Langsung ke konten utama

Class Meeting: Platting Mie Goreng

(Dokumentasi pribadi: Alya dan Nabila sedang platting mie goreng)

Salah satu upaya untuk menghidupkan masa transisi setelah pelaksanaan penilaian akhir semester (PAS) ganjil sembari menanti momentum pembagian raport, SDIT Baitul Qur'an Tulungagung menghelat kegiatan Class Meeting. Class Meeting semester ganjil ini mengusung konsep menghias mie goreng. Menghias atau menata berbagai jenis makanan di atas piring untuk dijadikan penilaian di depan juri dalam dunia kuliner familiar disebut dengan istilah platting.

Terhitung beberapa hari sebelum acara, segelintir panitia inti yang merupakan dewan asatidz SDIT Baitul Qur'an Tulungagung tampak sibuk merumuskan konsep acara. Sebagai hasilnya, Kamis (14/12/2022) pengumuman resmi yang berisikan pemberitahuan akan dihelatnya acara Class Meeting di-share ustadzah Elly (sapaan akrab) di grup utama dewan asatidz SDIT Baitul Qur'an Tulungagung.

Setelah pengumuman resmi itu dianggap fiks dan sesuai dengan konteks acara lantas semua guru wali kelas diinstruksikan untuk meneruskan pengumuman itu ke grup wali kelas masing-masing. Mengetahui hal itu mayoritas wali santri pun tampak setuju dan mengapresiasi. Kendati kemudian di setiap kelas ada segelintir siswa yang izin tidak bisa mengikuti acara karena terhalang sakit dan acara keluarga.

Rapat Koordinasi Persiapan Dua Acara

Jumat (16/12/2022) dewan asatidz menghelat rapat di kantor. Rapat ini digelar dalam rangka persiapan dua acara: Class Meeting dan Daurah Tahfidz. Mula-mula rapat fokus mendedahkan konsep dan runtutan pelaksanaan acara Class Meeting. Susunan panitia pelaksana, kategori dan teknis acara tidak luput dibahas di dalamnya. Hampir semua pihak yang hadir mendapatkan tugas yang sama rata.

Ustadzah Asna selaku ketua pelaksana acara tampil dominan mempresentasikan konsep acara. Butuh waktu sekitar 20 menit untuk mencapai kata sepakat dan jelas di benak semua partisipan yang hadir. Lantas rapat menginjak pembahasan acara yang kedua, Daurah Tahfidz. Kala itu, waktu dan tempat menjadi tampuk kekuasaan ustadzah Ilin sebagai ketua pelaksana acara Daurah Tahfidz.

Ustadzah Ilin mulai menyampaikan konsep pelaksanaan acara, susunan panitia sampai dengan mekanisme di hari H. Simpulnya acara Daurah Tahfidz itu akan dilaksanakan selama 5 hari. Yakni mulai Senin-Jumat, 19-23 Desember 2022. Disebutkan, di hari terakhir Daurah akan diadakan lomba: baik individu ataupun kelompok. Sementara Sabtu, 24 Desember 2022 adalah momentum yang ditunggu-tunggu, pembagian raport semester ganjil.

Kurang lebih setelah memakan waktu satu jam, rapat itu akhirnya dipungkas. Sebagai simpul penting yang dituai dari rapat koordinasi persiapan dua acara ini, di sepanjang rapat ustadzah Elly bertugas sebagai notulensi. Ustadzah Elly tampak mencatat poin-poin penting hasil rapat itu menggunakan smartphone pribadi.

Tepat pukul 17.55 WIB ustadzah Elly membagikan hasil notulensinya. Itu terjadi setelah ustadzah Balqis (salah satu guru Tahfidzul Qur'an) melayangkan sebuah pertanyaan mengenai kebutuhan apa saja yang harus dibawa pada perlombaan di hari Sabtu. Ia menegaskan, bahwa dirinya ditodong pertanyaan oleh salah seorang wali santri.

