Langsung ke konten utama

Resensi Buku terampil mendengarkan













Listening Skill
              Judul asli buku ini ialah Terampil Mendengarkan Rahasia Anda disukai Siapa Saja. Penulisnya ialah Muhammad Ibrahim Al-Nughaimish. Karena buku aslinya berbahasa Arab maka buku ini diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia oleh Muhammad Zaenal Arifin. Buku ini diterbitkan oleh Zaman dikota Jakarta pada tahun 2011 (cetakan 1) dengan tebal halaman 158.
            Dengan dikarangnya buku ini, tentu memiliki suatu alasan yang jelas mengapa penulis mampu menghadirkan buku ini dihadapan para predator  buku (pembaca).  Dimana yang menjadi latar belakang dalam penyusunan buku ini ialah sebuah sikap kekritisan yang dimiliki oleh penulis, yakni menghidupkan kembali sikap mau mendengarkan yang sempat terlupakan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam mukaddimah buku tersebut dikatakan bahwa pada awalnya penulis enggan menuangkan hasil buah kekritisannya dalam buku ini, akan tetapi rasa keengganan tersebut menguap setelah mendapati sebuah kenyataan yang pahit, bahwa sesungguhnya semua orang membutuhkan pengetahuan tentang seni mendengarkan dan sejumlah kaidah yang bersangkutan dengannya.
            Penulis juga mengatakan bahwa kemampuan mendengarkan merupakan masalah penting dalam rangka pengembangan diri, prilaku, hubungan sosial, dan semua kegiatan positif manusia. Yang pada intinya mendengarkan adalah sebuah aktivitas yang paling penting yang mampu menjadi jembatan untuk meraih cinta dan hati orang lain.
            Buku Terampil Mendengarkan ini terdiri dari tujuh bab, yang dalam masing-masing bab tersebut membahas dan menjelaskan suatu pokok permasalahan tertentu. Pada bab pertama membahas mengenai definisi, jenis dan pentingnya mendengarkan di kantor, rumah, sekolah dan sebagainya. Hal ini dimaksudkan oleh penulis sebagai pengantar awal dalam menuntun pemikiran para pembaca sebelum menginjak pada pembahasan berikutnya. Pada bab kedua, ialah mengurai (memaparkan) sarana mendengarkan yang baik dan terampil, bagaimana memfungsikan pancaindra pendengaran, cara mendengarkan materi pembicaraan yang sekiranya implisit, cara yang tepat dalam bertanya dan ditambah dengan praktik kerja serta latihan-latihan. Kemudian dalam bab ketiga memaparkan sebuah tips yang menggugah pembaca, yakni sebuah trik bagaimana membuat orang lain supaya mendengarkan kita, yang tentunya disertai dengan cara jitu agar orang lain mau serius dalam mendengarkan pembicaraan kita. Selanjutnya, bab keempat. Dalam bab ini penulis menjadikan kaum hawa sebagai fokus perbincangan, yakni dengan tema ‘Perempuan menyukai mereka yang mau mendengarkan’. Pada bab kelima, membahas mengenai cara mengetahui orang lain apakah mereka sungguh-sungguh mendengarkan atau tidak. Yang menarik dari cara yang digunakannya ialah melalui pendekatan (melihat) gerak anggota tubuh (gestur) mereka yang mendengarkan. Penulis juga memaparkan bahwa dengan melalui pendekatan gestur ini adalah inovasi baru darinya. Dalam bab keenam memperbincangkan seputar faktor utama yang menjadi penghalang antara pendengar dan pembicara (narator). Dan adapun pada bab terakhir yang sekaligus menjadi penutup dari buku ini ialah membahas problem mendengarkan anak-anak dan telepon.
            Buku ini memang tergolong pada suatu karya buku yang sifatnya umum, akan tetapi dalam pembahasannya  sangatlah inspiratif bagi semua kalangan, khususnya bagi mereka yang sedang thalabul ‘ilmi, yang kemungkinan besar akan sangat bermanfaat dalam membantu proses memahami dan menyerap studi yang diampunya.
              Seperti yang telah kita ketahui semua, bahwa dalam setiap suatu karya pasti tidak lepas dari aspek kelebihan dan kelemahan, begitu pula dengan buku Terampil Mendengarkan ini. Pertama  mengenai kelebihan buku ini, diantaranya; setiap pengutipan dari buku lain disertai dengan footnote yang lengkap, sehingga memudahkan pembaca untuk melacak atau membuktikan kebenarannya. Pencantuman gambar dan info terkait pembahasan sangatlah membantu dan memudahkan dalam memahami pembahasan serta menarik minat untuk membaca bagian tersebut. Kedua mengenai kelemahan buku ini, diantaranya; adanya penempatan kata sambung/konjungsi yang kurang tepat, serta adanya sebagian kalimat yang dalam penulisannya belum sesuai dengan kaidah berbahasa, sehingga membingungkan pembaca.   

