Langsung ke konten utama

Postingan

Tiga Alasan Daras Buku Surat-surat Ti Jepang Perlu Dihelat

  Dokrpi flyer Daras Buku Surat-surat Ti Jepang Edisi Perdana Ngaji Literasi edisi Daras Buku Surat-surat Ti Jepang tidak lahir di ruang hampa melainkan berpijak pada alasan berlogika. Alasan yang menjadikan mengapa upaya review atas buku berbahasa daerah--dalam konteks ini berbahasa Sunda--menarik untuk diperbincangkan. Lantas, memang apa saja alasan yang diusung?  Menepati janji mengulas buku adalah alasan pertama. Dahulu, saya mendapatkan buku Surat-surat Ti Jepang saat kopdar SPK Tulungagung ke-dua di kediaman Prof. Naim di perumahan BMW Bago. Buku yang terdiri dari enam jilid itu lantas dibagi dua: antara saya dan Bang Woks. Masing-masing orang mendapatkan tiga jilid. Saya mendapatkan buku bagian jilid satu hingga jilid tiga. Sedangkan Bang Woks sisanya, tiga jilid terakhir. Persis di sela-sela pembagian buku, saya sempat usul untuk saling mencicipi seri buku jika sama-sama telah menyelesaikan buku bacaan yang ada. Tenggat khatam baca buku ditentukan. Dua tangan sali...
Postingan terbaru

Merawat Jejaring Ala Kang Ajip

Dokpri flyer Daras Buku Surat-surat Ti Jepang Karya Kang Ajip Rosidi Daras Buku Surat-surat Ti Jepang seri 1 memasuki edisi kedua. Sesi ini (insyaallah) akan mengulas 2 surat, yakni surat yang ditujukan kepada R. Sadeli Winantareja dan H. I. Martalogawa. Dua surat yang ditulis beriringan, 26-27 Juni 1980 di Kyoto.  R. Sadeli merupakan kawan Kang Ajip di Purwakarta. Ia merupakan seorang perwira. Status abdi negara menjadikan mereka jarang bersua namun silaturahmi di antara keduanya terus terjaga. Saat Kang Ajip berada di Bandung, di Jakarta ataupun di kampung halaman terkadang berkunjung ke rumahnya.  Sedangkan saat bermukim di negeri Sakura, surat-surat berbahasa Sunda dilayangkan sebagai tanda cinta. Komunikasi di antara keduanya langgeng. Jarak bukan penghalang untuk menyambung persahabatan. "Teu paremeun obor", istilah Sunda menyebut.  Hal yang sama juga Kang Ajip lakukan kepada H. I. Martalogawa. Seorang sahabat yang tinggal di Jakarta. Sahabat yang memang aktif dalam...

Koleksi Buku sebagai Pemantik

Dokpri buku solo ke-10 Saya kira transaksi literasi saya dengan Qadira akan usai seiring tuntasnya koleksi komik yang dibaca namun ternyata tidak. Di luar prediksi, transaksi literasi itu terus berlangsung hingga kini. Kini dalam konteks ini berarti berlangsung hingga detik-detik akhir pelaksanaan Sumatif Akhir Semester genap.  Keberlangsungan ini, jika boleh menerka, hemat saya tak lain karena provokasi dan motivasi yang saya berikan. Tepatnya saat mengembalikan buku terakhir yang saya pinjam. "Besok, koleksi komiknya ditambah ya. Nanti ustadz pinjam lagi. Bilang sama ibu, mau beli komik lagi supaya bisa dipinjamkan ke teman-teman sekolah", seloroh saya setelah menyerahkan komik. Qadira menganggukan kepala pertanda memahami apa yang saya katakan.  Motivasi itu saya berikan bukan karena saya ketagihan membaca komik gratisan, sungguh bukan seperti itu, melainkan dalam rangka memantik geliat memiliki koleksi buku mandiri. Motifnya sederhana, dengan memiliki koleksi buku mandiri...

