Langsung ke konten utama

Karya Kelas Literasi: Kreativitas Tanpa Batas

 

(Dokumentasi pribadi: Anak-anak kelas literasi)

Sabtu (25/02/2023) kelas ekstra kurikuler telah dihelat kembali setelah tiga Sabtu berturut-turut libur. Pada pertemuan sesi ini para siswa kelas literasi mengumpulkan masing-masing karyanya. Kebetulan pada sesi pertemuan sebelumnya, Sabtu penghujung bulan Januari, mereka diinstruksikan untuk menuangkan ide dan kreativitasnya di atas kertas HVS A4. 

Di atas kertas HVS A4 itu mereka bebas menuangkan kreativitas sesuai kehendaknya. Tidak ada paksaan bagi mereka, yang jelas tidak ada batasan tema, genre dan bentuk karya yang hendak dibuat. 

Sebagai hasilnya, ternyata dari mereka semua, sebagian siswa ada yang membuat puisi. Ada pula yang memilih membuat pantun dan satu orang memutuskan untuk menggambar. Sebagai bentuk konkritnya berikut karyanya kami lampirkan di bawah ini. 

Pantun Nasihat

_Aishah_


Makan gorengan di pinggir kali

Sambil menikmati indahnya sore hari

Walaupun jarak memisahkan diri

Tapi doaku akan selalu menyertai


Pantun Karya Alya


Jalan-jalan ke Amerika

Sivera pakai baju merah

Kalau kamu tidak suka

Kamu jangan marah-marah


Segarnya es rumput laut

Diminumnya di kota Jogjakarta

Mereka yang saling ribut

Dia yang punya diam saja


Minum teh hangat-hangat

Minumnya sama kamu

Belajarlah dengan giat

Agar tercapai cita-citamu


Bunga melati wanginya segar

Ditaruh di atas buku

Putih-putih dalam pagar

Coba tebak siapa aku?


Alamku Indonesia

_Aida_


Alamku Indonesia

Alam yang penuh bahagia

Sawah dan ladang luas menghampar

Bagaikan permadani tergelar


Bermacam-macam bunga bermekaran

Semerbak harum menjadi teman

Pepohonan rindang melambaikan tangan

Menjadi cerita yang tak lekang dilupakan


Lihatlah alamku yang asri nian

Hawanya sejuk menyehatkan 

Hatiku ingin menari

Bagaikan burung yang terbang tinggi


Gunung-gunung menjulang tinggi 

Gelombang laut memecah pantai

Itulah anugerah Tuhan kepada kita

Seluruh bangsa Indonesia 


Ingin Menjadi Dokter

_Aruni_


Seragam putih menjadi cirimu

Stetoskop tertengger di antara leher dan bahu yang bidang

Tanganmu yang lincah merangkul tanpa memilah-milah

Teruntuk menolong sepenuh hati


Kuingin menjadi dokter

Meneladani jasa sepertimu

Membantu semua orang 

Sehat kembali 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ngabdi Ka Lemah Cai

Rumpaka 17 Pupuh Pupuh téh nyaéta wangun puisi lisan tradisional Sunda (atawa, mun di Jawa mah katelah ogé kungaran macapat). anu tangtuna ngagaduhan pola (jumlah engang jeung sora) dina tiap-tiap kalimahna. Nalika balarea tacan pati wanoh kana wangun puisi/sastra modérn, pupuh ilaharna sok dipaké dina ngawangun wawacan atawa dangding, anu luyu jeung watek masing-masing pupuh. Dimana sifat pupuhna osok dijadikeun salah sahiji panggon atanapi sarana pikeun ngawakilan kaayaan, kajadian anu keur dicaritakeun. Teras ku naon disebat rumpaka 17 pupuh?, alasanna di sebat rumpaka 17 pupuh nyaeta kusabab pupuh dibagi jadi sababaraha bagian anu luyu atanapi salaras sareng kaayaan (kajadian) dina kahirupan.   Yang dimaksud ialah Pupuh yaitu berupa puisi/sastra lisan tradisional sunda (atau kalau di Jawa dikenal dengan macapat) yang mempunyai aturan yang pasti (jumlah baris dan vokal/nada) kalimatnya. Ketika belum mengenal bentuk puisi/sastra modern, pupuh biasanya digunakan dalam aktiv

Deskripsi dihari Wisuda

                   Acara wisuda II IAIN Tulungagung, akhirnya telah diselenggarakan pada hari kemarin, yang lebih tepatnya pada hari Sabtu, (05/9) pagi-siang. Tempat tamu yang telah tersedia dan tertata rapi pun akhirnya mulai dipadati oleh para calon wisudawan, wisudawati dan para tamu undangan.           Acara yang telah teragendakan jauh-jauh hari oleh kampus tersebut pun Alhamdulillah berjalan dengan baik dan khidmat, (husnudzon saya). Pasalnya hal yang demikian dapat dilihat, dipahami dan dicermati dari jalannya acara tersebut yang tidak molor (memerlukan banyak waktu).        Hari itu telah menjadi saksi bisu sejarah kehidupan (baik parsial/kolektif) yang menegaskan adanya sesuatu hal yang istimewa, penting dan berharga. Tentu saja semua itu dipandang dari framework umat manusia yang lumrah.           Gejolak rasa parsial pun pastinya tidaklah lepas dari pengaruh keadaan yang sedang terjadi. Namun nampaknya rasa bahagia pun menjadi dominan dalam menyelimuti diri. Hal

Memaksimalkan Fungsi Grup WhatsApp Literasi

(Gambar download dari Twitter) Ada banyak grup WhatsApp yang dapat kita ikuti, salah satunya adalah grup literasi. Grup literasi, ya nama grup yang saya kira mewakili siapa saja para penghuni di dalamnya. Hal ini sudah menjadi rahasia umum bagi khalayak bahwa nama grup selalu merepresentasikan anggota yang terhimpun di dalamnya.  Kiranya konyol jika kemudian nama grup kontradiktif dengan anggota yang tergabung di dalamnya. Mengapa demikian? Sebab rumus yang berlaku di pasar legal per-WhatsApp-an adalah setiap orang bergabung menjadi group member selalu berdasarkan spesialisasi motif yang sama. Spesialisasi motif itu dapat diterjemahkan sebagai hobi, ketertarikan, kecenderungan dan lainnya. Sebagai contoh, grup WhatsApp jual beli mobil tentu akan memiliki nama grup yang berkorelasi dengan dunia mobil dan dihuni oleh anggota yang memiliki hobi atau pun ketertarikan yang satu suara. Tampaknya akan sangat lucu jika seseorang yang memiliki hobi memasak lantas yang diikuti secara update adal