Langsung ke konten utama

Tugas Catatan

Pertemuan Pertama Mata Kuliah Metodologi Penelitian Kualitatif
Pada hari Rabu (11/03/2015) saya mendapat bagian masuk kuliah pada jam ke 2, tepatnya pada pukul 08:40 WIT. Saya pun bergegas menuju kampus sebelum pukul delapan lebih. Akan tetapi berhubungan dengan adanya kegiatan PSKM (Pekan Seni Karya Mahasiswa) di kampus, maka saya pun menyempatkan diri sejenak untuk mampir terlebih dahulu ke stand HMJ (Himpunan Mahasiswa Jurusan)  saya sendiri, yakni Filsafat Agama. Eh, ternyata disana sudah ada teman-teman saya yang sedang mempersiapkan perlengkapan untuk jualan di stand tersebut. Hemm..., sebenarnya tidak semua teman saya sibuk sih, ada juga yang sedang online, mendengerkan musik dan ada juga yang sedang asyik ngobrol dengan teman yang lainnya.
            Ketika itu tiba-tiba saya melihat sekardus mie instan yang katanya khusus untuk dikonsumsi oleh penjaga stand. Dengan sekejap saya pun teringat bahwa saya belum sarapan, akhirnya saya memutuskan meminta izin untuk memasak mie instan tersebut. Eh ternyata teman saya pun bermaksud sama demikian, karena belum sarapan akhirnya teman saya pun memasak mie tersebut. Saya pun dengan sabar menanti mie tersebut matang. Tidak lama kemudian mie pun matang dan siap dinikmati, akan tetapi sebelum mie tersebut dinikmati tiba-tiba salah seorang teman saya mengabarkan bahwa jam masuk kuliah sudah tiba. Yah, akhirnya kami pun dengan tergesa-gesa menyantap mie tersebut, tanpa berpikir panjang.
Beberapa menit kemudian saya bersama teman saya bergegas menuju ruang perkuliahan tepatnya di U5. Eh, ternyata benar saja saya sudah terlambat beberapa menit karena teman-teman saya sudah pada sibuk menulis tentang materi yang sedang dipaparkan. Alasannya tentu saja dikarenakan peduli dengan urusan perut, he. Dengan sedikit rasa malu saya pun mengambil tempat duduk yang paling depan, dikarenakan masih kosong. Dengan seketika saya pun mulai memfokuskan pikiran saya pada materi yang sedang dipaparkan. Kebetulan hari Rabu ini merupakan awal masuk perkulian dari mata kuliah Metodologi Penelitian Kualitatif, dosen yang menjadi pengampu mata kuliah ini ialah Bapak Dr. Ngainun Na’im, M.H.I, dosen yang baik dan ramah tamah. Sesaat kemudian tanpa instruksi sedikitpun, beliau dengan penuh perhatian dan kepedulian mengulang kembali apa yang telah beliau paparkan. Yang tentunya dengan maksud supaya mahasiswa-mahasiwi yang terlamabat tadi mampu mengetahui apa yang sebenarnya telah beliau paparkan. Eh, ternyata beliau belum memaparkan materi perkuliahan yang serius, tetapi baru menyampaikan rencana acara perkuliahan (RAP). Yang mana dalam RAP tersebut terdapat beberapa poin penting yang harus beliau terangkan. Selain itu beliau juga menerangkan mengenai sistem pembelajaran yang baru, yang tentunya berbeda dengan sistem mata kuliah yang lain, serta tidak lupa pula beliau langsung memberikan tugas kepada seluruh mahasiswa untuk meresum buku karangan Suharsimi Ari Kunto yang berjudul “Prosedur Penelitian” bab 1 halaman 1-5, menyediakan buku khusus untuk catatan dalam setiap perkuliahan beliau, dan tugasnya yang terakhir ialah setiap individu diharuskan membuat blog.
Kemudian setelah itu beliaupun mulai membahas tentang bagaimana langakah atau metode pertama yang seharusnya dilakukan dalam penelitian kualitaif. Beliau mengatakan bahwa yang menjadi hal utama dalam penelitian ialah berangkat dari permasalahan penelitian bukanlah judul penelitian. Hem..., ya mungkin kebanyakan dari kita seakan-akan sudah terbiasa mengutamakan berpikir tentang judul apa yang baik untuk penelitian, bukan tentang permasalahan yang akan kita fokuskan untuk penelitian. Beliau juga memaparkan tentang dari mana timbulnya permasalahan, yang tentunya dimulai dari sebuah realitas yang menyimpang atau keluar dari idealitasnya yang disebut dengan Fenomena, sehingga timbulah permasalahan yang harus dipecahkan. Langkah selanjutnya ialah mengenai perspektif fenomena apakah yang seharusnya kita gunakan dalam melakukan proses penelitian. Karena perspektif itu sendiri akan menjadi pijakan utama dalam mengarahkan dan menguraikan permasalahkan tersebut. Supaya tidak kebingungan beliaupun menerangkan apa yang dimaksud dengan “perspektif”, perspektif sendiri berarti pemahaman dan kesimpulan yang berbeda. Langkah selanjutnya ialah mengenai bagaimana menggunakan metodologi. Metodologi sendiri berasal dari dua kata, yakni Method yang berarti cara dan logos yang berarti ilmu. Jadi metodologi mempunyai arti ilmu tentang metode atau cara meneliti. Sedangkan metode berarti cara atau peraktek dari teori yang terdapat dalam metodologi tersebut. Selain itu beliau juga sedikit menyinggung mengenai pengkategorian antara pengetahuan dengan ilmu pengetahuan. Pengetahuan berarti suatu pengetahuan yang hanya diyakini tanpa adanya pengujian secara ilmiah, sedangkan ilmu pengetahuan berarti suatu pengetahuan yang diyakini dan telah diuji secara ilmiah melalui metode ilmiah. Yah.., tidak terasa waktu mata kuliah ini pun telah habis dan di dalam penutupan beliau kembali mengingatkan mengenai tugas yang telah diembankan untuk dikerjakan.