Hasil notulensi rapat  untuk perhelatan acara Class Meeting ialah sebagai berikut:
1. Hari Sabtu, 17 Desember 2022 akan diadakan lomba menghias mie goreng
2. Acara ini ditujukan untuk semua kelas
3. Penilaian juara lomba diambil perkelas
4. Adapun rundown acaranya ialah:
=> Pukul 07.00-08.00 WIB Tahfidz
=> Pukul 08.00-09.00 WIB Perlombaan menghias mie goreng di kelas masing-masing
=> Pukul 09.00-09.30 WIB Sesi penjurian
=> Pukul 09.30-10.00 WIB Makan mie goreng hasil kreasi bersama-sama
=> Pukul 10.00-10.30 WIB Sesi pengumuman dan pembagian hadiah sesuai kelas

Adapun perlengkapan yang harus dibawa oleh masing-masing siswa adalah mie goreng dan perlengkapan menghias. Perlengkapan menghias sendiri sifatnya tidak dibatasi. Itu artinya siswa-siswi boleh membawa sayur, sosial, bakso, nugget, daging ayam, telur dan lain sebagainya.

Tentu makna tidak dibatasi itu bertujuan untuk mengeksplorasi tingkat kreativitas semua anak. Semua ide yang terbenam di dalam diri dapat dituangkan di atas masing-masing piring mereka. Bukankah penuangan ide, kreativitas dan inovasi itu penting dilakukan dalam proses pembelajaran? Sebab hanya dengan cara itu (termasuk memberikan apresiasi) pontensi yang tersimpan di dalam diri masing-masing anak akan melejit.

Perlu diperhatikan, terdapat tiga aspek yang dinilai dalam perlombaan menghias mie goreng ini, yakni kerapihan (kekomplitan), kreativitas dan cita rasa. Ketiga aspek ini yang paling dominan menjadi tugas masing-masing siswa adalah mengenai kerapihan dan kreativitas. Sebab, mie goreng sebagai bahan dasarnya sendiri sudah dimasak terlebih dahulu oleh ibu tercinta di rumah masing-masing.

Perhelatan Lomba

Hari perlombaan akhirnya tiba. Sabtu (17/12/2022) semua siswa yang mengenakan pakaian Pramuka datang menggembol semua perlengkapan lomba. Di jam pertama mereka mengikuti mata pelajaran Tahfidz terlebih dahulu. Baru pada pukul 08.00-09.00 WIB lomba dihelat.

Bel berbunyi menandakan pergantian jam pelajaran. Namun kali ini bunyi itu menandakan perlombaan menghias mie goreng telah dimulai. Masing-masing wali kelas mendampingi siswa-siswi menata dan menghias mie. Semua siswa-siswi mulai mengeluarkan perlengkapannya masing-masing.

Setelah dicermati secara detail, tidak sedikit dari mereka yang membawa mie dengan produk yang populer di kalangan masyarakat. Beragam bentuk mie menyemarakkan lomba ini. Mulai dari bentuk mie instan kemasan yang laku keras di pasaran, mie besar yang berbentuk pipih, mie putih (bihun), mie kuning kecil dan mie spaghetti serta mie ala ramen.

(Dokumentasi pribadi: Hasil platting Zahra kelas 4, juara 1)

Ada yang membawa sayuran: mentimun, sawi: hijau dan putih, wortel, selada, cabai merah: besar dan keriting, tomat, kacang panjang, seledri, rumput laut hingga bawang merah dan daun. Semua sayuran itu dibentuk sedemikian rupa, sesuai dengan keinginan mereka. Ada yang dibentuk bintang, dipotong persegi, dipotong membentuk rekah sekuntum bunga, dan lain sebagainya.

Selain sayur, ada pula yang melengkapi hiasannya dengan protein. Seperti telur dadar yang diiris, telur ceplok mata sapi, telur rebus yang dipotong menjadi beberapa bagian, telur asin, telur puyuh rebus, udang krispi, nugget, tempe, goreng jeroan hingga daging ayam: goreng dan bakar. Semua jenis protein itu dibentuk dan diletakkan sesuai dengan pleting yang diinginkan.

Hasilnya, ragam jenis platting mie goreng siap dinilai oleh dewan juri. Platting mie goreng yang dihasilkan tersebut beberapa di antaranya seperti membentuk kepala yang dilengkapi dengan bola mata, rambut, bibir dan telinga. Ada pula yang mengusung tema sarang burung, mie terbang, kepala kelinci, berbentuk ikan, kuburan, nuansa bawah laut: kura-kura dan ubur-ubur, hingga bentuk abstrak lainnya.

