Pertemuan ke 2
Hari ke hari sungguh terasa lebih cepat bila kita disibukan oleh
segudang tugas perkuliahan. Perasaan saya baru saja kemarin, saya mengikuti
perkuliahan metodologi penelitian kualitatif. Eh, ternyata sekarang sudah hari
Rabu lagi, dan seperti biasanya saya pun masuk mengikuti perkuliahan dengan
penuh semangat perjuangan.
Setelah beberapa saat saya dan teman sekelas menunggu, akhirnya Bapak
Dr. Ngainun Na’im selaku dosen pengampu mata kuliah pada siang hari ini pun
datang memasuki ruangan. Setelah beberapa saat beliau membuka perkuliahan,
beliau langsung menanyakan mengenai tugas yang telah beliau embankan, dan
menyuruh siapa saja yang berani untuk mempresentasikan hasil dari tugas
resumenya. Orang pertama yang mempresentasikan hasil tugas resumenya ialah
saudara M. Khoirul Fata, yang kedua ialah saudara Gedong Maulana Kabir dan yang
ketiga, awalnya tidak ada seorangpun yang berani mengangkat tangan, akhirnya
beliau selaku dosen menggunakan hak preogratifnya untuk memilih salah seorang
dari kami, dan yang terpilih ialah saudari Dian Kurnia Sari. Akhirnya Dian pun
membacakan hasil tugas resumenya.
Pembahasan yang menjadi tugas resume minggu kemarin ialah Bab I
tentang “Kegiatan Penelitian”, akan tetapi mulai dari halaman 1-5 jadi tidak
secara keseluruhan bab 1. Kemudian setelah tiga orang membacakan tugas
resumenya, pak dosen menanyakan mengenai dua cara penelitian lagi yang belum
dipaparkan dan masuk pada tugas yang harus diresume, yaitu mengenai operation
research (action research) atau penelitian tindakan dan experimen/eksperimen. Beberapa
orang dari teman sayapun mencoba menjawabnya, akan tetapi jawaban yang
dilontarkan dianggap masih kurang tepat, pada akhirnya pak dosen pun
menjelaskan semua materi yang telah diresume dan menambahkan lagi dua cara
penelitian tadi yang belum sempat dibahas dan dijelaskan. Pada saat beliau
menjelaskan materipun tidak monoton
(tidak selalu serius hanya fokus pada pembahasan) akan tetapi diselangi dengan
banyolan dan sedikit mengevaluasi terhadap realita dalam dunia perkampusan.
Diantara evaluasi tersebut ialah mengenai tiga jenis kelemahan yang sering
terjadi di PTKIN(Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri). Pertama ialah
lemahnya dalam metodologi, tentang hal ini beliau memegaskan sebagaimana yang
terjadi pada alumni dari kampus kita yang kurang memerhatikan metodologi.
Contohnya jarangnya ataupun tidak pernah memabaca atau memahami terhadap buku
pedoman. Kedua ialah lemahnya dalam praktek penelitian, beliau menegaskan bahwa
mahasiswa hanya menggunakan praktek penelitian dalam mengikuti ujian atau hanya
dijadikan syarat atas kslulusan. Padahal bila diterapkan dalam hidup keseharian
hal ini dapat menambah ilmu, wawasan dan pengetahuan. Ketiga ialah lemahnya
dalam linguistik. Maksudnya mahasiswa seharusnya mampu berbahasa, memahami dan
menggunakan bahasa dengan baik dan benar. Beliau menekankan khususnya dalam
menguasai bahasa asing, mininal bahasa Arab dan bahasa Inggris.
Kemudian beliaupun dengan segera mengarahkan kembali pembicaraan
pada pembahasan mengenai cara penelitian yang dilakukan secara description
research/penelitian deskriptif. Di dalam
penelitian deskriptif ini terbagi lagi menjadi 5 jenis, yaitu: penelitian
deskriptif murni/survei, penelitian korelasi, penelitian komparasi, penelitian
penelusuran dan penelitian evaluasi. Terhadap lima jenis penelitian tersebut
pak dosen mencoba mengaitkannya dengan setiap fakultas yang ada dikampus.
Misalnya saja penelitian korelasi yang biasanya dilakukan oleh Fakultas
Tarbiyah dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif. Selanjutnya membahas
mengenai dua cara lagi dalam penelitian yang belum dibahas ialah penelitian
tindakan dan eksperimen. Pertama, ialah penelitian tindakan. Di dalam
penelitian tindakan ini sang peneliti ditekankan untuk memberi kontribusi penuh
dalam membuat perubahan ataupun membuat inovasi-inovasi yang baru sehingga
dapat memberi sumbangsih pengetahuan dalam dunia pendidikan. Mengenai
penelitian tindakan ini beliau mengatakan hampir sama dengan PAR (Perspektive
Action Research), akan tetapi titik tekan PAR ini lebih menekankan kepada
perubahan dalam ranah sosial. Kedua, ialah eksperimen. Eksperimen berarti suatu
cara untuk mencari hubungan sebab akibat antara dua faktor yang sengaja
ditimbulkan oleh peneliti, dengan maksud untuk mendapatkan hasil yang berbeda.
Artinya hasil dari penelitian terhadap suatu objek mencoba menerapkannya kepada
objek yang lain. Berarti titik tekannya berada dalam perubahan objeknya.
Beliau menegaskan bahwa satu hal yang harus diingat dalam
menerapkan metode/eksperimen ialah tidak semua metode/eksperimen dapat
digunakan secara generalisasi, akan tetapi melihat pada sifatnya yang
kondisional.
Sebagai review dalam pertemuan kali ini, beliau menegaskan beberapa
poin penting, diantaranya ialah penelitian tidak harus di laboratorium,
penelitian tidak harus dilakukan oleh ahlinya saja (profesor, doktor dsb.), ada
tiga cara dalam melakukan penelitian yakni deskriptif, action dan experimen.
Nah demikianlah pemahaman saya dalam mengikuti perkuliahan
metodologi penelitian kulitatif minggu
kedua ini.
Komentar
Posting Komentar