Nah, demikianlah pembahasan materi yang saya pahami dalam mengikuti perkuliahan Metodologi Penelitian Kualitatif minggu ini.       

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ngabdi Ka Lemah Cai

Rumpaka 17 Pupuh Pupuh téh nyaéta wangun puisi lisan tradisional Sunda (atawa, mun di Jawa mah katelah ogé kungaran macapat). anu tangtuna ngagaduhan pola (jumlah engang jeung sora) dina tiap-tiap kalimahna. Nalika balarea tacan pati wanoh kana wangun puisi/sastra modérn, pupuh ilaharna sok dipaké dina ngawangun wawacan atawa dangding, anu luyu jeung watek masing-masing pupuh. Dimana sifat pupuhna osok dijadikeun salah sahiji panggon atanapi sarana pikeun ngawakilan kaayaan, kajadian anu keur dicaritakeun. Teras ku naon disebat rumpaka 17 pupuh?, alasanna di sebat rumpaka 17 pupuh nyaeta kusabab pupuh dibagi jadi sababaraha bagian anu luyu atanapi salaras sareng kaayaan (kajadian) dina kahirupan.   Yang dimaksud ialah Pupuh yaitu berupa puisi/sastra lisan tradisional sunda (atau kalau di Jawa dikenal dengan macapat) yang mempunyai aturan yang pasti (jumlah baris dan vokal/nada) kalimatnya. Ketika belum mengenal bentuk puisi/sastra modern, pupuh biasanya digunakan dalam a...

Anak Penjajak Komik

Dokpri: Qadira dengan koleksi komiknya Belakangan saya dibuat takjub melihat pemandangan tak biasa di kelas 2 SDIT Baitul Quran. Takjub bukan karena huru-hara sedang meluluhlantakkan kursi dan meja. Bukan, bukan karena mereka sedang melakukan kegaduhan, bullying dan kenakalan meronta-ronta yang tampak di depan mata melainkan fenomena yang menyegarkan hati.  Bukan hanya maknyes di hati saya kira namun fenomena yang membuat hati merasa bangga: terketuk, kagum dan penasaran sekaligus menampar pipi--bagi siapa pun yang melihat. Lha, memang apa? Baca komik. Cuma baca komik? Tentu tidak. Tidak sedangkal itu kejadiannya.  Almira dan Qadira adalah dua siswi yang membuat saya takjub itu. Mereka berbeda dari siswa-siswi lain. Jika umumnya anak menjadikan semua tempat untuk bermain, bermain di semua tempat sesuka hati, bahkan anak hanya mau membaca saat kegiatan belajar mengajar belangsung maka berbeda dengan dua siswi tersebut. Almira dan Qadira lebih suka memanfaatkan waktu luang berte...

Serba yang Kedua

(Dokpri: flyer ngaji literasi edisi 4) Hemat saya angka 2 menjadi angka istimewa dalam ngaji literasi edisi keempat yang akan datang ini. Tepatnya, 3 kali angka 2 yang istimewa. Kenapa harus angka 2? Bukankah masih banyak angka lain: 1, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, dan seterusnya? Nah, jadi bikin penasaran kan? Pertama, angka 2 yang menegaskan bahwa di momen ngaji literasi edisi ini adalah kali kedua saya menjadi moderator setelah sebelumnya saya beserta Bang Almahry Reprepans bertukar posisi. Tentu saja, dua kali menjadi moderator dalam rangka membedah buku solo kawan-kawan anggota SPK Tulungagung, bagi saya, adalah satu kehormatan dan kesempatan yang luar biasa. Saya dapat belajar bagaimana cara berbicara di depan kamera dan public speaking. Selain itu, pada ngaji literasi edisi keempat ini menandaskan dua kali sudah saya menjadi moderator dalam membedah buku solo perdana sahabat Ekka Zahra Puspita Dewi setelah sebelumnya dipertemukan dalam acara bedah yang diusung oleh komunitas Lentera. ...