. Sementara jika dalam prakteknya cara itu belum juga ampuh, maka seorang hufadz bisa membaca ayat yang bersangkutan sebanyak 20 kali. Kelipatan dalam mengulangi bacaan itu terus ditingkatkan sampai hufadz yang bersangkutan benar-benar hafal terhadap ayat-ayat tersebut. 

Lantas, bagaimana dengan kasus seseorang yang hafal dalam satu kali bacaan saja? Hal itu berarti menandakan kualitas ingatan yang dimiliki oleh orang yang bersangkutan kuat. Kendati demikian ingatan itu akan lebih afdhol manakala mencukupi patokan minimal baca 10 kali. 

Yang perlu diperhatikan dalam konteks mengulang-ulang ayat yang akan dihafalkan di sini, adalah jangan sampai seorang hufadz langsung menghafalkan ayat Al-Qur'an sebelum melalui tahapan proses tahsin terlebih dahulu. Mengapa harus demikian? Sebab hal ini menyangkut porsi benar-salah bacaan ayat Al-Qur'an yang dihafalkan tersebut. 

Jika ternyata ayat Al-Qur'an yang dihafalkan tersebut telanjur dibaca dengan bacaan yang salah maka tidak hanya menyebabkan dosa melainkan juga harus melakukan perbaikan atas ayat yang dihafalkannya. Dan memperbaiki kesalahan dalam hafalan itu bukanlah sesuatu hal yang mudah. Karena hal itu menyangkut bongkar pasang (relokasi) inventarisasi ingatan sang hufadz. 

4. Muraja'ah

Setelah seorang hufadz hafal terhadap ayat-ayat Al-Qur'an melalui tahapan membaca secara berulang-ulang bukan berarti tugasnya telah selesai. Justru tugasnya disambung dengan kewajiban bagaimana caranya untuk menjaga hafalan yang dimiliki supaya tidak lupa dan hilang. Metode yang paling baik untuk menjaga hafalan adalah dengan muraja'ah. 

Metode muraja'ah sendiri berarti mengulangi hafalan secara kontinuitas. Diulang kembali secara terus-menerus tanpa putus-putus. Analogi yang digunakan adalah seperti halnya mengasah sebilah pisau yang kerapkali diasah maka akan semakin tajam. Begitu juga dengan hafalan. Semakin terdisiplinkan muraja'ah maka akan semakin kuat hafalan yang dimiliki.

Dalam prakteknya, muraja'ah bisa dilakukan dengan dua cara: secara mandiri dan setoran. Murja'ah secara mandiri dilakukan dengan membiasakan diri membaca Al-Qur'an. Sedangkan muraja'ah dengan setoran, hufadz akan membacakan hafalannya di depan salah seorang guru atau teman sejawatnya lantas setiap bacaannya akan dievaluasi. 

5. Do'a kedua orangtua dan ustadz-ustadzah untuk kelancaran hafalan.

Hal yang tidak kalah penting dalam proses menghafalkan Al-Qur'an adalah keikhlasan dan rida dari dua orang yang berperan penting dalam hidup seorang hufadz, yakni orang tua dan guru. Alangkah baiknya seorang hufadz juga memohon do'a restu kepada orang tua sebelum menghafalkan Al-Qur'an. Do'a restu itu diminta tatkala kita hendak berangkat ke sekolah atau sebelum memulai hafalan.

Tak lupa seorang hufadz yang baik tentu juga berkewajiban memohon do'a restu kepada guru (dewan asatidz) selaku yang mendidik dan mengajarkan mengenal huruf Hijaiyah sehingga bisa membaca Al-Qur'an.  Ikhlas dan rida dari seorang guru juga tak kalah penting dari orangtua untuk mencapai tujuan mulia dari hafalan Al-Qur'an.

Melalui do'a restu yang ikhlas dan rida dua orang yang berperan penting dalam hidup seorang hufadz tersebut semoga akan menjadi jembatan penghantar yang dapat memudahkan proses menghafal. Tidak hanya kemudahan dalam prosesnya namun juga menaruh harapan besar kelak hafalannya akan bermanfaat.