Sesi Penilaian 

Waktu penjurian tiba. Dewan juri yang terdiri dari empat orang: Ustadz Imam, ustadz Biqi, ustadzah Asna dan ustadzah Elly mulai memasuki setiap ruangan kelas. Mereka berempat berburu pleting mie goreng dan rasa yang terbaik. Tentu saja, pandangan mereka akan tertuju pada hidangan yang paling nyentrik dan "nyeleneh" dari yang lainnya.

(Dokumentasi pribadi: Mie terbang hasil platting Alya, juara 2 kelas 4)

Saat dewan juri melakukan penilaian, semua siswa-siswi diintruksikan untuk meninggalkan ruangan kelas terlebih dahulu. Sementara dewan juri mengelilingi semua hidangan yang tersuguh di atas meja, semua siswa-siswi resah dan memompa rasa penasaran yang kian membuncah di ubun kepala. Bahkan karena perasaan yang bercampur aduk itu pula menjadikan mereka berhasrat mengintip dari luar jendela dan celah pintu.

Mereka mengintip sembari menyeduh rasa harap-harap cemas dan lapar yang mulai menggerayangi perut mereka. Sesekali mereka melemparkan keluh kesah dan perihnya perut kepada penulis yang memang betugas sebagai pendokumentasian acara.

Setelah sesi penilaian selesai, semua siswa-siswi lantas dipersilakan untuk memakan masing-masing hasil kreasi mie gorengnya. Sementara tester mie goreng masing-masing mereka yang ditempatkan diwadah khusus diinstruksikan untuk diantarkan ke kantor. Di kantor inilah kumpulan tester dari semua kelas dihimpun menjadi satu.

Tester mie goreng itu ternyata sangatlah banyak. Satu baki besar lebih. Lantas mie tester itu dicicipi oleh seluruh dewan asatidz. Saking banyaknya, bahkan mie tersebut dibungkus dan dibagikan kepada seluruh dewan asatidz untuk digembol pulang.

Pengumuman Juara dan Pembagian Hadiah 

Tingga puluh menit menjelang pulang, semua siswa-siswi diintruksikan untuk berkumpul di teras TK. Karena memang hanya di sanalah tempat yang benar-benar teduh dari terik mentari. Sembari menggembol tas semua siswa duduk menjadi satu. Sementara ustadz Biqi bertugas memandu acara pengumuman dan pembagian hadiah.

Perlu diperhatikan, bahwa dalam sesi perlombaan ini pemenang yang diambil dari setiap kelas adalah juara 1, 2 dan 3. Adapun yang berhasil menyabet juara pada lomba menghias mie goreng kali ini ialah:
1. Deretan juara 1, 2 dan 3 dari kelas 1: Keisha, Elen dan Sakha

(Foto para juara)

2. Juara 1, 2 dan 3 dari kelas 2: Ananda Faruq, Ilyas dan Maulana

(Foto juara kelas 2)

3. Juara 1, 2 dan 3 dari kelas 3: Kalwa, Vania dan Ocha

(Foto juara kelas 3)


4. Juara 1, 2 dan 3 dari kelas 4: Zahra, Alya dan Hisyam

(Foto juara kelas 4)

5. Juara 1, 2 dan 3 dari kelas 5: Syarif, Nizam dan Syifa

(Foto juara kelas 5)

6. Juara 1, 2 dan 3 dari kelas 6: Azam, Aira dan Hamas.

(Foto juara kelas 6)

Harapan kami (dewan asatidz) ke depan, kemenangan lomba ini bukan berarti simbol akhir dari perjuangan mereka, melainkan melalui lomba ini semoga dapat menyulut secercah harapan yang dapat melejitkan potensi, kreativitas dan inovasi semua siswa-siswi SDIT Baitul Qur'an Tulungagung di hari kemudian.

Poin penting selanjutnya, melalui lomba ini semoga dapat meningkatkan jiwa kompetitif dan sportivitas yang terbenam di dalam diri masing-masing siswa secara personal. Sementara yang paling utama dapat memantik motivasi berlomba-lomba dalam kebaikan dan kebajikan. Fastabiqul Khoirot. Baik kebaikan dan kebajikan untuk dirinya ataupun khalayak umum.

