Halal Bihalal dan Parenting menjadi agenda rutin tahunan di keluarga besar Yayasan Rumah Tahfidz Baitul Qur'an. Sejak melabuhkan diri di SDIT Baitul Qur'an, tercatat, saya sudah empat kali merasakan riuh: lungguh, gupuh dan suguh serta khidmat dalam kegiatan tersebut. Berarti, empat tahun sudah saya mengabdikan diri di lembaga ini.
Mulanya, agenda Halal Bihalal ini tidak digabung dengan program parenting. Keduanya berjalan masing-masing, dihelat di waktu yang berbeda sesuai dengan program kerja. Akan tetapi meninjau efektivitas dan efisiensi kesempatan maka disepakatilah integrasi kegiatan. Efektivitas dan efisiensi ini merujuk pada banyak hal. Mulai dari alokasi dana, hemat energi, fasilitas, kesediaan narasumber sampai dengan momentum.
Dahulu, manakala parenting berjalan di rel sendiri nasibnya sempat laa yamutu wala yahya. Partisipasi dan antusias orangtua siswa fluktuasi. Bahkan kehadiran mereka dapat dihitung jari. Indikasi itu ditinjau dari keaktifan orangtua menghadiri dan mengikuti kajian keluarga yang bersifat bulanan.
Alibi-alibi kasatmata kian tampak manakala diurai lebih lanjut. Ragam profesi orangtua, rentang jarak tempuh dari tempat tinggal, perbedaan paham-pandangan hingga menentukan momentum yang tepat menjadi muara masalah. Masalah klasik yang kian kusut manakala dibiarkan.
Mendapati fakta yang tidak menyenangkan tersebut pemangku kebijakan bergerak cepat untuk bermusyawarah. Hasilnya, disepakatilah integrasi kegiatan. Penyatuan dua kegiatan dalam momentum yang tepat. Integrasi tanpa mendistorsi dua kegiatan yang dihelat.
Kebijkan ini tentu saja disambut baik oleh dewan guru. Sebab, selama ini suksesi kegiatan bergantung penuh pada kerja sama tim. Tanpa kerja sama tim yang baik dan benar tampaknya suatu kegiatan tidak akan pernah terlahir. Pikiran, tenaga, waktu dan harapan adalah kunci yang terus-menerus perlu disumat.
Begitu halnya dengan perhelatan Halal Bihalal dan Parenting tahun ini. Nasibnya sempat akan berujung tragis, karena digadang-gadang tidak akan diadakan. Nihilnya budget menjadi alasan. Akan tetapi setelah digodok matang-matang, akhirnya kegaiatan dihelat seusai program kerja.
Susun panitia pelaksana dibentuk, konsep acara dirancang, alokasi dana diperhitungkan, teknis rincian acara didedah dalam rapat. Semakin banyak kepala memproyeksikan acara semakin minim kekurangan dan kesalahan dibuat. Segala kebutuhan berusaha dibredeli satu persatu.
Kegiatan sudah tergambar jelas di benak. Masalah lain muncul. Siapa gerangan yang representatif menjadi narasumber. Perkara narasumber, sebenarnya sudah menjadi rahasia umum selalu didatangkan dari jejaring atau kolega yayasan. Tapi dalam kesempatan ini yayasan bersikap lapang, membuka kran selebar-lebarnya. Yayasan meminta saran dan pandangan saya selaku kepala sekolah SDIT Baitul Qur'an.
Saya berusaha menggali-gali ingatan, kiranya siapa sahabat dan kolega yang berpengalaman dan fokus mengkaji bidang parenting. Terbersitlah nama Dr. Naharin Suroyya, M. Pd. CH., CHt. Biasanya, saya menyapanya dengan sebutan mbak Naharin. Kebetulan mbak Naharin adalah senior berbeda jurusan di faktultas Ushuluddin, adab dan dakwah tatkala kuliah di UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung.
Entah mengapa nama mbak Naharin terlintas gamblang dalam benak. Mungkin karena belakangan terkahir saya sempat duet mengisi acara dengannya. Padahal di UPTD PPA di kabupaten Tulungagung sendiri saya memiliki beberapa kenalan.
Lantas dengan cepat saya meminta kontak mbak Naharin ke saudara yang khidmat di kampus. Bukan karena saya tahu mbak Naharin juga bekerja sebagai dosen di sana namun keluarga kecil--suami, istri dan anak; bahkan terkadang dolan bareng--itu sangat dekat dengan saudara saya.
Nomor kontak berhasil didapat. Saya berusaha menghubungi mbak Naharin via WhatsApp. Kendati disambut baik, sempat ada drama lobi waktu pelaksanaan kegiatan yang berlangsung sedikit alot. Mulanya, kegiatan akan dihelat pada Sabtu, 26 April 2025 namun di hari yang sama ternyata mbak Naharin sudah memiliki agenda lain. Pada akhirnya kami mencapai kesepakatan baru, disepakatilah Sabtu, 19 April 2025 adalah waktu yang tepat.
Tak hanya itu, drama perbedaan persepsi juga sempat mewarnai manakala menyinggung soal topik parenting. Titik terangnya, kami sepakat mengusung topik Orangtua Andal di Era Digital. Topik yang cukup klik bait bukan?
Usai acara, membincangkan topik tersebut ternyata testimoni membuktikan, para orangtua yang hadir cukup puas, mengena dan ketagihan.
Kesimpulannya, mungkin anda tahu. Ada indikasi kegiatan parenting selanjutnya kembali mengundang konselor UPTD PPA kabupaten Tulungagung dan dosen UIN SATU itu. []
Komentar
Posting Komentar