Langsung ke konten utama

Upaya Menuntaskan PR Besar

Malam Selasa, 24 Mei 2022 kami--pengurus harian TPQLB Spirit Dakwah Indonesia--berusaha menindaklanjuti PR besar yang dihasilkan dari monev Kemenag Provinsi. Proses itu dimulai dengan melengkapi seluruh persyaratan yang dibutuhkan untuk membuat akun EMIS lembaga, melengkapi profil akun EMIS lembaga yang sudah terdaftar dan mengonfirmasikan ketuntasan PR besar kepada pihak terkait.

Pertama, melengkapi seluruh persyaratan yang dibutuhkan untuk membuat akun EMIS lembaga. Terkait hal ini, seingat saya dalam monev sempat dipaparkan bahwa yang paling utama dan penting dibutuhkan untuk membuat akun EMIS lembaga adalah foto surat ijin operasional lembaga dari Kemenag dan surat keputusan berdiri lembaga dari Kemenkum HAM. 

Untuk memastikan kebenaran akan hal itu lantas mas Zakaria menghubungi pihak Kemenag Kabupaten Tulungagung via WhatsApp. Isi chat tersebut menegaskan, bahwa ingatan saya masih tajam, foto surat ijin operasional dan SK berdiri lembaga adalah dua syarat mutlak yang diperlukan, ditambah dengan nama operator EMIS, nomor telepon operator EMIS dan alamat email lembaga. 

Awalnya saya kira membuat akun EMIS lembaga itu dapat dilakukan secara mandiri, namun ternyata hal itu hanya bisa dibuat oleh pihak pengelola aplikasi EMIS di Kemenag kabupaten. Artinya kami harus mengonfirmasikan terlebih dahulu ke pihak Kemenag. Dengan semangat yang tinggi esok harinya mas Zakaria bertandang ke kantor Kemenag. Di sana mas Zakaria diminta untuk mengisi lembar belangko isian pendaftaran lembaga LPQ. Dalam foto yang di-share via WhatsApp di grup PH TPQLB terlihat jelas terdapat tiga bagian yang harus diisi. Yakni profil lembaga, data pendirian dan belangko pendaftaran akun operator lembaga. 

Belangko pendaftaran akun itu diisi lengkap oleh mas Zakaria. Mas Zakaria pula yang terus berkomunikasi dan berkoodinasi dengan pihak Kemenag dan Pak Suminto. Komunikasi ini penting, mengingat tidak ada satupun di antara kami yang pernah atau bahkan berpengalaman dalam mengurusi segala sesuatu tentang pembuatan EMIS lembaga. 

Tanggal terus menuju tanduknya bulan, sementara kami masih saja merasa belum diarahkan. Akun EMIS lembaga belum saja ditindaklanjuti pihak pengelola aplikasi EMIS. Saya melihat ada sedikit miss komunikasi antara pihak pengelola aplikasi EMIS dan instruksi dari hasil keputusan monev. Akan tetapi berkat kegigihan mas Zakaria yang gencar komunikasi dan koordinasi dua arah, akhirnya akun EMIS lembaga pun berhasil dibuatkan. Tepat pada tanggal 31 Mei 2022 seingat saya akun EMIS lembaga berhasil dibuatkan dan terdaftar.

Kedua, melengkapi profil akun EMIS lembaga yang sudah terdaftar. Setelah berhasil dibuatkan, profil akun EMIS lembaga berusaha digenapkan. Mbak Tania selaku operator EMIS lembaga berusaha menuntaskan kelengkapan profil akun. Adapun langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah meng-input profil asatidz. Dalam hal ini data disesuaikan dengan template kebutuhan. Windy selaku sekretaris berusaha mengoordinir kolektivitas data dari masing-masing asatidz. Windy meminta foto KTP, file foto resmi berwarna ukuran 4x6, nomor rekening dan NPWP via WhatsApp. Dengan telaten ia menge-chat satu demi satu. Setelah terkumpul, data itu disesuaikan dengan kolom kebutuhan profil asatidz.

Selain itu, kami juga berusaha memastikan setiap asatidz telah mengabdikan diri di TPQLB Spirit Dakwah Indonesia Tulungagung telah seberapa lama, mulai tahun kapan bergabung, selama ini mengampu mata pelajaran apa dan latar belakang pendidikannya. Penyesuaian profil asatidz itu tentu bertumpu pada tingkat keaktifan masuk mengajar di setiap minggunya. Asatidz yang telah lama alpha, tak ada kabar dan terlena dengan kesibukan pribadinya tentu kami coret. 

Setelah data asatidz lengkap, lantas kami berusaha melengkapi data santri yang dibutuhkan. Sebagai solusinya, akhirnya kami menyepakati untuk membuat google form. Windy berperan sebagai pihak eksekutor. Kurang lebih sekitar 10 menit Windy membuat kolom sesuai template kebutuhan. Setelah selesai, link google form itu disebarkan ke grup WhatsApp wali santri. 

Melalui tautan yang diklik itulah semua data santri lama dan baru dapat terakumulasi secara otomatis. Baik itu secara kuantitas ataupun kualitas. Tentu ini adalah salah contoh bagaimana fungsi teknologi mutakhir dapat menopang dan memudahkan manajemen pengelolaan administrasi lembaga. Karena kemudahan yang tersedia ini pula kami tidak harus lagi bersusah hati mendata santri secara manual dengan tulis tangan. Tentu saja kemajuan teknologi ini harus dimanfaatkan. Jika tidak, bodohnya keterlaluan.

