Langsung ke konten utama

Mengokohkan Karakter Siswa melalui Upacara Bendera

(Dokumentasi pribadi: Perhelatan Upacara Bendera dengan jajaran tamu pengawas upacara bendera sekolah)

Senin (13/2/2023) adalah salah satu hari yang berkesan bagi seluruh sumber daya manusia lembaga yang ada di SDIT Baitul Qur'an Tulungagung. Pasalnya pada hari itu kami menghelat upacara bendera dengan dihadiri oleh jajaran tamu istimewa: Koramil Kedungwaru, pengawas sekolah dan perwakilan dari kecamatan Kedungwaru. Sayangnya, perwakilan dari Polsek Kedungwaru berhalangan untuk hadir di hari itu. 

Segala perlengkapan upacara bendera disiapkan. Sound sistem, tiga microphone, satu stand mic, bendera hingga beberapa naskah protokol yang akan dibacakan tatkala upacara dihelat. Sedangkan para peserta telah berbaris sesuai tinggi badan masing-masing. Siswa-siswi yang badan tinggi berdiri paling depan, sedangkan yang pendek berada di barisan paling belakang.

Para petugas upacara bendera Senin ini adalah kelas 6. Sementara pembina upacara diemban oleh perwakilan dari Koramil. Hal itu terjadi setelah melakukan koordinasi dan konfirmasi dengan jajaran tamu undangan yang hadir. Bahkan tatkala upacara dimulai, salah seorang Pak Tentara sempat meminta map untuk menyimpan teks pidato yang akan disampaikan tatkala sesi amanat upacara.

Sontak hal itu sedikit mengubah rencana awal yang sudah dirancang, karena sebelumnya dewan guru menunjuk Pak Imam yang akan bertugas sebagai pembina upacara. Tentu saja, pergantian pembina upacara bendera itu bukan berarti menggugurkan tugas dan tanggung jawab dari Pak Imam, melainkan hanya soal menggeserkan jadwal saja. Pak Imam akan menjadi pembina upacara bendera di hari Senin selanjutnya.

Sesi upacara bendera yang dihadiri oleh tim pengawas kali ini benar-benar menuntut para petugasnya untuk melakukan masing-masing tugasnya secara serius. Bahkan saking seriusnya, pemandangan tegang terpancar jelas dari wajah para petugas. Tidak hanya petugas bahkan para peserta upacara yang biasanya celometan pun kala itu tampak khidmat. Menghayati setiap proses perhelatan upacara bendera berlangsung. 

Dalam kekhidmatan yang bercampur ketegangan itu perwakilan dari Koramil dan kecamatan Kedungwaru sempat berlalu-lalang untuk mengabadikan momen upacara bendera edisi spesial itu. Dokumentasi itu penting untuk dilakukan sebagai bukti konkrit bahwa tugas telah dilakukan sesuai jadwal dengan sebaik-baiknya. 

Perhelatan upacara bendera pun sampai pada sesi penyampaian amanat. Dalam sesi amanat upacara bendera, Pak tentara yang mewakili Pak Dandim Koramil Kedungwaru menyampaikan beberapa poin penting mengenai esensi dari perhelatan upacara bendera di hari Senin. 

Pertama, beliau menegaskan bahwa kegiatan upacara bendera di setiap sekolah harus dihelat secara rutin. Mengapa demikian? Sebab perhelatan upacara bendera pada hakikatnya adalah jembatan atau salah satu sarana untuk menanamkan jiwa nasionalisme dan patriotisme terhadap generasi muda Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pemupukan jiwa nasionalisme dan patriotisme bagi para siswa sangatlah penting sebab hakikatnya generasi muda sekarang kelak akan menjadi penerus bangsa Indonesia. Sebagai generasi penerus bangsa Indonesia yang baik tentunya harus memahami, menghormati dan melestarikan identitas jati diri bangsa. Utamanya bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar dan kaya akan multikultural.

Kedua, melalui upacara bendera sejatinya kita sedang meneladani dan menghormati jasa para pejuang kemerdekaan Indonesia. Jika dahulu kala nenek moyang kita berjibaku dengan berlumuran darah bahkan hingga berani mengorbankan nyawa; gugur di medan tempur untuk terbebas dari penjajahan kolonialisme Belanda dan sekutunya, maka sekarang kita telah menuai hasil perjuangannya. 

Kini bendera merah putih adalah simbol atas kemenangan, kemerdekaan dan kemandirian bangsa Indonesia. Bendera yang dikibarkan penuh sarat dan makna. Merah bermakna keberanian. Seperti halnya gejolak dan semangat juang para pejuang kemerdekaan yang terus menyala. Semangat juang terus mengalir sampai tujuan dan cita-cita bersama terwujudkan.

Lantas keberanian yang disimbolkan dengan warna merah itu terpancang kuat di atas warna putih. Putih bersih menandakan kesucian. Kesucian hati dan raga. Kesucian yang menandakan bahwa pengorbanan para pejuang kemerdekaan berlandaskan keikhlasan hati dan pikiran. 