6. Salat malam

Sebagai pamungkas, ustadzah Diyah juga menegaskan bahwa seorang hufadz selaiknya melanggengkan salat malam. Salat malam ini ditujukan untuk mohon restu kepada Allah SWT supaya dimudahkan dalam menghafal. Selain itu, seorang hufadz juga dapat menjadikan momentum waktu sepertiga malam untuk menambah hafalan. Sebab waktu-waktu menjelang Subuh adalah waktu yang baik untuk belajar dan mengisi otak sebelum terisi penuh dengan yang lain.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ngabdi Ka Lemah Cai

Rumpaka 17 Pupuh Pupuh téh nyaéta wangun puisi lisan tradisional Sunda (atawa, mun di Jawa mah katelah ogé kungaran macapat). anu tangtuna ngagaduhan pola (jumlah engang jeung sora) dina tiap-tiap kalimahna. Nalika balarea tacan pati wanoh kana wangun puisi/sastra modérn, pupuh ilaharna sok dipaké dina ngawangun wawacan atawa dangding, anu luyu jeung watek masing-masing pupuh. Dimana sifat pupuhna osok dijadikeun salah sahiji panggon atanapi sarana pikeun ngawakilan kaayaan, kajadian anu keur dicaritakeun. Teras ku naon disebat rumpaka 17 pupuh?, alasanna di sebat rumpaka 17 pupuh nyaeta kusabab pupuh dibagi jadi sababaraha bagian anu luyu atanapi salaras sareng kaayaan (kajadian) dina kahirupan.   Yang dimaksud ialah Pupuh yaitu berupa puisi/sastra lisan tradisional sunda (atau kalau di Jawa dikenal dengan macapat) yang mempunyai aturan yang pasti (jumlah baris dan vokal/nada) kalimatnya. Ketika belum mengenal bentuk puisi/sastra modern, pupuh biasanya digunakan dalam aktiv

Deskripsi dihari Wisuda

                   Acara wisuda II IAIN Tulungagung, akhirnya telah diselenggarakan pada hari kemarin, yang lebih tepatnya pada hari Sabtu, (05/9) pagi-siang. Tempat tamu yang telah tersedia dan tertata rapi pun akhirnya mulai dipadati oleh para calon wisudawan, wisudawati dan para tamu undangan.           Acara yang telah teragendakan jauh-jauh hari oleh kampus tersebut pun Alhamdulillah berjalan dengan baik dan khidmat, (husnudzon saya). Pasalnya hal yang demikian dapat dilihat, dipahami dan dicermati dari jalannya acara tersebut yang tidak molor (memerlukan banyak waktu).        Hari itu telah menjadi saksi bisu sejarah kehidupan (baik parsial/kolektif) yang menegaskan adanya sesuatu hal yang istimewa, penting dan berharga. Tentu saja semua itu dipandang dari framework umat manusia yang lumrah.           Gejolak rasa parsial pun pastinya tidaklah lepas dari pengaruh keadaan yang sedang terjadi. Namun nampaknya rasa bahagia pun menjadi dominan dalam menyelimuti diri. Hal

Memaksimalkan Fungsi Grup WhatsApp Literasi

(Gambar download dari Twitter) Ada banyak grup WhatsApp yang dapat kita ikuti, salah satunya adalah grup literasi. Grup literasi, ya nama grup yang saya kira mewakili siapa saja para penghuni di dalamnya. Hal ini sudah menjadi rahasia umum bagi khalayak bahwa nama grup selalu merepresentasikan anggota yang terhimpun di dalamnya.  Kiranya konyol jika kemudian nama grup kontradiktif dengan anggota yang tergabung di dalamnya. Mengapa demikian? Sebab rumus yang berlaku di pasar legal per-WhatsApp-an adalah setiap orang bergabung menjadi group member selalu berdasarkan spesialisasi motif yang sama. Spesialisasi motif itu dapat diterjemahkan sebagai hobi, ketertarikan, kecenderungan dan lainnya. Sebagai contoh, grup WhatsApp jual beli mobil tentu akan memiliki nama grup yang berkorelasi dengan dunia mobil dan dihuni oleh anggota yang memiliki hobi atau pun ketertarikan yang satu suara. Tampaknya akan sangat lucu jika seseorang yang memiliki hobi memasak lantas yang diikuti secara update adal