Masalahnya, bukankah data santri lama itu telah terakumulasikan dan didokumentasikan dengan baik? Lantas kenapa harus mengisi google form? Tentu sudah, akan tetapi terlalu banyak jumlah santri yang telah vakum. Sehingga mau tidak mau kami pun harus meng-update kuantitas santri terkini, terlebih kuantitas santri baru juga belum terdokumentasikan. 

Sedang yang terakhir, yakni mengonfirmasikan ketuntasan PR besar kepada pihak terkait. Sayang seribu sayang, sebelum kami menuntaskan kelengkapan administrasi kelembagaan tersebut ternyata aplikasi EMIS yang diakses melalui laman PD-PONTREN itu telah di cut off oleh pusat. Sehingga koneksi terputus dan error. Sebab pada kenyataannya, tanggal 31 Mei 2022 adalah detik-detik terakhir kami harus merampungkan tugas pengisian dan peng-update-an data. 

Mendapati fakta itu kami benar-benar dilanda kekalutan mental bukan kepalang. Karena memang telah beberapa hari mas Zakaria hilir-mudik ke kantor Kemenag dan entah sudah berapa kali kami melengkapi semua data dengan melembur. Tentu saja, kami dibuat harap-harap cemas dengan errornya akses di saat-saat kami sedang on fire. 

Di tengah keputusasaan tersebut sempat pula mas Zakaria berusaha menenangkan diri dan bertanya langsung di dalam grup yang memang beranggotakan perwakilan lembaga yang telah dilakukan kunjungan monev. Benar saja, di dalam sana diterangkan bahwa hari itu adalah detik-detik terakhir menyempurnakan data dan ada masa cut off data EMIS. Ironisnya, hal itu tidak diperhatikan oleh mas Zakaria. Kendati demikian, mas Zakaria terus berusaha membangun komunikasi yang baik, sehingga akhirnya jalannya dimudahkan.


Tulungagung, 13 Mei 2022


 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ngabdi Ka Lemah Cai

Rumpaka 17 Pupuh Pupuh téh nyaéta wangun puisi lisan tradisional Sunda (atawa, mun di Jawa mah katelah ogé kungaran macapat). anu tangtuna ngagaduhan pola (jumlah engang jeung sora) dina tiap-tiap kalimahna. Nalika balarea tacan pati wanoh kana wangun puisi/sastra modérn, pupuh ilaharna sok dipaké dina ngawangun wawacan atawa dangding, anu luyu jeung watek masing-masing pupuh. Dimana sifat pupuhna osok dijadikeun salah sahiji panggon atanapi sarana pikeun ngawakilan kaayaan, kajadian anu keur dicaritakeun. Teras ku naon disebat rumpaka 17 pupuh?, alasanna di sebat rumpaka 17 pupuh nyaeta kusabab pupuh dibagi jadi sababaraha bagian anu luyu atanapi salaras sareng kaayaan (kajadian) dina kahirupan.   Yang dimaksud ialah Pupuh yaitu berupa puisi/sastra lisan tradisional sunda (atau kalau di Jawa dikenal dengan macapat) yang mempunyai aturan yang pasti (jumlah baris dan vokal/nada) kalimatnya. Ketika belum mengenal bentuk puisi/sastra modern, pupuh biasanya digunakan dalam aktiv

Deskripsi dihari Wisuda

                   Acara wisuda II IAIN Tulungagung, akhirnya telah diselenggarakan pada hari kemarin, yang lebih tepatnya pada hari Sabtu, (05/9) pagi-siang. Tempat tamu yang telah tersedia dan tertata rapi pun akhirnya mulai dipadati oleh para calon wisudawan, wisudawati dan para tamu undangan.           Acara yang telah teragendakan jauh-jauh hari oleh kampus tersebut pun Alhamdulillah berjalan dengan baik dan khidmat, (husnudzon saya). Pasalnya hal yang demikian dapat dilihat, dipahami dan dicermati dari jalannya acara tersebut yang tidak molor (memerlukan banyak waktu).        Hari itu telah menjadi saksi bisu sejarah kehidupan (baik parsial/kolektif) yang menegaskan adanya sesuatu hal yang istimewa, penting dan berharga. Tentu saja semua itu dipandang dari framework umat manusia yang lumrah.           Gejolak rasa parsial pun pastinya tidaklah lepas dari pengaruh keadaan yang sedang terjadi. Namun nampaknya rasa bahagia pun menjadi dominan dalam menyelimuti diri. Hal

Memaksimalkan Fungsi Grup WhatsApp Literasi

(Gambar download dari Twitter) Ada banyak grup WhatsApp yang dapat kita ikuti, salah satunya adalah grup literasi. Grup literasi, ya nama grup yang saya kira mewakili siapa saja para penghuni di dalamnya. Hal ini sudah menjadi rahasia umum bagi khalayak bahwa nama grup selalu merepresentasikan anggota yang terhimpun di dalamnya.  Kiranya konyol jika kemudian nama grup kontradiktif dengan anggota yang tergabung di dalamnya. Mengapa demikian? Sebab rumus yang berlaku di pasar legal per-WhatsApp-an adalah setiap orang bergabung menjadi group member selalu berdasarkan spesialisasi motif yang sama. Spesialisasi motif itu dapat diterjemahkan sebagai hobi, ketertarikan, kecenderungan dan lainnya. Sebagai contoh, grup WhatsApp jual beli mobil tentu akan memiliki nama grup yang berkorelasi dengan dunia mobil dan dihuni oleh anggota yang memiliki hobi atau pun ketertarikan yang satu suara. Tampaknya akan sangat lucu jika seseorang yang memiliki hobi memasak lantas yang diikuti secara update adal