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ngabdi Ka Lemah Cai

Rumpaka 17 Pupuh Pupuh téh nyaéta wangun puisi lisan tradisional Sunda (atawa, mun di Jawa mah katelah ogé kungaran macapat). anu tangtuna ngagaduhan pola (jumlah engang jeung sora) dina tiap-tiap kalimahna. Nalika balarea tacan pati wanoh kana wangun puisi/sastra modérn, pupuh ilaharna sok dipaké dina ngawangun wawacan atawa dangding, anu luyu jeung watek masing-masing pupuh. Dimana sifat pupuhna osok dijadikeun salah sahiji panggon atanapi sarana pikeun ngawakilan kaayaan, kajadian anu keur dicaritakeun. Teras ku naon disebat rumpaka 17 pupuh?, alasanna di sebat rumpaka 17 pupuh nyaeta kusabab pupuh dibagi jadi sababaraha bagian anu luyu atanapi salaras sareng kaayaan (kajadian) dina kahirupan.   Yang dimaksud ialah Pupuh yaitu berupa puisi/sastra lisan tradisional sunda (atau kalau di Jawa dikenal dengan macapat) yang mempunyai aturan yang pasti (jumlah baris dan vokal/nada) kalimatnya. Ketika belum mengenal bentuk puisi/sastra modern, pupuh biasanya digunakan dalam aktiv

Deskripsi dihari Wisuda

                   Acara wisuda II IAIN Tulungagung, akhirnya telah diselenggarakan pada hari kemarin, yang lebih tepatnya pada hari Sabtu, (05/9) pagi-siang. Tempat tamu yang telah tersedia dan tertata rapi pun akhirnya mulai dipadati oleh para calon wisudawan, wisudawati dan para tamu undangan.           Acara yang telah teragendakan jauh-jauh hari oleh kampus tersebut pun Alhamdulillah berjalan dengan baik dan khidmat, (husnudzon saya). Pasalnya hal yang demikian dapat dilihat, dipahami dan dicermati dari jalannya acara tersebut yang tidak molor (memerlukan banyak waktu).        Hari itu telah menjadi saksi bisu sejarah kehidupan (baik parsial/kolektif) yang menegaskan adanya sesuatu hal yang istimewa, penting dan berharga. Tentu saja semua itu dipandang dari framework umat manusia yang lumrah.           Gejolak rasa parsial pun pastinya tidaklah lepas dari pengaruh keadaan yang sedang terjadi. Namun nampaknya rasa bahagia pun menjadi dominan dalam menyelimuti diri. Hal

Memaksimalkan Fungsi Grup WhatsApp Literasi

(Gambar download dari Twitter) Ada banyak grup WhatsApp yang dapat kita ikuti, salah satunya adalah grup literasi. Grup literasi, ya nama grup yang saya kira mewakili siapa saja para penghuni di dalamnya. Hal ini sudah menjadi rahasia umum bagi khalayak bahwa nama grup selalu merepresentasikan anggota yang terhimpun di dalamnya.  Kiranya konyol jika kemudian nama grup kontradiktif dengan anggota yang tergabung di dalamnya. Mengapa demikian? Sebab rumus yang berlaku di pasar legal per-WhatsApp-an adalah setiap orang bergabung menjadi group member selalu berdasarkan spesialisasi motif yang sama. Spesialisasi motif itu dapat diterjemahkan sebagai hobi, ketertarikan, kecenderungan dan lainnya. Sebagai contoh, grup WhatsApp jual beli mobil tentu akan memiliki nama grup yang berkorelasi dengan dunia mobil dan dihuni oleh anggota yang memiliki hobi atau pun ketertarikan yang satu suara. Tampaknya akan sangat lucu jika seseorang yang memiliki hobi memasak lantas yang diikuti secara update adal