Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2024

Mengubah Realitas Menjadi Fiksi Mini

Dokpri: Foto Slide Presentasi Gol A Gong  Perjalanan melalang buana ke berbagai negara benar-benar dimanfaatkan betul oleh Gol A Gong. Lahirnya novel petualangan, catatan perjalanan dan puisi yang bertajuk petualangan adalah bukti konkret pengalaman travelling itu menjadi ilham untuk berkarya tulis. Satu langkah besar yang kemudian mengubah nasib hidupnya sebagai penulis. Tidak hanya penulis namun dipercaya sebagai Duta Baca Indonesia.  Tidak cukup sampai di sana, faktanya di lain pihak beliau juga berusaha menuangkan ingar-bingar ide itu dalam formulasi yang menarik. Menarik dari segi bentuk dan isi yang dilecutkan secara nyentrik. Beliau meracik karya di luar keumuman yang berlaku. Jadi pesaran bukan? Dalam bentuk seperti apakah Gol A Gong menuangkan ide kreatifnya itu?  Fiksi mini, ya betul, itu jawabannya. Beliau berusaha memungut ide yang ditemukan dalam realitas sebagai modal untuk menulis fiksi mini. Maka tak pelak jika kemudian dalam workshop kopdar ke-2 RVL slide materi beliau

Lebih Dekat Mengenal Gol A Gong

Dokpri: Gol A Gong dengan berbagai karyanya  Belakangan kita mengenal sosok Gol A Gong sebagai Duta Baca Indonesia. Sejak 30 April 2021 beliau dipercaya Perpustakaan Nasional Republik Indonesia mengemban amanah Duta Baca Indonesia periode 2021-2025 menggantikan peran mbak Nana (sapaan akrab Najwa Shihab: wartawati, jurnalis, presenter dan pemilik PT Narasi Citra Sahwahita). Amanah tepat bagi sosok literat inspiratif dan aktivis kompor gas (gigih) dalam menebar virus-virus literasi ke pelosok negeri.  Sebelum namanya booming sebagai Duta Baca, Gol A Gong memiliki latar belakang sebagai penggiat literasi maniak, novelis, penyair dan traveler sejati. Dua tahun mengelilingi Indonesia (1985-1987), lima puluh hari (1990) menyusuri Singapore-Bangkok dengan bersepeda dan napak tilas ke dua puluh negara: Singapura, Malaysia, Thailand, Myanmar, Laos, Vietnam, Kamboja, Jepang, Taiwan, Bangladesh, Bhutan, Nepal, Pakistan, UAE, Qatar, Saudi Arabia, Mesir, Hongkong, Jerman dan Timor Leste menjadikan

Delapan Manfaat Membaca Buku Ala Gol A Gong

Dokpri: Foto Slide Presentasi Gol A Gong Dari tiga tradisi yang mengakar rumput tersebut, beliau menyoroti membaca sebagai kegiatan yang positif. Baik positif untuk fisik atau pun mental. Hemat beliau, setidaknya ada delapan manfaat yang dapat dituai dari kegiatan membaca. Manfaat itu baru akan dirasakan manakala kita mampu meluangkan waktu 30 menit per hari atau sekitar 3,5 jam per minggu untuk membaca buku. Apa sajakah itu? Mari kita simak saksama di bawah ini.  Pertama, membaca menjadikan otak lebih produktif. Membaca pada dasarnya adalah asupan gizi untuk otak. Melalui membaca banyak pengetahuan dan informasi yang diterima oleh otak. Otak akan menerima sekaligus mengolah informasi tersebut menjadi pemahaman yang tersimpan di memori. Kian disiplin membaca maka kian produktif otak melakukan kinerja.  Bukan sekadar kinerja transfer informasi dan pengetahuan dari buku menjadi bentuk pemahaman, namun lebih dari itu. Dalam kurun waktu yang panjang dan terdisiplinkan, proses itu akan meni