Sebagai penutup penulis lampirkan beberapa foto hasil platting mie goreng siswa-siswi yang menjadi juara.

(Keterangan: Platting mie goreng juara dari kelas 5).
(Keterangan: Platting mie goreng yang menyabet juara dari kelas 6).
(Keterangan: Platting mie goreng terbaik yang menyabet juara dari kelas 1).
(Keterangan: Platting mie goreng terbaik dari kelas 3).
(Keterangan: Platting mie goreng terbaik dari kelas 2).

Tulungagung, 17 Desember 2022

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ngabdi Ka Lemah Cai

Rumpaka 17 Pupuh Pupuh téh nyaéta wangun puisi lisan tradisional Sunda (atawa, mun di Jawa mah katelah ogé kungaran macapat). anu tangtuna ngagaduhan pola (jumlah engang jeung sora) dina tiap-tiap kalimahna. Nalika balarea tacan pati wanoh kana wangun puisi/sastra modérn, pupuh ilaharna sok dipaké dina ngawangun wawacan atawa dangding, anu luyu jeung watek masing-masing pupuh. Dimana sifat pupuhna osok dijadikeun salah sahiji panggon atanapi sarana pikeun ngawakilan kaayaan, kajadian anu keur dicaritakeun. Teras ku naon disebat rumpaka 17 pupuh?, alasanna di sebat rumpaka 17 pupuh nyaeta kusabab pupuh dibagi jadi sababaraha bagian anu luyu atanapi salaras sareng kaayaan (kajadian) dina kahirupan.   Yang dimaksud ialah Pupuh yaitu berupa puisi/sastra lisan tradisional sunda (atau kalau di Jawa dikenal dengan macapat) yang mempunyai aturan yang pasti (jumlah baris dan vokal/nada) kalimatnya. Ketika belum mengenal bentuk puisi/sastra modern, pupuh biasanya digunakan dalam aktiv

Deskripsi dihari Wisuda

                   Acara wisuda II IAIN Tulungagung, akhirnya telah diselenggarakan pada hari kemarin, yang lebih tepatnya pada hari Sabtu, (05/9) pagi-siang. Tempat tamu yang telah tersedia dan tertata rapi pun akhirnya mulai dipadati oleh para calon wisudawan, wisudawati dan para tamu undangan.           Acara yang telah teragendakan jauh-jauh hari oleh kampus tersebut pun Alhamdulillah berjalan dengan baik dan khidmat, (husnudzon saya). Pasalnya hal yang demikian dapat dilihat, dipahami dan dicermati dari jalannya acara tersebut yang tidak molor (memerlukan banyak waktu).        Hari itu telah menjadi saksi bisu sejarah kehidupan (baik parsial/kolektif) yang menegaskan adanya sesuatu hal yang istimewa, penting dan berharga. Tentu saja semua itu dipandang dari framework umat manusia yang lumrah.           Gejolak rasa parsial pun pastinya tidaklah lepas dari pengaruh keadaan yang sedang terjadi. Namun nampaknya rasa bahagia pun menjadi dominan dalam menyelimuti diri. Hal

Memaksimalkan Fungsi Grup WhatsApp Literasi

(Gambar download dari Twitter) Ada banyak grup WhatsApp yang dapat kita ikuti, salah satunya adalah grup literasi. Grup literasi, ya nama grup yang saya kira mewakili siapa saja para penghuni di dalamnya. Hal ini sudah menjadi rahasia umum bagi khalayak bahwa nama grup selalu merepresentasikan anggota yang terhimpun di dalamnya.  Kiranya konyol jika kemudian nama grup kontradiktif dengan anggota yang tergabung di dalamnya. Mengapa demikian? Sebab rumus yang berlaku di pasar legal per-WhatsApp-an adalah setiap orang bergabung menjadi group member selalu berdasarkan spesialisasi motif yang sama. Spesialisasi motif itu dapat diterjemahkan sebagai hobi, ketertarikan, kecenderungan dan lainnya. Sebagai contoh, grup WhatsApp jual beli mobil tentu akan memiliki nama grup yang berkorelasi dengan dunia mobil dan dihuni oleh anggota yang memiliki hobi atau pun ketertarikan yang satu suara. Tampaknya akan sangat lucu jika seseorang yang memiliki hobi memasak lantas yang diikuti secara update adal