Langsung ke konten utama

MPLS Tuntas Selamat Datang Rutinitas


  (Dokpri Twibone MPLS peserta didik baru tahun akademik 2023-2024)

Perhelatan masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) tahun akademik 2023-2024 di SDIT Baitul Qur'an Tulungagung akhirnya Sabtu (29/07/2023) secara resmi berakhir. Berakhirnya MPLS ini menandakan seluruh peserta didik baru telah siap mengikuti KBM sesuai jadwal yang telah ditetapkan sekolah.

Bukan hanya mengikuti KBM sesuai jadwal yang telah ditetapkan namun juga siap melaksanakan salat dhuhur, makan siang di sekolah sampai dengan pulang pukul 13.40 WIB. Kepulangan yang sedikit lebih lama jika dibandingkan dengan masa-masa perhelatan MPLS.

Perhelatan MPLS berlangsung selama 2 pekan. Selama 2 pekan itu pula siswa diajak mencecap seluruh lingkungan sekitar sekolah. Mulai dari mengenal guru-guru baru: baik guru umum (mapel dan wali kelas) ataupun dewan asatidz Tahfidzul Qur'an. Semua sumber daya manusia yang ada di lembaga diperkenalkan satu persatu tanpa terkecuali.

Hari pertama MPLS mereka mulai dibimbing untuk memulai rutinitas dengan apel pagi, mendirikan salat dhuha dan Tahfidzul Qur'an. Disambung dengan perkenalan antarteman dan game siapa aku. Melalui game siapa aku peserta didik baru diajak untuk menghafal, mengidentifikasi dan lebih dekat mengenal antar sesama teman. Bukan sekadar hafal nama, namun tahu wajah, alamat rumah dan karakteristik personalnya.

Hari kedua dimulai dengan pembiasaan pagi, salat dhuha dan Tahfidzul Qur'an. Dilanjut senam pagi, perkenalan setiap relung sekolah, menonton video dan dipungkas dengan makan bersama. Makan bersama di akhir sesi pertmuan hari kedua ini sejatinya spontanitas akan mengencangkan ikatan kekeluargaan dan persaudaraan yang terbangun di antara peserta didik baru. Tidak hanya di antara sesama peserta didik baru, namun juga interaksi sosial dengan kakak kelas.

Sikap membangun ikatan kekeluargaan dan persaudaraan di lingkungan sekolah ini sebagaimana ditegaskan dalam surah Al-Hujurat ayat 3. 

يايهاالناس اناخلقنكم من ذكروانثى وجعلنكم شعوباوقبا ءىل لتعارفوا ان اكرمكم عندالله اتقكم ان الله عليم خبير.

Artinya: "Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti". 

Momentum kebersamaan inilah yang menjadi jembatan ampuh membenamkan ukhuwah islamiah di dalam sanubari masing-masing peserta didik baru. Sehingga masing-masing di antara mereka tidak segan-segan memunculkan sikap kekeluargaan: kasih sayang, cinta, peduli, rasa nyaman dan rasa aman. Utamanya dalam upaya menegakkan keadilan, amar makruf nahi mungkar, saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran. 

Hal yang demikian sebagaimana firman Allah SWT dalam surah Al-'Asr: 

و العصر. ان الا نشأت لفي خسر. لا الذين امنو وعملواالصلحت وتواصوابالحق وتواصوابالصبر.

Artinya: Demi masa. Sungguh, manusia berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasehati untuk kebenaran dan saling menasehati untuk kesabaran.

Tampaknya tidak heran yang demikian terjadi. Sebab seperti halnya yang sudah menjadi budaya dan rahasia umum bahwa banyak hal yang terbangun dengan baik di atas meja makan. Terlebih dalam hal membangun silaturahmi di antara sesama penghuni kelas yang sama, kelas 1. 

Tak jauh berbeda dengan hari sebelumnya, hari ketiga MPLS dimulai dengan pembiasaan. Disusul senam pagi, ice breaking, mewarnai gambar burung garuda dan game puzzle gambar burung garuda. Pada hari ketiga ini peserta didik fokus diberikan pemahaman dan kesadaran tentang dasar-dasar dan simbol negara Indonesia. Hal ini dilakukan untuk menciptakan kesadaran atas kewajiban dan hak masing-masing peserta didik baru sebagai bagian dari warga negara Indonesia.

