Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2025

Koleksi Buku sebagai Pemantik

Dokpri buku solo ke-10 Saya kira transaksi literasi saya dengan Qadira akan usai seiring tuntasnya koleksi komik yang dibaca namun ternyata tidak. Di luar prediksi, transaksi literasi itu terus berlangsung hingga kini. Kini dalam konteks ini berarti berlangsung hingga detik-detik akhir pelaksanaan Sumatif Akhir Semester genap.  Keberlangsungan ini, jika boleh menerka, hemat saya tak lain karena provokasi dan motivasi yang saya berikan. Tepatnya saat mengembalikan buku terakhir yang saya pinjam. "Besok, koleksi komiknya ditambah ya. Nanti ustadz pinjam lagi. Bilang sama ibu, mau beli komik lagi supaya bisa dipinjamkan ke teman-teman sekolah", seloroh saya setelah menyerahkan komik. Qadira menganggukan kepala pertanda memahami apa yang saya katakan.  Motivasi itu saya berikan bukan karena saya ketagihan membaca komik gratisan, sungguh bukan seperti itu, melainkan dalam rangka memantik geliat memiliki koleksi buku mandiri. Motifnya sederhana, dengan memiliki koleksi buku mandiri...

Haflah Akhirussanah Yayasan Rumah Tahfidz Baitul Quran

Dokpri Dewan Guru SDIT Baitul Quran Momentum bahagia sekaligus haru yang dinantikan para siswa-siswi di sekolah adalah purnawiyata. Purnawiyata adalah puncak dari proses panjang kegiatan pembelajaran selama di sekolah. Satu tahapan lebih tinggi setelah dilaksanakan kelulusan.  Kelulusan sekolah berbagai jenjang sejak dulu hingga kini memiliki standar berubah-ubah. Mulai dari Ebtanas, Ujian Nasional hingga Sumtif Akhir Jenjang. Transformasi standar pedoman pelaksanaan pendidikan seiring pergantian kurikulum setiap lima tahun sekali. Singkatnya, ganti menteri pendidikan ganti kurikulum.  Ganti kurikulum berarti ganti skema, strategi dan konsep yang diusung termasuk di dalamnya mengubah beberapa istilah yang kerap digunakan di dunia pendidikan. Dari sekian banyak istilah, purnawiyata menjadi salah satu yang dipersoalkan. Persoalan yang belakangan begitu santer menjadi bahan perbincangan hangat karena ada proses yang dipandang memberatkan.  Hal itu terjadi karena selama ini p...

Petuah Bijak 4

Dokpri penyegar dahaga nyoklat klasik (bukan promosi)  Ikan lele ikan sepat Digoreng garing pakai tepung Jadi orang jangan khianat Kelak engkau akan beruntung Makan malam dengan pasta Pasta direbus air panas Jangan mau terus berdusta Kalau enggan berakhir naas Hari Minggu lomba memanah Memanah di hutan kota Jadi orang harus amanah Kelak engkau akan dipercaya Rukun Jaya toko emas Emas berkualitas tinggi berkarat Beruntunglah jadi orang cerdas Menjadi lentera untuk umat Buah melon buah mangga Dijus halus campur blewah Kita butuh ilmu agama Agar hidup lebih terarah Pepes ikan pakai tomat Tomat dipotong campur rempah Mari galakan istikamah salawat Agar langkahmu kian cerah Surat undangan dimasukkan map Map dipilih warna cokelat Mari adil dalam bersikap Sebelum penyesalan datang melumat Sebelum sarapan makan buah Buah apel buah ceri Mari salat dengan berjamaah Membuka rezeki merekatkan silaturahmi Sayur kangkung dibuat tumis Ditumis campur suwir pindang Tak rugi giat menulis Ide abadi n...

Petuah Bijak 3

Dokpri peserta tari UPASP Kedungwaru dalam FLS3N kabupaten Tulungagung Ikan cakalang ikan kerapu Dimasak kuah hari Selasa Jikalau engkau bukan penipu Bicara saja apa adanya Mancing ikan malam hari Cucut didapat wajah tersenyum Hiduplah dengan lapang hati Sumpah serapah jangan dikulum Daging kurban dapatnya sapi Daging wagiyu harganya mahal Ayo segera insyaf kembali Jangan biarkan dirimu nakal Darah mengalir warnanya merah Warna merah simbol keberanian Jadi orang haruslah ramah Biar punya seribu kawan Kurban kambing hari tasrik Disembelih di belakang masjid Jadilah orang jangan fasik Apalagi suka mengumbar julid Daging kambing dibuat sate Sate dibakar rasanya lezat Hidup jangan terlalu perlente Takutlah engkau kufur nikmat Daging rendang warnanya cokelat Rendang dimakan pakai nasi Mari kawan tunaikan zakat Agar engkau lekas berhaji Tulang kambing dibuat gulai Gulai dimasak pakai wajan Jagalah ibadah jangan lalai Mumpung masih diberi kesempatan Sarapan pagi salad buah Salad buah tanpa al...

