Langsung ke konten utama

Karmina: Mencari Ilmu

Gambar hanya pemanis

#Karmina

Oleh: Roni Ramlan 


1.

Beli koran Jawa Pos di pasar Biru

Hidup menjadi mudah dengan ilmu


2.

Liburan panjang ke negeri China 

Dengan ilmu hidup lebih bermakna 


3.

Makan soto Lamongan di pinggir jalan

Ayo belajar menggapai rida Tuhan


4.

Membaca buku di pagi hari

Dengan menulis hidup lebih berarti 


5.

Jalan-jalan ke pantai Parangtritis 

Jangan malas ayo menulis 


6.

Kuda delman langganan berkacamata 

Pelajar tak boleh malas untuk membaca 


7.

Minum ronde di malam Rabu

Muda-mudi harus rajin menuntut ilmu 


8.

Karena gempa piring pecah

Dengan ilmu masa depan cerah


9.

Buah belimbing rasanya masam

Dengan ilmu hidup tidak suram


10.

Ubi jalar dikukus empuk 

Semangat belajar harus dipupuk 


Ciamis, 29 Juni 2024

*****


Ini merupakan postingan pertama saya tentang karmina. Jadi jangan heran jika masih belum begitu lihai dan mempesona. Kendati begitu, saya selalu terbuka akan masukkan dan pandangan yang membangun untuk kebaikan selanjutnya. 

Perlu diketahui bersama, bahwa Karmina adalah pantun dua baris. Bait pertama pantun berisi sampiran. Sedangkan bait kedua memuat isi. Isinya sendiri berbentuk sindiran akan sesuatu. Pola rima yang berlaku dalam Karmina adalah a-a.

Yuk, belajar menulis karmina bersama-sama. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ngabdi Ka Lemah Cai

Rumpaka 17 Pupuh Pupuh téh nyaéta wangun puisi lisan tradisional Sunda (atawa, mun di Jawa mah katelah ogé kungaran macapat). anu tangtuna ngagaduhan pola (jumlah engang jeung sora) dina tiap-tiap kalimahna. Nalika balarea tacan pati wanoh kana wangun puisi/sastra modérn, pupuh ilaharna sok dipaké dina ngawangun wawacan atawa dangding, anu luyu jeung watek masing-masing pupuh. Dimana sifat pupuhna osok dijadikeun salah sahiji panggon atanapi sarana pikeun ngawakilan kaayaan, kajadian anu keur dicaritakeun. Teras ku naon disebat rumpaka 17 pupuh?, alasanna di sebat rumpaka 17 pupuh nyaeta kusabab pupuh dibagi jadi sababaraha bagian anu luyu atanapi salaras sareng kaayaan (kajadian) dina kahirupan.   Yang dimaksud ialah Pupuh yaitu berupa puisi/sastra lisan tradisional sunda (atau kalau di Jawa dikenal dengan macapat) yang mempunyai aturan yang pasti (jumlah baris dan vokal/nada) kalimatnya. Ketika belum mengenal bentuk puisi/sastra modern, pupuh biasanya digunakan dalam a...

Anak Penjajak Komik

Dokpri: Qadira dengan koleksi komiknya Belakangan saya dibuat takjub melihat pemandangan tak biasa di kelas 2 SDIT Baitul Quran. Takjub bukan karena huru-hara sedang meluluhlantakkan kursi dan meja. Bukan, bukan karena mereka sedang melakukan kegaduhan, bullying dan kenakalan meronta-ronta yang tampak di depan mata melainkan fenomena yang menyegarkan hati.  Bukan hanya maknyes di hati saya kira namun fenomena yang membuat hati merasa bangga: terketuk, kagum dan penasaran sekaligus menampar pipi--bagi siapa pun yang melihat. Lha, memang apa? Baca komik. Cuma baca komik? Tentu tidak. Tidak sedangkal itu kejadiannya.  Almira dan Qadira adalah dua siswi yang membuat saya takjub itu. Mereka berbeda dari siswa-siswi lain. Jika umumnya anak menjadikan semua tempat untuk bermain, bermain di semua tempat sesuka hati, bahkan anak hanya mau membaca saat kegiatan belajar mengajar belangsung maka berbeda dengan dua siswi tersebut. Almira dan Qadira lebih suka memanfaatkan waktu luang berte...

Koleksi Buku sebagai Pemantik

Dokpri buku solo ke-10 Saya kira transaksi literasi saya dengan Qadira akan usai seiring tuntasnya koleksi komik yang dibaca namun ternyata tidak. Di luar prediksi, transaksi literasi itu terus berlangsung hingga kini. Kini dalam konteks ini berarti berlangsung hingga detik-detik akhir pelaksanaan Sumatif Akhir Semester genap.  Keberlangsungan ini, jika boleh menerka, hemat saya tak lain karena provokasi dan motivasi yang saya berikan. Tepatnya saat mengembalikan buku terakhir yang saya pinjam. "Besok, koleksi komiknya ditambah ya. Nanti ustadz pinjam lagi. Bilang sama ibu, mau beli komik lagi supaya bisa dipinjamkan ke teman-teman sekolah", seloroh saya setelah menyerahkan komik. Qadira menganggukan kepala pertanda memahami apa yang saya katakan.  Motivasi itu saya berikan bukan karena saya ketagihan membaca komik gratisan, sungguh bukan seperti itu, melainkan dalam rangka memantik geliat memiliki koleksi buku mandiri. Motifnya sederhana, dengan memiliki koleksi buku mandiri...