Adapun untuk hari MPLS selanjutnya hingga tuntas wali kelas (walas) kelas 1 yakni Ustadzah Khoirun Hidayatun Anisah, S. Pd. (sapaan akrab, Ustadzah Nisa) bertugas membangun suasan kelas yang mengasyikkan, syahdu dan berkesan. Upaya ini penting untuk dilakukan dalam rangka memberi kesan positif, asyik dan rasa nyaman belajar di sekolah kepada para peserta didik baru. Alhasil mereka betah berlama-lama dan ketagihan belajar di sekolah. 

Harapannya, kesan yang positif dan membangun budaya kekeluargaan: rasa nyaman, peduli, cinta, kasih sayang dan rasa aman di dalam kelas ini pada akhirnya akan berdampak pada proses pembelajaran yang efektif, perkembangan karakter yang berbasis qur'ani dan capaian pembelajaran yang maksimal oleh peserta didik baru di kemudian hari. 

Tulungagung, 31 Juli 2023

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ngabdi Ka Lemah Cai

Rumpaka 17 Pupuh Pupuh téh nyaéta wangun puisi lisan tradisional Sunda (atawa, mun di Jawa mah katelah ogé kungaran macapat). anu tangtuna ngagaduhan pola (jumlah engang jeung sora) dina tiap-tiap kalimahna. Nalika balarea tacan pati wanoh kana wangun puisi/sastra modérn, pupuh ilaharna sok dipaké dina ngawangun wawacan atawa dangding, anu luyu jeung watek masing-masing pupuh. Dimana sifat pupuhna osok dijadikeun salah sahiji panggon atanapi sarana pikeun ngawakilan kaayaan, kajadian anu keur dicaritakeun. Teras ku naon disebat rumpaka 17 pupuh?, alasanna di sebat rumpaka 17 pupuh nyaeta kusabab pupuh dibagi jadi sababaraha bagian anu luyu atanapi salaras sareng kaayaan (kajadian) dina kahirupan.   Yang dimaksud ialah Pupuh yaitu berupa puisi/sastra lisan tradisional sunda (atau kalau di Jawa dikenal dengan macapat) yang mempunyai aturan yang pasti (jumlah baris dan vokal/nada) kalimatnya. Ketika belum mengenal bentuk puisi/sastra modern, pupuh biasanya digunakan dalam a...

Anak Penjajak Komik

Dokpri: Qadira dengan koleksi komiknya Belakangan saya dibuat takjub melihat pemandangan tak biasa di kelas 2 SDIT Baitul Quran. Takjub bukan karena huru-hara sedang meluluhlantakkan kursi dan meja. Bukan, bukan karena mereka sedang melakukan kegaduhan, bullying dan kenakalan meronta-ronta yang tampak di depan mata melainkan fenomena yang menyegarkan hati.  Bukan hanya maknyes di hati saya kira namun fenomena yang membuat hati merasa bangga: terketuk, kagum dan penasaran sekaligus menampar pipi--bagi siapa pun yang melihat. Lha, memang apa? Baca komik. Cuma baca komik? Tentu tidak. Tidak sedangkal itu kejadiannya.  Almira dan Qadira adalah dua siswi yang membuat saya takjub itu. Mereka berbeda dari siswa-siswi lain. Jika umumnya anak menjadikan semua tempat untuk bermain, bermain di semua tempat sesuka hati, bahkan anak hanya mau membaca saat kegiatan belajar mengajar belangsung maka berbeda dengan dua siswi tersebut. Almira dan Qadira lebih suka memanfaatkan waktu luang berte...

Serba yang Kedua

(Dokpri: flyer ngaji literasi edisi 4) Hemat saya angka 2 menjadi angka istimewa dalam ngaji literasi edisi keempat yang akan datang ini. Tepatnya, 3 kali angka 2 yang istimewa. Kenapa harus angka 2? Bukankah masih banyak angka lain: 1, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, dan seterusnya? Nah, jadi bikin penasaran kan? Pertama, angka 2 yang menegaskan bahwa di momen ngaji literasi edisi ini adalah kali kedua saya menjadi moderator setelah sebelumnya saya beserta Bang Almahry Reprepans bertukar posisi. Tentu saja, dua kali menjadi moderator dalam rangka membedah buku solo kawan-kawan anggota SPK Tulungagung, bagi saya, adalah satu kehormatan dan kesempatan yang luar biasa. Saya dapat belajar bagaimana cara berbicara di depan kamera dan public speaking. Selain itu, pada ngaji literasi edisi keempat ini menandaskan dua kali sudah saya menjadi moderator dalam membedah buku solo perdana sahabat Ekka Zahra Puspita Dewi setelah sebelumnya dipertemukan dalam acara bedah yang diusung oleh komunitas Lentera. ...