Petuah Bijak 2

Dokpri warga belajar PKBM Pancasila Buah delima warnanya merah Buah anggur warnanya ungu Janganlah engkau suka marah-marah Hikmah Tuhan enggan bertamu Umbi talas dibuat kue Kue brownis rasanya manis Hidup jangan semau gue Takutlah berakhir penuh tragis Buah nanas buah duku Dibeli di pasar Bangoan Hidup mudah dengan ilmu Mari semangat mengenyam pendidikan Tari jaipong tari kipas Tampil di hari wisuda Kalau ngomong janganlah ngegas Takutlah memar di kepala Segala empedu rasanya pahit Air kelapa rasanya segar Keluar rumah harus pamit Agar doa terus berkibar Cincin ibu berbahan emas Dibeli di toko Berkah Jadi orang janganlah malas Agar rezeki terus melimpah Ayam goreng oseng timun Dimakan bersama siang hari Jangan suka banyak melamun Gunakanlah waktu penuh arti Motor Supra kesayangan bapak Mobil Pajero dicuci ibu Jadi orang jangan tamak Ingatlah tetangga kanan kirimu Kota apel disebut Malang Kerupuk ikan tenggiri Balikpapan Berbuat baik janganlah gamang Penuh yakin lekas lupakan Kopi ijo k...

Petuah Bijak

Dokori foto dari grup WA Berkunjung ke pasar Minggu Pulang-pulang beli tomat Mari giat menuntut ilmu Agar hidup lebih manfaat * Baca komik asyik rasanya Cepat selesai sekali duduk Jalanilah hidup penuh waspada Agar bahagia mudah didapuk ** Beli kurma ajwa seperempat Ditaruh meja untuk berbuka Rajin-rajinlah menuaikan salat Agar engkau masuk surga *** Buah naga buah kedondong Dibeli di pasar Koja Hidup jangan suka berbohong Takutlah engkau masuk neraka **** Sarapan pagi berlauk cumi Bumbu masaknya pakai kencur Mari kita banyak bersilaturahmi Agar diberi panjang umur ***** Rambut panjang bagus dicukur Biar rapi ganteng bertambah Mari kita banyak bersyukur  Agar rezeki kian melimpah  ****** Burung beo burung kakatua Berjalan kecil di teras Mari galakan tradisi membaca Kelak engkau berwawasan luas ******* Hari Minggu beli Matoa Rasanya manis saat dikunyah Giatlah berbakti kepada orangtua Agar hidupmu penuh berkah ******** Siang-siang minum es tebu Rasanya manis saat diteguk Taatla...

Transaksi Literasi Berlanjut

Dokpri foto dari grup WA RVL Transaksi literasi antara saya dan Qadira belum usai. Dalam konteks ini saya ingin menyebut peminjaman buku itu sebagai transaksi literasi. Mengapa demikian? Sebab prosesnya tidak sederhana. Setelah khatam membaca sempat ada diskusi kecil saat saya mengembalikan buku komik milik Qadira.  Bukan hanya bersama Qadira, namun dengan beberapa temannya dan seorang guru yang mendapuk diri sebagai wali kelas dua. Lagian tidak hanya itu, toh, saya juga membuat beberapa catatan review tentang buku yang dibaca.  Tidak percaya? Silakan baca postingan Anak Penjajak Komik di blog pribadi saya: www.dewaralhafiz.blogspot.com. Baca pula artikel Komik Next G Besutan Muffin yang telah saya unggah di blog keroyokan Kompasiana. Sedangkan lanjutannya, ya, ini yang sedang anda baca. Jadi tampaknya sudah tepat jika saya kekeh ingin menyebutnya dengan transaksi literasi.  Ada proses dan tahapan yang ditempuh. Mulai dari peminjaman buku, proses baca, review, pengembalia...

Komik Next G Besutan Muffin

  Dokpri: Salah satu komik Qadira Suatu hari di saat penat, saya sengaja mengunjungi kelas 2 untuk meminjam koleksi komik Qadira. Dengan senang hati ia menjereng koleksi komiknya di atas meja. "Ustadz mau pilih yang mana?" Seloroh Qadira. "Komik yang ceritanya seru, ada gak?" Saya menimpalinya. Qadira pun menyodorkan pilihan komik yang menurutnya memuat cerita seru dan memanjakan pembaca. Sebelum berpaling dari kelas ia mengingatkan saya, "Kalau sudah selesai jangan lupa segera dikembalikan ya, tadz". Saya menganggukkan kepala sebagai tanda menyetujuinya. Cukup sepuluh menit saja untuk saya menuntaskan komik setebal delapan puluhan lembar itu. Bak dahaga yang belum tuntas terpuaskan, saya pun kembali meminjam buku komik lain. Tuntas baca dikembalikan. Judul komik baru diganyang. Terhitung ada empat kali proses barter. Hari itu saya berhasil menamatkan lima buku komik dengan ragam ketebalan. Membaca komik itu ternyata asyik. Media pelipur lara yang tepat...

Anak Penjajak Komik

Dokpri: Qadira dengan koleksi komiknya Belakangan saya dibuat takjub melihat pemandangan tak biasa di kelas 2 SDIT Baitul Quran. Takjub bukan karena huru-hara sedang meluluhlantakkan kursi dan meja. Bukan, bukan karena mereka sedang melakukan kegaduhan, bullying dan kenakalan meronta-ronta yang tampak di depan mata melainkan fenomena yang menyegarkan hati.  Bukan hanya maknyes di hati saya kira namun fenomena yang membuat hati merasa bangga: terketuk, kagum dan penasaran sekaligus menampar pipi--bagi siapa pun yang melihat. Lha, memang apa? Baca komik. Cuma baca komik? Tentu tidak. Tidak sedangkal itu kejadiannya.  Almira dan Qadira adalah dua siswi yang membuat saya takjub itu. Mereka berbeda dari siswa-siswi lain. Jika umumnya anak menjadikan semua tempat untuk bermain, bermain di semua tempat sesuka hati, bahkan anak hanya mau membaca saat kegiatan belajar mengajar belangsung maka berbeda dengan dua siswi tersebut. Almira dan Qadira lebih suka memanfaatkan waktu luang berte...