Ketiga, dua poin penting sebelumnya juga harus ditopang dengan upaya menghayati dan melestarikan budaya dan karakteristik bangsa yang multikulturalisme. Sehingga para siswa dituntut untuk bisa, tahu dan berperan aktif dalam membawakan lagu-lagu nasional, tradisi dan budaya daerah. Hal ini penting untuk menjaga identitas dan karakteristik bangsa Indonesia. Maka tak ayal jika kemudian dalam proses upacara bendera hari Senin selalu menyelipkan sesi menyanyikan lagu wajib nasional.

Keempat, tak ketinggalan pembina upacara bendera juga menyampaikan bahwa kunjungan pengawasan upacara bendera di seluruh sekolah di Kabupaten Tulungagung adalah program kerjasama antara dinas pendidikan, kebudayaan dan olahraga dengan Koramil, Kapolsek dan pemerintah daerah setempat untuk meningkatkan nasionalisme dan patriotisme terhadap bangsa Indonesia.

Di samping itu, harapan kedepannya, melalui program kunjungan dan pengawasan upacara bendera di seluruh sekolah yang ada di kabupaten Tulungagung ini mampu meningkatkan kedisiplinan para siswa-siswi. Utamanya terhindar dari paham dan jaringan radikalisme yang anti Pancasila, Undang-undang dan konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ngabdi Ka Lemah Cai

Rumpaka 17 Pupuh Pupuh téh nyaéta wangun puisi lisan tradisional Sunda (atawa, mun di Jawa mah katelah ogé kungaran macapat). anu tangtuna ngagaduhan pola (jumlah engang jeung sora) dina tiap-tiap kalimahna. Nalika balarea tacan pati wanoh kana wangun puisi/sastra modérn, pupuh ilaharna sok dipaké dina ngawangun wawacan atawa dangding, anu luyu jeung watek masing-masing pupuh. Dimana sifat pupuhna osok dijadikeun salah sahiji panggon atanapi sarana pikeun ngawakilan kaayaan, kajadian anu keur dicaritakeun. Teras ku naon disebat rumpaka 17 pupuh?, alasanna di sebat rumpaka 17 pupuh nyaeta kusabab pupuh dibagi jadi sababaraha bagian anu luyu atanapi salaras sareng kaayaan (kajadian) dina kahirupan.   Yang dimaksud ialah Pupuh yaitu berupa puisi/sastra lisan tradisional sunda (atau kalau di Jawa dikenal dengan macapat) yang mempunyai aturan yang pasti (jumlah baris dan vokal/nada) kalimatnya. Ketika belum mengenal bentuk puisi/sastra modern, pupuh biasanya digunakan dalam aktiv

Deskripsi dihari Wisuda

                   Acara wisuda II IAIN Tulungagung, akhirnya telah diselenggarakan pada hari kemarin, yang lebih tepatnya pada hari Sabtu, (05/9) pagi-siang. Tempat tamu yang telah tersedia dan tertata rapi pun akhirnya mulai dipadati oleh para calon wisudawan, wisudawati dan para tamu undangan.           Acara yang telah teragendakan jauh-jauh hari oleh kampus tersebut pun Alhamdulillah berjalan dengan baik dan khidmat, (husnudzon saya). Pasalnya hal yang demikian dapat dilihat, dipahami dan dicermati dari jalannya acara tersebut yang tidak molor (memerlukan banyak waktu).        Hari itu telah menjadi saksi bisu sejarah kehidupan (baik parsial/kolektif) yang menegaskan adanya sesuatu hal yang istimewa, penting dan berharga. Tentu saja semua itu dipandang dari framework umat manusia yang lumrah.           Gejolak rasa parsial pun pastinya tidaklah lepas dari pengaruh keadaan yang sedang terjadi. Namun nampaknya rasa bahagia pun menjadi dominan dalam menyelimuti diri. Hal

Memaksimalkan Fungsi Grup WhatsApp Literasi

(Gambar download dari Twitter) Ada banyak grup WhatsApp yang dapat kita ikuti, salah satunya adalah grup literasi. Grup literasi, ya nama grup yang saya kira mewakili siapa saja para penghuni di dalamnya. Hal ini sudah menjadi rahasia umum bagi khalayak bahwa nama grup selalu merepresentasikan anggota yang terhimpun di dalamnya.  Kiranya konyol jika kemudian nama grup kontradiktif dengan anggota yang tergabung di dalamnya. Mengapa demikian? Sebab rumus yang berlaku di pasar legal per-WhatsApp-an adalah setiap orang bergabung menjadi group member selalu berdasarkan spesialisasi motif yang sama. Spesialisasi motif itu dapat diterjemahkan sebagai hobi, ketertarikan, kecenderungan dan lainnya. Sebagai contoh, grup WhatsApp jual beli mobil tentu akan memiliki nama grup yang berkorelasi dengan dunia mobil dan dihuni oleh anggota yang memiliki hobi atau pun ketertarikan yang satu suara. Tampaknya akan sangat lucu jika seseorang yang memiliki hobi memasak lantas yang diikuti secara update adal