Haflah Akhirussanah Yayasan Rumah Tahfidz Baitul Quran

Dokpri Dewan Guru SDIT Baitul Quran Momentum bahagia sekaligus haru yang dinantikan para siswa-siswi di sekolah adalah purnawiyata. Purnawiyata adalah puncak dari proses panjang kegiatan pembelajaran selama di sekolah. Satu tahapan lebih tinggi setelah dilaksanakan kelulusan.  Kelulusan sekolah berbagai jenjang sejak dulu hingga kini memiliki standar berubah-ubah. Mulai dari Ebtanas, Ujian Nasional hingga Sumtif Akhir Jenjang. Transformasi standar pedoman pelaksanaan pendidikan seiring pergantian kurikulum setiap lima tahun sekali. Singkatnya, ganti menteri pendidikan ganti kurikulum.  Ganti kurikulum berarti ganti skema, strategi dan konsep yang diusung termasuk di dalamnya mengubah beberapa istilah yang kerap digunakan di dunia pendidikan. Dari sekian banyak istilah, purnawiyata menjadi salah satu yang dipersoalkan. Persoalan yang belakangan begitu santer menjadi bahan perbincangan hangat karena ada proses yang dipandang memberatkan.  Hal itu terjadi karena selama ini p...

Petuah Bijak 4

Dokpri penyegar dahaga nyoklat klasik (bukan promosi)  Ikan lele ikan sepat Digoreng garing pakai tepung Jadi orang jangan khianat Kelak engkau akan beruntung Makan malam dengan pasta Pasta direbus air panas Jangan mau terus berdusta Kalau enggan berakhir naas Hari Minggu lomba memanah Memanah di hutan kota Jadi orang harus amanah Kelak engkau akan dipercaya Rukun Jaya toko emas Emas berkualitas tinggi berkarat Beruntunglah jadi orang cerdas Menjadi lentera untuk umat Buah melon buah mangga Dijus halus campur blewah Kita butuh ilmu agama Agar hidup lebih terarah Pepes ikan pakai tomat Tomat dipotong campur rempah Mari galakan istikamah salawat Agar langkahmu kian cerah Surat undangan dimasukkan map Map dipilih warna cokelat Mari adil dalam bersikap Sebelum penyesalan datang melumat Sebelum sarapan makan buah Buah apel buah ceri Mari salat dengan berjamaah Membuka rezeki merekatkan silaturahmi Sayur kangkung dibuat tumis Ditumis campur suwir pindang Tak rugi giat menulis Ide abadi n...

Petuah Bijak 3

Dokpri peserta tari UPASP Kedungwaru dalam FLS3N kabupaten Tulungagung Ikan cakalang ikan kerapu Dimasak kuah hari Selasa Jikalau engkau bukan penipu Bicara saja apa adanya Mancing ikan malam hari Cucut didapat wajah tersenyum Hiduplah dengan lapang hati Sumpah serapah jangan dikulum Daging kurban dapatnya sapi Daging wagiyu harganya mahal Ayo segera insyaf kembali Jangan biarkan dirimu nakal Darah mengalir warnanya merah Warna merah simbol keberanian Jadi orang haruslah ramah Biar punya seribu kawan Kurban kambing hari tasrik Disembelih di belakang masjid Jadilah orang jangan fasik Apalagi suka mengumbar julid Daging kambing dibuat sate Sate dibakar rasanya lezat Hidup jangan terlalu perlente Takutlah engkau kufur nikmat Daging rendang warnanya cokelat Rendang dimakan pakai nasi Mari kawan tunaikan zakat Agar engkau lekas berhaji Tulang kambing dibuat gulai Gulai dimasak pakai wajan Jagalah ibadah jangan lalai Mumpung masih diberi kesempatan Sarapan pagi salad buah Salad buah tanpa al...

Petuah Bijak 2

Dokpri warga belajar PKBM Pancasila Buah delima warnanya merah Buah anggur warnanya ungu Janganlah engkau suka marah-marah Hikmah Tuhan enggan bertamu Umbi talas dibuat kue Kue brownis rasanya manis Hidup jangan semau gue Takutlah berakhir penuh tragis Buah nanas buah duku Dibeli di pasar Bangoan Hidup mudah dengan ilmu Mari semangat mengenyam pendidikan Tari jaipong tari kipas Tampil di hari wisuda Kalau ngomong janganlah ngegas Takutlah memar di kepala Segala empedu rasanya pahit Air kelapa rasanya segar Keluar rumah harus pamit Agar doa terus berkibar Cincin ibu berbahan emas Dibeli di toko Berkah Jadi orang janganlah malas Agar rezeki terus melimpah Ayam goreng oseng timun Dimakan bersama siang hari Jangan suka banyak melamun Gunakanlah waktu penuh arti Motor Supra kesayangan bapak Mobil Pajero dicuci ibu Jadi orang jangan tamak Ingatlah tetangga kanan kirimu Kota apel disebut Malang Kerupuk ikan tenggiri Balikpapan Berbuat baik janganlah gamang Penuh yakin lekas lupakan Kopi ijo k...