Langsung ke konten utama

Modal Tholabul 'Ilmi

(Dokpri Foto Penyampaian Amanat Upacara Bendera)

Hari senin datang kembali, upacara bendera menjadi kegiatan pembuka pagi. Itu artinya rutinitas kita sebagai siswa normal kembali. Selaksa sikap santai di hari weekend yang masih menyisa di dalam diri harus sesegera mungkin ditanggalkan.

Seragam merah putih kita kenakan. Tas digendong, kaos kaki yang membalut kedua kaki menjadi alas pertemuan antara telapak kaki dengan sepatu milik kita. Kerapihan dan kebersihan sempurna sudah menjadi warna khas di hari Senin.

Senyum sumringah menjadi pelangi yang senantiasa mengiringi setiap jejak langkah menuju sekolah. Tempat di mana kita menengguk setiap tetes ilmu agama dan pengetahuan. Di tempat inilah setiap siswa mulai menggantungkan harapan demi harapan dan cita-citanya di masa depan.

Kiranya semua proses itu akan terasa nikmat dan mudah manakala dijalani dengan niat yang kuat, tekad yang bulat dan sikap tawakal yang lapang. Tiga poin pembuka itu yang disampaikan Ustadzah Diyah (guru Tahfidzul Qur'an) selaku pembina upacara bendera pagi Senin (07/08/2023) ini.

Sebagai siswa yang baik sudah selaiknya berusaha mengamalkan ilmu yang telah diajarkan oleh guru. Termasuk tatkala hendak berangkat ke sekolah dimulai dengan niat dan memancangkan doa. Kehadiran niat dan doa di awal kegiatan ini akan menentukan bobot keseriusan kita dalam menjalankan aktivitas tersebut.

Yang demikian sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Bukhori:

Artinya: "Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang diniatkan".

Jika niat telah terhujamkan di dalam hati maka akan mewujud sebagai tekad yang kuat dalam melangsungkan semua aktivitas yang kita kerjakan. Dalam prakteknya, niat tersebut akan menstimulasi cara berpikir. Cara berpikir akan berdampak pada tingkah laku. Tingkah laku akan menjadi karakter masing-masing kita.

Selain niat, kita juga harus memohon doa restu kedua orang tua. Doa restu orang tua sangat penting dalam menunjang terbukanya pintu-pintu pemahaman ilmu yang disampaikan di dalam kelas oleh dewan astidz. Keridaan dan keikhlasan orang tua dalam mendukung anaknya Thalabul 'ilmi sangat mempengaruhi sebarapa besar ilmu yang didapatkan.

Hal itu akan sangat afdhol manakala diimbangi juga dengan upaya kita berbuat baik kepada orang tua. Berbuat baik itu misalnya dengan cara membantu pekerjaan orang tua. Membantu membersihkan tempat tidur, kamar, membersihkan halaman dan teras rumah dan lain sebagainya.

Bentuk bakti tersebut juga harus disertai dengan akhlak yang baik tatkala berkumikasi dan berinteraksi dengan kedua orang tua, tetangga dan khalayak orang yang lebih sepuh daripada kita. Begitu juga tatkala bergaul dengan adik sepermainan, kita harus mengutamakan akhlak yang baik.

Demikian poin-poin penting yang disampaikan Ustadzah Diyah dalam amanat upacara bendera hari Senin kemarin. Tentu saja kita semua berharap, semua anak didik yang bersekolah di Baitul Qur'an kelak akan menjadi hufadz yang berkompetensi, mumpuni secara keilmuan dan berkarakter Qur'ani.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ngabdi Ka Lemah Cai

Rumpaka 17 Pupuh Pupuh téh nyaéta wangun puisi lisan tradisional Sunda (atawa, mun di Jawa mah katelah ogé kungaran macapat). anu tangtuna ngagaduhan pola (jumlah engang jeung sora) dina tiap-tiap kalimahna. Nalika balarea tacan pati wanoh kana wangun puisi/sastra modérn, pupuh ilaharna sok dipaké dina ngawangun wawacan atawa dangding, anu luyu jeung watek masing-masing pupuh. Dimana sifat pupuhna osok dijadikeun salah sahiji panggon atanapi sarana pikeun ngawakilan kaayaan, kajadian anu keur dicaritakeun. Teras ku naon disebat rumpaka 17 pupuh?, alasanna di sebat rumpaka 17 pupuh nyaeta kusabab pupuh dibagi jadi sababaraha bagian anu luyu atanapi salaras sareng kaayaan (kajadian) dina kahirupan.   Yang dimaksud ialah Pupuh yaitu berupa puisi/sastra lisan tradisional sunda (atau kalau di Jawa dikenal dengan macapat) yang mempunyai aturan yang pasti (jumlah baris dan vokal/nada) kalimatnya. Ketika belum mengenal bentuk puisi/sastra modern, pupuh biasanya digunakan dalam a...

Anak Penjajak Komik

Dokpri: Qadira dengan koleksi komiknya Belakangan saya dibuat takjub melihat pemandangan tak biasa di kelas 2 SDIT Baitul Quran. Takjub bukan karena huru-hara sedang meluluhlantakkan kursi dan meja. Bukan, bukan karena mereka sedang melakukan kegaduhan, bullying dan kenakalan meronta-ronta yang tampak di depan mata melainkan fenomena yang menyegarkan hati.  Bukan hanya maknyes di hati saya kira namun fenomena yang membuat hati merasa bangga: terketuk, kagum dan penasaran sekaligus menampar pipi--bagi siapa pun yang melihat. Lha, memang apa? Baca komik. Cuma baca komik? Tentu tidak. Tidak sedangkal itu kejadiannya.  Almira dan Qadira adalah dua siswi yang membuat saya takjub itu. Mereka berbeda dari siswa-siswi lain. Jika umumnya anak menjadikan semua tempat untuk bermain, bermain di semua tempat sesuka hati, bahkan anak hanya mau membaca saat kegiatan belajar mengajar belangsung maka berbeda dengan dua siswi tersebut. Almira dan Qadira lebih suka memanfaatkan waktu luang berte...

Serba yang Kedua

(Dokpri: flyer ngaji literasi edisi 4) Hemat saya angka 2 menjadi angka istimewa dalam ngaji literasi edisi keempat yang akan datang ini. Tepatnya, 3 kali angka 2 yang istimewa. Kenapa harus angka 2? Bukankah masih banyak angka lain: 1, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, dan seterusnya? Nah, jadi bikin penasaran kan? Pertama, angka 2 yang menegaskan bahwa di momen ngaji literasi edisi ini adalah kali kedua saya menjadi moderator setelah sebelumnya saya beserta Bang Almahry Reprepans bertukar posisi. Tentu saja, dua kali menjadi moderator dalam rangka membedah buku solo kawan-kawan anggota SPK Tulungagung, bagi saya, adalah satu kehormatan dan kesempatan yang luar biasa. Saya dapat belajar bagaimana cara berbicara di depan kamera dan public speaking. Selain itu, pada ngaji literasi edisi keempat ini menandaskan dua kali sudah saya menjadi moderator dalam membedah buku solo perdana sahabat Ekka Zahra Puspita Dewi setelah sebelumnya dipertemukan dalam acara bedah yang diusung oleh komunitas Lentera. ...