Langsung ke konten utama

Mendali Kedua

Dokpri Flyer Ucapan Selamat Atas Juara 3 MHQ Ananda Hilmy 

Alhamdulillah wa syukurillah, SDIT Baitul Qur'an kembali menyabet juara dalam lomba yang diselenggarakan oleh KKGPAI 2023 Kecamatan Kedungwaru. Kabar gembira yang selaiknya kita syukuri bersama selaku keluarga besar LPIT Baitul Qur'an.

Kamis (3/08/2023) Ananda Hilmy Abduh As-Syakur kelas 6 dan Ananda Maghfiroh kelas 4 mewakili SDIT Baitul Qur'an mengikuti lomba Musabaqoh Hifdzul Qur'an (MHQ) yang dihelat di SDN 2 Plosokandang. Dalam lomba MHQ ini 40 an peserta dari sekolah dasar negeri dan swasta berkompetisi secara ketat.

Peserta Pa dan Pi dipanggil sesuai dengan nomor urut. Kebetulan Ananda Hilmy dan Maghfiroh mendapatkan nomor urut 36. Sehingga dalam sesi perlomba, mereka sedikit harus melapangkan sikap sabar. Dalam saat-saat genting yang seperti inilah sejatinya siswa-siswi sedang dilatih sikap sabar dan tanggung jawab.

Bak dahaga yang terbayar tuntas di saat haus di pucuk ubun, akhirnya perjuangan menunggu giliran tampil dengan sikap sabar dan penuh keikhlasan membuahkah hasil yang manis. Sesaat setelah perhelatan perlombaan usai kabar gembira diumumkan melalui grup Whatsapp KKGPAI. Hasilnya, Ananda Hilmy keluar sebagai juara 3 kategori lomba MHQ. Alhamdulillah.

Tentu ini merupakan capaian dari proses penempaan panjang yang dilakukan selama ini. Terima kasih dewan asatidz Tahfidzul Qur'an atas bimbingan, arahan dan khidmahnya selama ini.

Kendati begitu, kami tak ingin cepat berpuas diri atas capaian ini. Sebab kami sebagai sekolah dasar Islam Tahfidz Baitul Qur'an memiliki tugas dan target yang lebih lagi. Utamanya dalam hal melahirkan generasi yang hafal Qur'an dan mengamalkan Al-Qur'an sebagai karakter sekaligus pedoman kehidupan sehari-hari.

Dari ghiroh perbaikan dan introspeksi diri inilah kami optimistik akan melahirkan hufadz yang berakhlakul karimah dan siap tampil di berbagai ajang perlombaan tingkat lokal, nasional maupun internasional selanjutnya. Tentu dengan target capaian yang lebih baik lagi.

Terakhir, semoga dikategori lomba pidato dan cerdas cermat yang akan dihelat selanjutnya sekolah SDIT Baitul Qur'an kita kembali menyabet juara. Amiin. YRA. Semoga.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ngabdi Ka Lemah Cai

Rumpaka 17 Pupuh Pupuh téh nyaéta wangun puisi lisan tradisional Sunda (atawa, mun di Jawa mah katelah ogé kungaran macapat). anu tangtuna ngagaduhan pola (jumlah engang jeung sora) dina tiap-tiap kalimahna. Nalika balarea tacan pati wanoh kana wangun puisi/sastra modérn, pupuh ilaharna sok dipaké dina ngawangun wawacan atawa dangding, anu luyu jeung watek masing-masing pupuh. Dimana sifat pupuhna osok dijadikeun salah sahiji panggon atanapi sarana pikeun ngawakilan kaayaan, kajadian anu keur dicaritakeun. Teras ku naon disebat rumpaka 17 pupuh?, alasanna di sebat rumpaka 17 pupuh nyaeta kusabab pupuh dibagi jadi sababaraha bagian anu luyu atanapi salaras sareng kaayaan (kajadian) dina kahirupan.   Yang dimaksud ialah Pupuh yaitu berupa puisi/sastra lisan tradisional sunda (atau kalau di Jawa dikenal dengan macapat) yang mempunyai aturan yang pasti (jumlah baris dan vokal/nada) kalimatnya. Ketika belum mengenal bentuk puisi/sastra modern, pupuh biasanya digunakan dalam a...

Anak Penjajak Komik

Dokpri: Qadira dengan koleksi komiknya Belakangan saya dibuat takjub melihat pemandangan tak biasa di kelas 2 SDIT Baitul Quran. Takjub bukan karena huru-hara sedang meluluhlantakkan kursi dan meja. Bukan, bukan karena mereka sedang melakukan kegaduhan, bullying dan kenakalan meronta-ronta yang tampak di depan mata melainkan fenomena yang menyegarkan hati.  Bukan hanya maknyes di hati saya kira namun fenomena yang membuat hati merasa bangga: terketuk, kagum dan penasaran sekaligus menampar pipi--bagi siapa pun yang melihat. Lha, memang apa? Baca komik. Cuma baca komik? Tentu tidak. Tidak sedangkal itu kejadiannya.  Almira dan Qadira adalah dua siswi yang membuat saya takjub itu. Mereka berbeda dari siswa-siswi lain. Jika umumnya anak menjadikan semua tempat untuk bermain, bermain di semua tempat sesuka hati, bahkan anak hanya mau membaca saat kegiatan belajar mengajar belangsung maka berbeda dengan dua siswi tersebut. Almira dan Qadira lebih suka memanfaatkan waktu luang berte...

Koleksi Buku sebagai Pemantik

Dokpri buku solo ke-10 Saya kira transaksi literasi saya dengan Qadira akan usai seiring tuntasnya koleksi komik yang dibaca namun ternyata tidak. Di luar prediksi, transaksi literasi itu terus berlangsung hingga kini. Kini dalam konteks ini berarti berlangsung hingga detik-detik akhir pelaksanaan Sumatif Akhir Semester genap.  Keberlangsungan ini, jika boleh menerka, hemat saya tak lain karena provokasi dan motivasi yang saya berikan. Tepatnya saat mengembalikan buku terakhir yang saya pinjam. "Besok, koleksi komiknya ditambah ya. Nanti ustadz pinjam lagi. Bilang sama ibu, mau beli komik lagi supaya bisa dipinjamkan ke teman-teman sekolah", seloroh saya setelah menyerahkan komik. Qadira menganggukan kepala pertanda memahami apa yang saya katakan.  Motivasi itu saya berikan bukan karena saya ketagihan membaca komik gratisan, sungguh bukan seperti itu, melainkan dalam rangka memantik geliat memiliki koleksi buku mandiri. Motifnya sederhana, dengan memiliki koleksi buku mandiri...